Draco segera berlari ketika mendengar teriakan Hermione. Di dalam, Ia melihat Ron yang tengah di tendang-tendang oleh Hermione."Kenapa kamu yang disini red-head! Mana Draco? Aku maunya Draco!"
Draco menelan salivanya keras-keras, lalu menghampiri Hermione. "Aku.. aku disini." Katanya pelan. Hermione langsung menoleh. Wajahnya seketika ceria ketika melihat Draco.
"Draco?! Dari mana saja?! Aku kira kamu pergi.."
Draco diam sejenak, "Tidak. aku disini saja dari tadi."
Lalu dengan cepat Hermione kembali menggelayuti lengan Draco. Kali ini Draco diam saja. Ia menatap Harry yang baru datang. Lalu menatap Ron yang mukanya sudah seperti kepiting rebus saos tiram.
"Draco tidak akan meninggalkan mione 'kan?" Ucap Hermione lembut. Suara Draco tiba-tiba tercekat. Ia tidak tahu harus bilang apa.
"Iya 'kan?" Tanya Hermione lagi.
"I-iya. Tidak akan." Akhirnya Draco menjawab. Membuat Hermione semakin menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Draco.
Ron yang tidak kuat melihat itu semua, akhirnya meninggalkan ruangan itu. Diikuti Harry, yang sebelumnya menepuk bahu Draco sekali.
[.]
Ron menendang segala jenis barang di kamarnya. Napasnya memburu. Tangannya terkepal di masing-masing sisi tubuhnya.
"Ron!" Teriak Harry. Cowok itu langsung menerobos masuk dan memegangi tubuh Ron.
"Kenapa? Kenapa ini semua terjadi? Kenapa harus bajingan itu?!" Teriak Ron. Dirinya sudah di penuhi emosi.
"Ron, cukup!"
"Aku tidak bisa terima! Aku tidak rela!" Pekik Ron lagi.
"Itu bukan Hermione, Ron. Dia hanya sedang tidak tahu apa-apa. Saat dia pulih, dia akan menjadi Hermione seperti dulu lagi. Menjadi Hermione-mu lagi."
Perlahan emosi Ron mereda. Kini Ia berhenti berontak. Namun, napasnya masih cepat.
"Ya, dia bukan Hermione. Bukan Hermione.." Kata Ron berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
Harry melepas tangannya yang tadi memegangi Ron, lalu duduk ditepi ranjang. Memperhatikan Ron yang masih berdiri dengan napas putus-putus.
"Aku harap Hermione cepat sembuh." Lirih Ron seraya menunduk.
"Pasti, Ron. Dia pasti akan sembuh."
Ron mengangguk pelan. Lalu naik ke atas ranjangnya, dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Ya, Hermione-ku pasti akan kembali.
[.]
"Mr.Malfoy, kau harus mengajarkan Hermione semua pelajaran di sekolah ini. Selain kau salah satu murid terpintar, kau juga satu-satunya orang yang dipercaya Hermione."
Draco terus mengumpat dalam hati. Dasar, mcgonagall dengan muntah bulunya. Batinnya kesal.
Sekarang, Draco dan Hermione tengah berada di perpustakaan. Hari ini, Ia akan mengajarinya arithmancy.
"Ini. Kerjakan soal ini." Kata Draco seraya menyerahkan kertas soal pada Hermione. Gadis itu nampak bingung, tapi tetap menerima kertas yang diberikan Draco.
Setengah jam sudah berlalu. Draco sibuk membaca buku tentang quidditch. Ia hampir lupa dengan Hermione tadi.
"Kau sudah selesai?" Tanya Draco. Hermione menggigiti bibir bawahnya. Wajahnya nampak muram.
Draco langsung mengambil kertas soal itu. Dan lagi-lagi dia dibuat kesal. Pasalnya, bukannya dijawab, Hermione malah menggambar pegunungan!
"Ini apa-apaan?! Kenapa malah menggambar?!"
Hermione menunduk. Air mata sudah mulai berjatuhan. Draco mengusap kasar wajahnya sendiri.
"Oke, mari aku ajarkan." Katanya seraya menaruh kertas soal itu ditengah-tengah meja.
"Soal nomer pertama ini, kau harus pakai rumus yang ini. Tapi jangan lupa mengubah satuannya jika perlu diubah.. bla bla bla."
Hermione tak mendengarkan. Gadis itu malah melinting-linting rambutnya sendiri.
Draco yang merasa tidak dihiraukan, menengadahkan kepalanya. Dan benar saja, gadis itu dari tadi tidak mendengarkan.
"Kau ini mau belajar atau malah main?!" Sungut Draco. Hermione malah mengerucutkan bibirnya.
"Habis, Mione tidak tahu Draco ngomong apa." Katanya. "Dan ini apa?" Tanyanya menunjuk sederetan angka di kertas soal.
"Ini soalnya!" Pekik Draco kesal. Hermione nampak berpikir keras. Dan tiba-tiba Draco mengerti.
"Jangan bilang, kau tidak tahu ini angka berapa?" Tanya Draco was was.
Hermione nyengir. Rasanya Draco ingin sekali menenggelamkan diri di danau hitam.
"Kalau begitu kau kembali saja sana ke taman kanak-kanak!" Sungut Draco. Ia mengibaskan kertas itu ke depan Hermione.
"Draco marah?"
Cowok itu menggeram. Pakai tanya lagi! Batinnya.
"Mione memang tidak tahu. Mione lupa." Kata gadis itu muram.
Oh, Demi dewaaa!! Draco tidak bisa melihat wajah memelasnya itu!
"Oke, aku ajarkan dari awal!!"
Hermione kembali ceria.
"Ini angka satu. Dan yang ini angka dua." Jelasnya sampai Ia menunjukkan bentuk angka satu sampai sepuluh.
"Paham?"
Hermione mengangguk.
"Sekarang belajar pertambahan. Satu tambah satu sama dengan dua." Draco bicara amat lambat. Berharap agar Hermione mengerti. Tapi melihat wajah gadis itu yang polos bukan main, membuat Draco mendesah, frustasi.
"Kau mengerti tidak, sih?"
Hermione tersenyum manis, "Tidak. Yang aku mengerti, aku tambah kamu sama dengan kita. Hehe."
Pletak!! Siapapun bunuh Draco sekarang juga!
- to be continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
My STUPID Girl [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya kalau Hermione Granger yang terkenal dengan sebutan The Brightest Witch Of Her Age dan Gryffindor sejati berubah menjadi murid paling bodoh, idiot, sembrono, cengeng, manja, dan penakut? Itu semua terjadi karna kecelak...