16

56.3K 5.3K 632
                                    

Aku memilihmu, tapi aku mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memilihmu, tapi aku mencintainya.

Bagi Bryan mencintai wanita itu semudah ia bernafas dan pura-pura membenci wanita itu adalah satu hal terberat yang harus di lakukannya. Ia masih belajar, dan tidak akan pernah terbiasa melakukannya.

Bryan menggenggam stir dengan erat dengan perasaan sesak yang sedaritadi di rasakannya. Walaupun tahu berbahaya, Bryan tidak sekalipun menurunkan kecepatan laju kendaraannya.

Mungkin bagi segelintir orang, cinta harus di ucapkan dan di buktikan. Namun bagi Bryan, ia tidak perlu membuktikan apapun. Ia tidak perlu mengatakan ratusan kata cinta atau kata romantis lainnya. Bagi Bryan, melihat Thalia masih meminum teh serta croissant kesukaannya setiap pagi di rumah sakit adalah satu-satunya bukti bahwa Bryan telah melakukan hal yang benar.

Ia tidak bisa memberikan apa yang diinginkan wanita itu.

Walaupun ingin, tapi Bryan tidak bisa memberikannya. Karena yang dibutuhkan wanita itu bukanlah ucapan romantis melainkan keselamatan.

"Kau sudah kalah, Bry. Mungkin kau terbiasa menjadi penyelamat di perusahaanmu dan membangun ratusan system sesuka hatimu. Tapi kau tidak bisa menjadikan wanita yang kau cintai sebagai taruhannya. Let her go, Bry."

"Why?" Bryan tertawa miring saat melihat ibunya berjalan di lorong rumah dengan membawa tas jinjing besar."Kenapa aku harus melakukan apa yang kalian perintahkan? Kenapa aku harus mengikuti jejak kalian?"

"Just because you love her so much, and you must let her go. Cinta bukan berarti membiarkan keegoisanmu untuk memilikinya harus terwujud. Karena melepaskan juga bagian dari cinta, Bry." Adeline Crawford berhenti berjalan dan menoleh kearah puteranya. "Ayahmu memiliki pertimbangannya sendiri mengapa ia melakukannya. And what you can do is—"

"Let her go?"

Adeline tidak menjawab.

"Sangat mudah bagimu untuk menyuruhku melakukannya, karena bahkan kau tidak berusaha untuk bertahan saat ayah mendorongmu menjauh." Bryan menahan amarahnya, sebagai gantinya ia mengepalkan tangannya di sisi tubuh. "Dulu saat aku kehilangan Pauline, aku pikir segalanya telah berakhir. Tapi dia... mampu mengembalikan pecahan hatiku menjadi utuh kembali."

Dengan tatapan terluka, Bryan menatap ibunya. "Aku akan melakukannya. Membuatnya menjauhiku, membuatnya membenciku dan membuatnya terluka karenaku. Kau tahu kenapa?"

"Please, Bryan..." ucap Adeline pedih.

"Karena dia adalah alasanku untuk kembali hidup setelah semua hal yang terjadi. Dan kalau hal ini bisa membuatku tetap melihatnya bernafas... dan tersenyum. Maka aku akan melakukannya, Ma." Bryan menelan saliva-nya yang terasa berat. "Karena dia adalah udara... karena dia adalah...bagian hidupku."

Merasa tidak berguna, Bryan memukul stir dan berteriak dengan nada frustrasi. "Damn it! Damn it!" Lalu ia merasa penglihatannya mulai kabur karena air mata. Sebelum itu terjadi, Bryan menginjak pedal gas lebih dalam lagi dan membawa kendaraannya memasuki Crawford Building.

The Man Who Can't Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang