[7]

9.4K 1.2K 358
                                    


Sambil memejamkan mata, merasakan setiap hela hembus angin yang membelai wajah, Draco bersandar pada pagar pembatas menara astronomi. Rambutnya yang halus berkibaran karna efek angin yang tertiup lumayan kencang pada pagi ini.

Sedari tadi, pikirannya selalu mengarah pada gadis amnesia menyebalkan itu. Yang selalu merepotkannya, yang selalu membuatnya naik darah, dan yang selalu membuat dunianya jungkir balik tak karuan.

Hermione Granger. Nama itu selalu berputar-putar bak komedi putar di kepalanya. Menyebabkan sensasi mual yang Ia sendiri pun tak tahu mual jenis apa ini.

"Hermione yang sekarang bukanlah Hermione yang sebenarnya. Dia tidak ingat apa-apa. Bahkan sebenarnya dia tidak ingat siapa kau. Dia hanya ingat na-ma-mu."

Draco mengusap wajahnya dengan kasar. Apa yang terjadi pada dirinya? Kenapa perkataan Weasley selalu terngiang di kepalanya. Ia tahu, Hermione memperlakukannya seperti teman dekat karna gadis itu hilang ingatan. Jika ingatannya kembali, mungkin Ia akan mandi kembang tujuh rupa karna selama ini selalu menggelayut manja pada Draco.

Tak sadar, bibir tipis Draco tersenyum. Bukan, ini bukan seringai. Ia tersenyum. Tulus.

Namun, dibalik senyum itu ada sebersit perih yang seakan mengoyak hatinya. Draco tidak bodoh, Ia tahu kalau dirinya mulai terbiasa dengan kehadiran Hermione. Bahkan mulai nyaman dengan adanya gadis itu. Ia merasa.. selalu ingin menjaga Hermione setiap saat. Tapi itu mustahil. Saat gadis itu pulih, tidak akan ada lagi kesempatan baginya untuk dekat dengan gadis itu.

Hermione..

"Lohaaa, Dracoo!!"

Draco membalikkan tubuhnya. Namun baru saja Ia berbalik, tubuhnya sudah ditubruk oleh seseorang.

"Pagii, Dracoo!" Seru Hermione bersemangat. Tangannya dengan erat memeluk pinggang Draco.

Draco tersenyum lembut. Ia mengusap kepala Hermione dan ikut mendekapnya juga.

"Pagi. Bagaimana tidurmu?"

Hermione menengadahkan kepalanya, "Sangat sangat sangat nyenyak."

Draco terkekeh. Mereka kini diam. Draco terlalu hanyut pada pikirannya sendiri. Bagaimana caranya Ia akan melepaskan Hermione nanti? Ia terlalu terbiasa dengan semua ini. Dengan seruan semangat Hermione tiap pagi, dengan pelukannya yang selalu hangat, dengan tatapan matanya yang teduh, dan dengan segala yang ada pada gadis itu. Draco merasa.. tidak rela.

Ia tertawa miris dalam hati. Dulu, Ia sangat merasa terbebani dengan tugasnya mengurus Hermione. Tapi sekarang lihat? Ia bahkan sempat berpikir agar Hermione tidak pernah sembuh selamanya. Anggap dia jahat. Dia tak apa.

"Draco! Ayo, kita ke aula besar. Mione lapar." Kata Hermione sembari melepas pelukannya. Draco hanya mengangguk mengiyakan.

Mereka berjalan bersama menuju aula besar. Dengan Hermione yang bersenandung pelan dan dengan tingkah kekanakkannya yang selalu menggelayuti lengan Draco.

Draco lagi-lagi tersenyum karna itu.

Granger, aku tahu kau bukan milikku. Tapi biarkan aku menjadi Dracomu sampai semua ingatanmu pulih. My Stupid Girl.

[.]

Ini keajaiban. Semuanya terpaku melihat Hermione yang mengacungkan tangannya saat professor mcgonagall mengajukan pertanyaan. Dan dengan terperinci, Hermione menjawabnya.

"Wow!" Seamus berseru. Tak lama, tepuk tangan riuh membahana dari para murid gryffindor.

Hermione hanya tersenyum malu-malu. Wajahnya memerah sudah.

My STUPID Girl [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang