Duaarr!!Suara letusan tiba-tiba mengintrupsi para murid yang tadi sibuk dengan kualinya masing-masing.
Suasana yang tadi riuh, kini hening. Pandangan mereka langsung tertuju pada si pembuat onar.
"Hey! Kenapa kalian menatapku seperti itu?! Bukan kualiku yang meledak tahu!"
Oh, ternyata bukan seamus.
Sekarang, mata mereka kembali menjelajah. Dan saat itu tatapan mereka jatuh kepada dua orang yang kini tampilannya amat mengenaskan. Rambut berdiri, muka menghitam alias gosong, dan mata melotot seakan melihat hantu professor snape sedang memperagakan iklan shampoo pentin.
Aku? Jadi duta shampoo lain? Hahahahaha.
Oke, cukup.
Pansy yang lebih dulu tersadar. Cewek itu langsung terbahak sambil memegangi perutnya. "Hahahaha! Dasar tusuk gigi voldemort! Bodoh sekali kau ini, hahahaha!"
Seakan di komando, para murid yang lainnya juga ikut tertawa. Tak urung Harry juga ikut menahan tawanya.
Disisi lain, sudah tak tergambarkan lagi bagaimana ekspresi Hermione dan Theo.
"Tuhan.. apa salah hambamu ini?" Lirih Theo.
"Hahahhaha!" Gaungan tawa tak kunjung berhenti. Hermione hanya diam menahan tangis. Ia malu dan marah. Tapi Ia tidak bisa apa-apa.
"Apa? Mau nangis? Dasar otak udang!" Ejek Pansy.
Wajah Hermione makin mengkerut. Ia meremas-remas ujung seragamnya dengan kepala tertunduk. Namun, tiba-tiba ada sepasang tangan yang meraih lengannya dan membuat dirinya mendekat ke arah orang itu.
"Kemarilah." Ujar Draco. Ia menarik tangan Hermione dan membuat gadis itu kini berhadapan dengannya.
Dengan telaten, Draco merapikan rambut Hermione yang mengembang tak beraturan akibat ledakan. Membuat semua pasang mata harus menahan napas melihatnya.
Seakan tak peduli dengan tatapan-tatapan itu, Draco mengambil sapu tangannya dan memantrai benda tersebut agar menjadi agak basah. Lalu, diusapkannya perlahan pada wajah Hermione yang menghitam.
Hermione hanya diam mematung. Ia memandangi karya Tuhan yang amat indah di hadapannya ini. Perlahan, senyumnya pun mekar.
"Sudah selesai." Ujar Draco seraya memasukkan kembali sapu tangannya pada kantung jubahnya.
Hermione memekik riang, "Aw, terimakasih Draco!" Katanya seraya memeluk leher Draco erat.
Lagi-lagi itu membuat semua orang berjengit, kaget. Bahkan Professor Slughorn harus meminum ramuan penguat jantung yang selalu dibawanya kemanapun karna tiba-tiba dadanya terasa sesak.
Di lain sisi, terlihat Ron dengan kepala mengepul yang siap meledak kapan saja.
"Mmm, okey, ki-kita lanjutkan pelajarannya." Kata Professor Slughorn untuk mengatasi keadaan canggung ini.
Draco pun melepaskan pelukan Hermione dan kembali menuju mejanya berada.
"Ssst!" Bisik Hermione setelah kelas kembali riuh dengan kegiatan pada kuali masing-masing.
Draco menoleh, lalu memasang wajah yang mengatakan 'ada apa?'.
Gadis itu tersenyum lembut, "Draco baik sekali. Mione suka Draco!" Katanya riang. Membuat bulu kuduk Draco meremang seketika.
Bloody hell!
[.]
21.30 malam. Perpustakaan Hogwarts.
KAMU SEDANG MEMBACA
My STUPID Girl [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Bagaimana jadinya kalau Hermione Granger yang terkenal dengan sebutan The Brightest Witch Of Her Age dan Gryffindor sejati berubah menjadi murid paling bodoh, idiot, sembrono, cengeng, manja, dan penakut? Itu semua terjadi karna kecelak...