[13]

8.4K 969 89
                                    


Disini sunyi. Gelap dan terkesan mencekam. Banyak barang-barang yang ditutupi kain putih agar debu tidak menempel terlalu banyak. Disudut ruangan, terlihat seorang gadis yang sedang terduduk lemas di lantai. Masih lengkap dengan gaun putih yang seakan menyapu lantai itu.

Tak jauh dari sana, berdiri seorang laki-laki yang terus mondar-mandir sambil memegangi kepalanya. Ia merasa pening. Oh, tidak. Bahkan lebih dari itu. Ia merasa kepalanya akan pecah.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyanya yang entah sudah keberapa kali. Tapi tetap tak ada jawaban. Hanya tangis sesenggukan yang Ia dengar.

Draco, Ia mendatangi Hermione dan berjongkok di hadapan gadis itu. Mengangkat dagunya dan melihat wajah Hermione yang sudah berantakan. Air mata membuatnya maskaranya luntur.

"Apa yang kau lakukan, hermione?" Tanyanya lagi. Tapi kali ini dengan lembut dan hati-hati. Ia tahu, Hermione masih terguncang.

"A-aku.. aku.."

"Oke, hentikan." Draco langsung memeluk Hermione. Membiarkan gadis itu menangis sepuasnya dulu.

Suasana begitu hening. Hanya tangis Hermione yang semakin lama semakin keras. Ia benar-benar tak terkendali. Ia tidak tahu apa yang ia lakukan. Apa ini benar atau tidak.

"Ssstt.. aku disini, Hermione."

Hermione melepas pelukannya, lalu menatap manik kelabu Draco.

"Aku tidak tahu apa yang aku lakukan, Draco. Yang aku tahu.. aku hanya mencintaimu."

Draco tersenyum. Di dekapnya lagi gadis itu. Ia membelai rambut Hermione penuh perasaan. Ia merasa bahagia karna Hermione memilihnya. Tapi Ia juga merasa buruk karna melihat gadis itu kini terpuruk.

"Mereka akan membenciku, Draco. Aku akan kehilangan mereka."

Hati Draco seakan di peras. Ia benar-benar seperti manusia brengsek. Gadisnya telah berkorban mati-matian untuk bersamanya. Tapi apa yang dia lakukan? Ia tidak bisa apa-apa. Hanya Hermione yang menanggung beban ini.

"Kembalilah, Hermione." Ucap Draco seraya melepas dekapannya dan langsung berdiri. Hermione melihatnya sambil mendongakkan kepala.

"Kembalilah. Katakan pada mereka kalau aku meng-imperiusmu."

Hermione membuka mulutnya tak percaya.

"Apa yang kau katakan?!" Kini gadis itu berdiri.

"Jangan memilihku, granger. Kembalilah. Kembalilah ke dunia mu."

Hermione menggigit bibirnya kuat-kuat. Air mata meleleh begitu saja saat dia menatap wajah Draco.

"Begitu? Kau malah menyuruhku kembali?" Hermione tertawa sarkas. "Aku berjuang demi kita, Draco! Agar kita bersama! Dan kau malah menyerah begitu saja?!!"

Napas Hermione memburu. Ia benci ini. Ia benci ketika dirinya terlihat sangat mengharapkan laki-laki itu sedangkan yang diharapkan dengan mudahnya melepaskannya.

"Aku sudah tidak tahu harus apa lagi." Hermione menangis lagi sambil memegangi kepalanya. "Aku sudah meninggalkan Ron. Dan aku kira kau akan menerima aku. Tapi ternyata tidak. Kau malah mengusirku."

Draco dengan cepat menghampiri Hermione, "Bukan itu maksudku, Hermione."

"Tidak! Jangan sentuh aku! Aku memang bodoh! Aku sangat bodoh! Aku mengira kalau seorang Draco Malfoy akan mencintaiku. Tapi nyatanya tidak!"

Draco menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha meraih Hermione namun gadis itu selalu menghindar.

"Sekarang aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Semua orang membenciku. Dan kau! Kau membuangku!!"

My STUPID Girl [DRAMIONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang