S E M B I L A N

258 13 0
                                    

Semua mata murid-murid SMA Harapan Mentari tertuju kepada dua orang yang menggunakan helm full face dan menaiki ninja merah. Mereka adalah Arnold Bagasara dan Virla Septiana.

"Nold, gue takut." Ujar Virla saat mereka sudah sampai di parkiran.

"Takut napa sih?" Tanya Arnold bingung.

"Dari tadi masuk pintu gerbang sampe sekarang semua nya pada komokin gue. Gue takut kalau gue di apa-apain sama fans-fans lu gimana?"

"Ya itu sih DL . Derita lo."

"Ah lo mah ...."

Tanpa menanggapi omongan Virla, Arnold lebih dahulu berjalan dan menuju kelas nya. Di sepanjang jalan disaat Virla sedang berjalan menuju kelas nya, gerombolan siswi pun menggosip kejadian tadi pagi.

"Woi lo cewek kecentilan ! Harus berapa kali gue peringatin lo buat ga deket-deket sama Arnold nya gue?! Lo tuli atau gimana sih?" Samber Aletta yang tiba-tiba masuk ke kelas Virla.

"Aletta lo bisa ga sih ga gangguin Virla?" Kata Icha yang tak terima sahabatnya di marahi terus.

"Eh jangan bacot ya lo cha! Sok jadi pahlawan kesiangan lo. Urusan gue itu sama sahabat lo yang kecentilan gak ngerti bahasa Indonesia ya lo. Gua udah bilang jauhin Arnold." Teriak Aletta sambil menjambak rambut Virla.

Virla hanya bisa kesakitan karna ia yang lagi duduk tiba-tiba rambut nya di jambak sampai ia jatuh ke lantai. Sungguh sadis Aletta.

"Lo anak miskin mana pantes sih sama Arnold? Lo gak ngaca ya? Lo sama dia beda status sosial woi wake up dear."

"Terus kalau gue gak pantes buat Arnold, apa cewek kayak lo itu pantes? Gue emang miskin tapi lo miskin hati ta!" Balas Virla yang langsung menghempaskan tangan Aletta dari rambutnya.

Tiba-tiba pintu kelas Virla terbuka dan ternyata Arnold datang karna Nico yang tak sengaja lewat sana melihat dari jendela bahwa Virla di jambak oleh Aletta. Entah mengapa Arnold langsung pergi menghampiri Virla padahal ia bukan tipe orang yang mengurusi urusan orang lain.

"Aletta! Stop it!" Teriak Arnold yang sontak membuat seisi kelas kaget.

"Aaar-noldd. L-oo ngapain disini?" Tanya Aletta ketakutan.

"Lo sinting ya? Udah berkali-kali gue bilang kalau gue gak suka sama lo dan gue udah nolak lo kan tapi lo kenapa gak ada kapok-kapok nya sih." Ujar Arnold.

"Kalau gue ga bisa dapetin lo. Gue juga gak mau ada orang lain yang bisa dapetin lo nold. Gue sayang sama lo dan cewek kayak dia gak ada pantes-pantes nya buat sama lo."

Aletta mendorong Virla, dan Virla pun terjatuh. Kepala nya terkena meja sekolah nya yang berbahan baku alumunium tebal, dan akhirnya ia tergeletak di lantai hingga tak sadarkan diri.

Penglihatan Virla pun semua nya gelap.

*****
"Dok gimana keadaan teman saya dok?" Tanya seorang laki-laki yang sedari tadi menunggu Virla di luar ruang UGD.

Ya, Arnold benar-benar khawatir saat perempuan itu tak sadarkan diri dan mengeluarkan banyak darah akibat ulah Aletta.

"Tidak ada kerusakan organ apapun, namun benturan yang ia alami cukup keras. Mungkin ia butuh beberapa hari untuk istirahat." Jelas dokter.

Arnold pun sedikit lega mendengar penjelasan dokter. Ia pun masuk ke dalam ruangan dimana Virla tergulai lemas serta kepalanya di perban.

"Ya ampun kakak." Histeris seorang perempuan dan ternyata itu mama nya Virla.

Mama dan papa nya Virla datang karna di telepon oleh Icha. Icha menceritakan semua kejadian di sekolah tadi.

"Om, tante saya Arnold teman sekolah Virla." Sapa Arnold.

"Makasih ya nak Arnold kamu udah mau anterin Virla kesini mungkin kalau kamu telat anterin dia kesini, bisa-bisa Virla pendarahan hebat." Ucap papa nya Virla.

"Ia nold makasih ya." Sambung mama Virla.

"Sama-sama om, tante."

"Kalau gitu kami titip Virla dulu ya biar kami urus administrasi rumah sakit Virla."

"Gausah om, kebetulan ini rumah sakit kakek aku. Om gausa bayar mending om isi data pribadi Virla aja ya buat dokumen rumah sakit."

"Yaampun makasih banyak nak Arnold."

Papa dan mama nya Virla pun pergi untuk mengisi data-data pribadi Virla. Arnold terus menjaga Virla karna ia benar-benar merasa bersalah.

Please vir sadar, wake up demi gue.

Gue udah maafin lo atas kejadian di kantin.

Walupun gue gatau perasaan gue ke lo gimana seenggak nya gue gak mau kehilangan orang lagi.

Cukup satu kali aja gue ngerasain kehilangan seseorang.

Gue ga mau ada korban lagi.

Cukup satu kali aja.

Pantaskah Aku Bersamamu ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang