Suatu siang kau lahir.
Kudengar detak kecil jantungmu berdesir.
Nak, kau telah hadir.
Walau belum diharapkan hadir.Nak, kau cahayaku.
Aku menyayangimu lebih dari nyawaku.
Kedatanganmu bagai keajaiban bagiku.
Yang mengejutkan tapi membahagiakan.Nak, anakku Bian Rahman.
Yang besar nanti jadi idaman.
Yang kelak hadirnya dimanapun jadi kebanggaan.
Yang hidupnya jadi orang kenamaan.Bianku sayang.
Nanti besarnya jadi penerang.
Kebaikannya selalu dikenang.
Kecerdasannya juga tak pernah berkurang.Anakku, doaku, harapanku.
Kusematkan doaku untukmu setiap waktu.
Meskipun kau tak bersamaku.
Nafasku menderu setiap waktu memikirkanmu.Anakku, jagoan kecilku.
Ibumu ini sering merindumu.
Tangismu yang memecah kesepianku.
Senyum dikala tidur dengan lesung pipi sendu.Fabian, anak pintar.
Cepatlah kau besar.
Ajarkan pada dunia untuk bahagia.
Dengan senyummu yang luar biasa.Selamat datang anakku.
Kasih sayang ibu selalu menjagamu.☘

KAMU SEDANG MEMBACA
MONOLOGICA
PoesíaKumpulan puisi yang bukan puisi. Sebaiknya tidak dibaca karena di dalamnya hanya berisi ketidakjelasan penulis. Kalau mau tetap baca silahkan saja. Tapi jangan salahkan saya kalau kecewa. Apa? Masih nekat juga? Baiklah, selamat datang di dunia absur...