"Mejamu itu disana, granger. Di tempat gryffindor." Desis Draco seraya menunjuk meja kumpulan para singa berada.Hermione menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia malah makin erat memegangi lengan Draco.
"Mione maunya sama Draco terus."
"Oh, God! Dosa apa aku sampai kena karma begini!" Gerutunya frustasi.
Karna sudah teramat lelah, akhirnya Draco mengalah. Ia membawa Hermione ke meja anak slytherin.
"Drake, kenapa kau membawanya kesini?" Pansy berapi-api. Karna teramat malas meladeni, akhirnya Draco hanya duduk. Dengan Hermione disampingnya tentunya.
"Heh, mudblood! Kenapa kau kesini? Kau merusak mood ku tahu!" Pekik Pansy.
Mendengar pekikan itu, membuat Hermione membenamkan kepalanya pada lekukan leher Draco.
"Astaga!" Pansy menutup mulutnya rapat-rapat. Matanya sudah melotot sempurna.
"Draco, mione takut. Mereka marah-marah sama mione." Rengek gadis keriting yang amnesia itu.
Draco rasanya ingin menangis. Sumpah demi apapun di dunia ini, Ia akan sangat berterima kasih jika ada orang yang meng-avada dirinya sekarang juga!
"Sepertinya kau punya bayi besar yang harus kau jaga, Drakie." Goda Blaise.
"Oh, diamlah Zabini. Jangan sampai aku lampiaskan emosiku padamu."
Blaise hanya cengar-cengir.
"Draco, mione lapar."
"Kau kan punya tangan! Ambil sendiri!" Teriak Pansy.
Hermione hanya diam. Ia menatap Pansy dengan takut-takut. Air mata sudah berlinangan di pelupuk matanya.
"Dasar cengeng! Mudblood cengeng! Huuuu cengeng!" Para siswi slytherin mulai mengejek Hermione.
Gadis itu sudah gemetar. Sedangkan Draco hanya diam. Masa bodoh lah, batinnya.
"D-draco.. mione mau keluar dari sini. M-mione takut."
Draco menggeram, "Kalau mau pergi, pergi saja sana sendiri! Aku lelah tahu! Kau kira aku senang menjagamu?!" Draco berteriak. Membuat seluruh aula besar menoleh padanya.
"Malfoy!!" Teriak Ron dari meja gryffindor. Oh, suasana makin panas bungg!
"Hiks.." tangis Hermione seakan tertahan. Mata hazelnya menatap mata kelabu Draco dalam-dalam.
Tiba-tiba Draco merasa dadanya berdesir. Ia bisa merasakan kekecewaan dari mata hazel itu. Ia terlalu terpaku pada Hermione, hingga tak sadar Ron sudah ada dibelakangnya, lalu menarik kerah bajunya.
"Kurang ajar!" Ron menarik Draco sampai cowok itu terjungkang kebelakang dan terjatuh menghantam lantai. Semua orang memekik kaget.
"Berani-beraninya kau mengatakan itu pada Hermione! Dasar kau sampah masyarakat!!" Teriak Ron. Ia hendak meninju wajah Draco, sebelum Hermione tiba-tiba melindungi kepala Draco dengan cara memeluk leher cowok itu.
Semua orang diam. Termasuk Ron. Kepalan tangannya terhenti diudara.
"Hermione.." lirih Ron. Jantungnya seakan merosot kebawah.
"Jangan pukul, Draco! Jangan pukul, Draco." Katanya dibalik lekuk leher Draco.
Harry yang tersadar lebih dulu dari orang-orang, segera mendekati Ron dan membawanya keluar dari aula besar.
Kepergian Harry dan Ron, tidak juga meredakan keterkejutan semua orang. Hermione masih dengan posisinya memeluk leher Draco yang tengah terbaring di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My STUPID Girl [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya kalau Hermione Granger yang terkenal dengan sebutan The Brightest Witch Of Her Age dan Gryffindor sejati berubah menjadi murid paling bodoh, idiot, sembrono, cengeng, manja, dan penakut? Itu semua terjadi karna kecelak...