Sebut saja dia semak.
Tanaman liar berbentuk abstrak.
Meski begitu cantiknya telak.
Tetap tegar walau terinjak.Semak-semak begitu mereka bilang.
Yang hidupnya berdamping ilalang.
Seringkali dicabut dan dibuang.
Tak ada siapapun yang sayang.Semak-semak berbunga kuncup.
Tak gentar pada cacian ia hidup.
Seolah harapan tak pernah redup.
Hingga mekar sang mulut terkatup.Mungkin sekarang semak terhina.
Diterjang angin terinjak kelana.
Tapi semak tetap berbunga.
Hingga waktu memberinya guna.☘
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOLOGICA
PoesíaKumpulan puisi yang bukan puisi. Sebaiknya tidak dibaca karena di dalamnya hanya berisi ketidakjelasan penulis. Kalau mau tetap baca silahkan saja. Tapi jangan salahkan saya kalau kecewa. Apa? Masih nekat juga? Baiklah, selamat datang di dunia absur...