[5]

9.3K 1.1K 240
                                    


Hidup Draco benar-benar jungkir balik sekarang. Setelah Ia ditugaskan untuk menjaga Hermione Granger yang hilang ingatan.

Sekarang, tepatnya di Hogwarts, sudah bukan hal tabu lagi ketika melihat Draco dan Hermione jalan berduaan. Bah, bahkan dengan Hermione yang selalu menggelayut manja pada Draco.

Tapi Draco bisa apa? Kalau dia menolak, gadis itu akan menangis. Dan itu akan membuat masalah baru untuknya.

Semakin lama, dia mulai terbiasa dengan kehadiran Hermione. Walau masih agak risih, tapi setidaknya Ia sudah mulai bisa menerima.

"I love you, you love me, we are happy family.." terdengar senandung kecil dari mulut Hermione. Gadis itu sekarang tengah duduk di pinggir danau dengan kaki yang dicelupkan ke dalam permukaan air.

"With a great big hug and .. Mmm apa lagi ya? Draco tahu tidak?" Katanya seraya menolehkan kepalanya untuk melihat Draco yang tengah duduk bersandar pada batang pohon.

Draco menggeleng. Jelas dia tidak tahu. Itu lagu muggle.

"Kenapa kau bisa ingat lirik lagu itu?" Tanya Draco.

Hermione mencoba berpikir, tapi tak menemukan jawaban apapun dalam otaknya. "Entah, tiba-tiba saja ingat."

Draco mengangguk saja. Berarti sedikit demi sedikit ingatan Hermione akan pulih. Bagus lah, semakin cepat, semakin baik.

"Granger, ayo, kita ada kelas ramuan."

Hermione pun segera berdiri. Ia membersihkan roknya sebentar, lalu berlari kecil menghampiri Draco.

Draco yang melihat Hermione sudah berlari ke arahnya, memutuskan untuk jalan lebih dulu. Sampai Ia mendengar rengekan dari belakangnya.

"Apalagi?" Katanya malas.

"Mione lelah, mione minta gendong!"

Draco merotasikan matanya. Ini bukan sekali dua kali Hermione minta gendong. Bahkan sudah puluhan kali. Mungkin.

Dengan ogah-ogahan Draco mendekati Hermione, lalu berjongkok di depan gadis itu.

"Cepat! Nanti kita telat."

Hermione tersenyum senang. Dengan cepat, Ia langsung melingkarkan tangannya pada leher Draco dan mengaitkan kakinya pada pinggang Draco.

"Sudah?"

"Sudaaaah.."

[.]

"Oh, um, Mr.Malfoy? Ms.Granger? Mmm, silakan masuk. Kelas baru saja akan di mulai." Professor Slughorn berkata gugup. Bagaimana pun, Ia masih belum terbiasa dengan kebersamaan dua insan yang saling bertolak belakang ini.

Demi merlin! Sepertinya dunia akan kiamat. Bagaimana tidak, di depan nya berdiri Draco Malfoy dengan Hermione granger di atas punggungnya.

"Terimakasih, professor." Seru Draco seraya menurunkan Hermione. Semua orang menatap mereka dengan berbagai tatapan.

Bingung, terkejut, bahkan ada yabg terang-terangan mengumpat kebencian. Siapa lagi kalau bukan pansy parkinson.

"Ya! Kita mulai saja! Aku akan membagi kelompok."

Semuanya diam menyimak. Berdoa agar mereja di pasangkan dengan murid yang pintar. Mungkin dulu Hermione akan menjadi dambaan mereka untuk dijadikan partner, tapi kalau sekarang.. makasih, deh!

"Harry potter dengan Blaise zabini. Pansy parkinson dengan Ronald Weasley."

"Bloody fucking hell!!"

"Harap tenang Mr.Weasley, dan Ms.Parkinson."

Ron dan Pansy menggerutu sebal.

"Neville longbottom dengan Angelina Mchiven."

"Draco malfoy dengan Padma patil. Dan Hermione granger dengan Theodore nott."

"Tidaaak mau!!" Teriak Hermione tiba-tiba. Wajahnya langsung menekuk. Dan seolah tak ingin kehilangan, hermione langsung meraih lengan Draco dan mendekapnya erat.

Professor Slughorn yang sudah tahu masalah Hermione, hanya tersenyum lembut menghadapi gadis itu.

"Tapi kau harus belajar mandiri, Ms.Granger. Kau tidak bisa terus bersama Draco." Ujarnya kalem.

Hermione makin ngotot. Ia mengentak-hentakkan kakinya. Membuat kelas ramuan itu gaduh dengan suara debuman kakinya dan juga umpatan dari para anak slytherin.

"Hermione.. lagi pula kau masih satu ruangan dengan Draco." Bujuk Harry. Bertanya Ron dimana? Cowok itu sudah seperti gunung api yang siap meledak di ujung ruangan. Untung ada Neville dan Seamus yang memeganginya.

"Tidak mau! Tidak mau! Tidak mau!" Keukeuh Hermione.

"Oh, demi abu nenekku! Jedodin aja lagi kepalanya. Mungkin dengan cara itu, otaknya yang bergeser itu bisa kembali ke tempat semula." Sinis Pansy.

"Tolong jaga ucapanmu nona parkinson." Professor Slughorn memperingati. Pansy makin menekuk wajahnya dalam-dalam.

"Jadi bagaimana? Kita tidak mulai-mulai belajarnya ini." Celetuk Theo.

"Ms.Granger, silakan bergabung dengan partnermu."

"Aku tidak mau! Aku maunya sama Draco! Ti-tik!"

Semua orang menghela napas, jengah. Begitupun Draco yang wajahnya sudah amat lusuh, saking lelahnya.

Seperti biasa, jika bukan Draco yang membujuk, Hermione tidak akan mau. Maka itu, dengan lembut Draco mencoba menasihati Hermione.

"Granger, jangan seperti ini ya? Kamu 'kan pintar. Pasti bisa walaupun tanpa aku. Ya? Mau yah? Janji, aku akan selalu berada di dekatmu. Aku akan ada di sebelah mejamu."

Hermione mengangkat wajahnya, "Janji?"

Draco tersenyum, "Janji."

Semuanya melongo. Mereka menelan ludah yang tetiba tersangkut di tenggorakannya. Mereka memang sering melihat Draco dan Hermione berjalan bersama. Tapi melihat interaksi mereka? Yang.. err sangat akrab itu? Huh, seandainya voldemort masih hidup, dia pun pasti akan melongo melihat itu semua.

"Ekhem, okay, kita lanjutkan kelas hari ini." Ucap Professor Slughorn mencairkan suasana.

Akhirnya kelas pun kembali berjalan seperti biasa. Walau sesekali terdengar pekikan Hermione yang tak sengaja tangannya terkena tumbuhan berlumut.

"Ewww, tanganku bisa gatal-gatal! Aku tidak mau menyentuhnya!" Pekik Hermione. Disebelahnya, Theo berusaha mati-matian untuk tidak menggulingkan kuali panas itu karna teramat kesal. Ia bertanya-tanya, kenapa Draco masih bisa hidup sampai sekarang, setelah menjaga gadis amnesia ini sekian lama?

Poor, Draco. Batinnya prihatin.

"Uww, panas sekali disini. Tidak ada AC apa?!" Lagi-lagi Hermione berkoar.

"AC? Apa itu AC?" Tanya salah satu anak Gryffindor kelahiran pureblood. Tapi tak ada yang menanggapinya. Di ujung ruangan, Harry malah sedang menahan tawanya.

"Apa sih ini?! Kenapa baunya seperti ini?!"

"Eww, menjijikan!"

"Aku tidak bisa! Aku malas!"

Begitulah kelas ramuan kali ini. Selalu dihiasi dengan umpatan Hermione.

"Granger, tolong aduk kualinya. Aku sedang sibuk memotong, nih!" Theo agak geram melihat partnernya yang hanya diam tak melakukan apa-apa.

Dengan malas, Hermione pun mendekati kuali dan mengaduknya asal-asalan.

"Hey! Hey! Granger! Jangan seperti itu! Nanti bisa meled-"

DUAAARR!!

"..dak."

- to be continued -



My STUPID Girl [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang