[18] End.

11.5K 976 246
                                    


"Pergi, Draco! Aku memintamu mengingkari janjimu."

Semuanya diam. Hanya tangisan Hermione yang makin lama makin kencang. Draco menghampiri istrinya itu, dan berlutut di depan Hermione yang terduduk di sofa.

Perlahan, jemari pucatnya menyeka lelehan air mata yang mengalir membasahi setiap inci wajah Hermione.

"Kau mau aku pergi?" Lirihnya pedih. Ia berusaha tegar, walau kenyataannya hatinya rapuh dan retak.

Hermione mengangguk. Mengalihkan kepalanya karna tak sanggup melihat wajah kecewa Draco. Namun, tangan Draco kembali menangkup wajahnya dan membuat dirinya kembali menatap wajah suaminya itu.

"Aku akan pergi. Tapi aku minta satu hal padamu." Katanya seraya menyelipkan helaian rambut Hermione kebelakang telinga. Wanita itu tidak menjawab, Ia hanya menatap Draco dengan tatapan 'apa?'.

Draco tersenyum lembut, "Aku minta kau jangan pernah menangis lagi."

Hermione tak kuat lagi. Ia langsung menubruk tubuh Draco dan memeluk suaminya itu erat-erat. Helga dan Ginny juga sudah sesenggukan di belakang.

Hermione ikut terduduk di lantai bersama Draco. Tangannya mengait erat pada leher pria itu. Ia menangis sejadi-jadinya pada bahu Draco. Sumpah demi apapun, Ia tidak akan kuat jika pria ini pergi. Tidak akan pernah kuat.

"Hermione, kau tahu kan kalau aku mencintaimu?"

Hermione mengangguk.

"Kalau kau memintaku untuk berhenti mencintaimu, maaf aku tidak bisa. Tapi kalau kau memintaku untuk pergi, aku usahakan. Asal kau bahagia, aku pun tak apa."

"Huhhhuuhhh.. pergi, Draco! Cepat pergi!!" Teriaknya dibalik isakan pilunya. Ia meminta Draco untuk pergi, namun tangannya malah makin erat memeluk pria itu.

Perlahan Draco melepas pelukan Hermione, lalu sebelum berdiri Ia mengelus pelan kepala Hermione dan menyeka sekilas air matanya.

"Jaga dirimu." Kata Draco sebelum melangkah menjauh. Ia baru hendak ber-apparate, sebelum langkahnya terhenti ketika sebuah suara menginterupsi semuanya.

"Berhenti disitu!" Perintah Helga dengan mata sembabnya. Ia berjalan mendekat, dan menepuk bahu suaminya.

"Kebahagiaan Hermione adalah segalanya bagiku, Thomas. Kau pikir dengan kepergian Draco, anak kita akan senang? Tidak!"

Thomas diam saja. Matanya tidak menatap siapapun. Ia tahu, Hermione mencintai Draco. Sangat jelas terlihat dari mata cokelat karamelnya. Tapi entah kenapa Thomas tidak bisa menerimanya. Dua tahun Ia menjalani hidup seperti tanpa jiwa karna kehilangan putri satu-satunya. Memang bagaimana perasaannya saat ini? Dikira mudah memaafkan mereka begitu saja?

Helga duduk di sebelah Thomas, dan menggenggam tangannya lembut. "Kau ayah yang baik, Thomas. Percaya padaku, kau tidak akan bahagia melihat Hermione yang terus bersedih nantinya."

Thomas menatap Helga sejenak, lalu melihat Hermione yang tertunduk di sampingnya. Pria itu mengangkat dagu Hermione agar mereka bersitatap.

"Dulu, kau tidak pernah membantah daddy." Ujarnya yang membuat Hermione semakin mengeraskan tangisannya. Kepalanya bersandar di pangkuan Thomas.

"Ternyata anak daddy sudah besar." Katanya lagi. Kali ini dengan senyum kecil terpatri di bibirnya. Hermione mendongak, lalu kembali tertunduk karna tak kuat melihat wajah ayahnya itu.

"Daddy bukan musuhmu, Hermione. Daddy menyayangimu."

"Aku tahu, dad. Aku tahu."

Thomas menghela napasnya. Tangannya sibuk membelai-belai rambut Hermione.

My STUPID Girl [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang