[2]

10.7K 1.3K 435
                                    


Professor Mcgonagall memijat keningnya yang terasa pusing. Di hadapannya ada Harry, Ron, dan Draco serta Hermione yang sedari tadi menggelayut di tangan pangeran slytherin itu.

"Lepas, sialan! Kau menjijikan tau!" Hentak Draco, kesal. Namun Hermione seakan tuli. Ia malah semakin menempelkan kepalanya pada bahu Draco. Membuat sang empunya bahu mengernyit jijik.

"Jaga ucapanmu, Malfoy. Jika Hermione tidak hilang ingatan, dia juga jijik berada di dekatmu!" Kata Ron penuh emosi.

"Diam kamu, kepala merah! Jangan berani-berani membentak Draco!!"

Semuanya melongo. Terlebih Draco. Cowok itu melirik Hermione yang masih setia menggelayutinya. Apa tadi dia tidak salah dengar? Si semak ini membelanya?

Oh, demi alm. Salazar! dia benar-benar sakit.

Professor mcgonagall yang sekarang sudah menjadi headmistress itu menghembuskan napas, lelah. Kenapa sepertinya masalah di sekolah ini tidak pernah selesai? Mungkin Hogwarts memang sudah dikutuk.

"Oke, begini saja. Karna untuk saat ini Ms.Granger hanya merasa aman jika bersama Mr.Malfoy, maka aku tugaskan untukmu-Mr.Malfoy- untuk menjaga Ms.Granger sampai ingatannya pulih."

"APA?!!!"

"Yeyeye lalala yeyeye lalala." Hermione kegirangan.

Sedangkan wajah pewaris tunggal Malfoy itu sudah pucat pasi. Persis seperti mayat hidup.

"Anggap saja ini sebagai bayaran karna dulu kau pernah menjadi kau-tau-apa." Ucap Professor mcgonagall dingin. Sebenarnya Ia bukan tipikal guru yang bengis dan suka mengungkit masa lalu, tapi kalau tidak begitu Draco tidak akan menurutinya.

"Lagipula itu akan membersihkan namamu dan keluargamu." Lanjutnya lagi.

Draco bungkam. Ia melirik Harry dan Ron sekilas. Kedua cowok itu sama kagetnya. Lalu Ia melihat Hermione yang tengah menatapnya dengan mata berbinar.

Eww, kenapa nasibku nelangsa begini?? Batinnya meringis.

[.]

"Aku peringati kau, Malfoy. Kau sentuh Hermione sehelai rambut saja, akan aku hancurkan tubuh cekingmu itu!" Hardik Ron menggebu setelah mereka keluar dari ruangan kepala sekolah.

Draco merotasikan matanya, "Kau tidak lihat? Pacarmu yang malah terus menyentuhku!" Ujarnya seraya mengernyit jijik pada Hermione yang tak pernah mau lepas dari lengan Draco.

"Sudah kalian semua! Lebih baik kita ke hospital wings untuk mengambil ramuannya. Semakin cepat Hermione sembuh, semakin baik." Kata Harry menengahi.

"Aku menyesal mengatakan ini. Tapi kau benar! Semakin cepat dia pulih, semakin bagus!"

Dan mereka pun berlari menuju hospital wings. Dengan Hermione yang harus diseret tentunya.

[.]

"Aku tidak mauuu!!" Hermione terus berlarian mengitari hospital wings. Sedangkan Harry dan Ron terus mengejarnya sambil membawa segelas ramuan.

Hermione tidak mau meminum benda itu. Karna selain bentuknya yang seperti oli, baunya juga seperti kotoran. Dia merasa mual.

"Mione, ayolah. Biar kau cepat sembuh." Kata Ron. Hermione terus berlari seraya menutupi mulutnya sendiri.

"Tidak mau! Tidak mau! Tidak mau!!"

Harry menyerah. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya karena kelelahan. Tapi Ron tidak juga menyerah. Tekadnya kuat. Ia ingin Hermione cepat sembuh. Salah satu alasannya, ya karna dia tidak sudi Hermione lama-lama berdekatan dengan pria musang itu.

"Berhenti mengejarku, red-head! Aku tidak mau minum itu!" Pekik Hermione. Ron menggerutu sendiri. Bahkan sekarang Hermione sangat mirip dengan Malfoy!

Hermione berlari ke arah Draco. Gadis itu bersembunyi dibalik punggung Draco. Dan memeluk pinggang Draco dengan erat. Membuat Draco sesak napas.

"Draco.. aku tidak mau minum obat itu. Aku tidak mau!" Rengek Hermione. Draco mendesah, lelah.

"Oh, aku tidak percaya akan lakukan ini." Katanya sembari melepas pelukan Hermione, lalu memutar tubuhnya untuk berhadapan dengan gadis itu. Dia memegang pundak Hermione dan menatap mata gadis itu dalam-dalam.

"Hermione... diminum ya obatnya? Biar kamu cepat sembuh. Hermione 'kan cantik, jadi diminum ya obatnya?" Katanya dengan amat sangat lembut. Ditambah senyuman yang sama sekali tak pernah Ia tunjukan pada the golden trio itu.

Harry dan Ron melongo. Bahkan gelas ramuan yang ada ditangan Ron hampir tumpah.

Namun, tak disangka. Hermione mengangguk!

Dengan cepat, Ron menyerahkan gelas ramuan itu pada Draco. Tak apalah, yang penting Hermione sembuh. Pikirnya.

"Ini. Diminum sekaligus saja. Biar tidak terasa pahitnya." Ujar Draco. Hermione menatap Draco, dan Draco mengangguk mantap untuk meyakini gadis itu.

Hermione pun meminum ramuan itu dalam beberapa teguk. Wajahnya langsung kecut.

Harry, Ron, dan Draco menghembuskan napas lega. Baru mereka hendak duduk, tiba-tiba Hermione mengerang memegangi kepalanya.

"Argghh!! Sakiiit!" Jeritnya seraya menarik rambutnya kuat-kuat.

Ron dan Harry panik. Dan tidak dapat dipungkiri kalau Draco juga ikut panik. Buktinya dia yang malah berlari lebih dulu kearah gadis itu.

"Hermione!" Pekik Ron. Sekarang Hermione sudah jatuh terduduk.

Mendengar teriakan Hermione, membuat Madam Pomfrey ikut berlari ke arah mereka.

"Oh, Hermione. Kau tidak apa-apa sayang?"

"Sakiiitt!" Jerit Hermione lagi. Mukanya sudah pucat.

"Ada apa dengannya madam? Kenapa dia langsung sakit seperti ini setelah meminum ramuan itu?" Tanya Harry.

"Ini efeknya Mr.Potter. Setiap kali Hermione meminum obatnya, maka beberapa kepingan ingatannya muncul. Dan itu yang membuatnya sakit. Ini wajar. Tapi kuharap kalian menjaganya saat dia seperti ini." Jelas Madam Pomfrey. Ketiga laki-laki itu mengangguk.

Hermione mendesis kesakitan. Kepalanya seakan berputar, lalu ditarik, dan dihancurkan. Banyak sekali cahaya yang seakan memenuhi otaknya. Ia tidak tahu apa. Yang Ia tahu, Ia melihat sepasang manusia sedang tersenyum ke arahnya yang sedang memegang piala.

Lalu semuanya gelap.

[.]

"Malfoy, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Harry ketika mereka sedang diam menunggu Hermione yang pingsan. Draco menoleh kearah Harry sepintas, lalu mengangguk kecil.

Di luar hospital wings, Draco bersandar pada tembok. Menunggu Harry untuk bicara.

Pria berkaca mata itu berdeham sebentar, "Aku tau kau tidak suka pada Hermione." Ujar Harry. Dan dijawab anggukan cepat oleh Draco.

Harry merotasikan matanya, "Tapi kau tau 'kan kondisinya sekarang? Dia hanya percaya padamu. Dan kuharap kau bisa sedikit bersikap baik padanya. Hermione sedang tidak sehat. Dia butuh seseorang untuk menjaganya. Seandainya yang dia ingat adalah aku atau Ron, aku tidak mungkin meminta tolong padamu sampai sebegininya, Malfoy." Harry mengambil napas sesaat, "Aku mohon. Jangan sakiti dia. Aku mohon padamu." Harry menyatukan kedua tangannya di depan Draco.

Draco hanya diam. Tidak menatap Harry, atau menatap apapun. Pikirannya mengawang jauh. Membuat Harry sedikit khawatir dengan jawaban Draco.

Namun, ditengah keheningan mereka, tiba-tiba terdengar teriakan Hermione dari dalam. Dan hanya butuh beberapa detik untuk Draco segera berlari memasuki ruangan itu.

Harry tersenyum. Sekarang, Ia tidak perlu khawatir lagi.

- to be continued -

My STUPID Girl [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang