11

56.5K 5.5K 925
                                    

Karena walaupun Bulan dan Matahari saling menginginkan satu sama lain, mereka tetap tidak bisa bersama. Kau tahu kenapa? Karena ini bukanlah kisah mereka. Ini bukanlah kisah kita.

-Bryan Crawford-

Setelah mengirim email yang bisa membuat Avelyn tidur dengan tenang, Bryan menutup ponselnya lalu meletakkannya di atas meja. Ia mengangkat gelas Kristal yang di pegangnya, gelas itu memantulkan bayangan wanita di belakangnya dan pantulan itu membuat Bryan tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Semenit kemudian ia melihat sosok pria mendekati wanita itu, menggoda dan menyentuh seenaknya. Bryan tetap diam di tempatnya, tepatnya ia memaksakan dirinya untuk tetap berada di tempatnya alih-alih membunuh pria itu.

"Leave me alone!"

Suara itu terdengar begitu jelas di telinga Bryan dan tanpa di sadarinya, Bryan mencengkram gelas Kristal dengan begitu erat namun ia tidak menoleh atau melakukan apapun. Bryan mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia bisa melakukannya, Ia bisa mengabaikan wanita itu seperti ia mengabaikan wanita lainnya.

Namun ketika pantulan di gelasnya berubah menjadi adegan yang lebih eksotis di mana pria tersebut menjilat tengkuk wanita itu dengan penuh nafsu, Bryan tahu kendali dirinya sudah menipis. Ia langsung membalikkan tubuhnya sambil melempar gelas yang dipegangnya hingga mengenai pria tersebut.

"Shit! What are you—"

Suara pria itu terhenti ketika melihat Bryan berada tepat di belakangnya. Tatapan dingin Bryan seolah mampu membuat seluruh tulang rusuk pria itu selembek jelly karena pria itu bahkan tidak bisa mengucapkan satu patah katapun.

Bryan berjalan pelan dan berhenti tepat di belakang wanita itu, sementara tatapan dinginnya berubah menjadi semakin biru daripada biasanya. "Touch her again, and you will taste your own blood."

"Br—Bryan Crawford..." bisik pria itu sambil memegang kepalanya yang terkena gelas. "I—"

"Bisa anda pergi sekarang? Karena aku sangat tidak menyukai milikku di sentuh dengan cara yang menjijikan seperti itu."

Tanpa sempat membalas ucapan Bryan, pria itu langsung bergegas pergi seolah-olah hanya cara itulah yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan dirinya. Lalu Bryan menatap Thalia yang masih terisak pedih namun memilih untuk menelungkupkan kepalanya di atas meja bar dan mengabaikan keadaan di sekelilingnya.

Perlahan Bryan duduk di samping wanita itu.

Dan perlahan, Ia membiarkan tangannya menyapu rambut wanita itu yang menutupi wajahnya lalu menyelipkannya ke balik telinga. Ia bisa melihat bekas air mata di wajah wanita itu dan ketika wanita itu berkata lirih, Bryan tahu ia sudah melakukan hal yang benar.

"Aku membencimu, Bry..."

"Kau memang seharusnya melakukan hal itu, Sugar."

Ia mengatakannya dengan suara pelan dan dengan gerakan lembut Bryan membopong wanita itu kedalam gendongannya. Ia membiarkan kepala Thalia bersandar di dadanya, sementara Bryan menatap kearah bartender di hadapannya. "Thanks for calling me, Andreas."

"Kau seharusnya membawanya pulang sebelum wanita itu mabuk. Bukannya malah memperhatikan wanita itu dari belakang tempat duduknya," sindir Andreas.

"Dia tidak perlu tahu kalau aku berada tepat di belakangnya sejak tadi, Andreas." Tatapan Bryan terarah pada Thalia yang sudah tidak sadarkan diri dan tatapannya mulai melembut. "Dia tidak perlu tahu bahwa aku melihatnya..."

Andreas menggeleng kepala seakan tidak mengerti dengan ucapan bodoh Bryan. Ia mengelap gelas wine di tangannya sambil berkata, "Mencintai wanita biasanya membuat pria bodoh, tapi dalam kasusmu Crawford, tidak ada lagi definisi bodoh untuk kusematkan padamu."

The Man Who Can't Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang