"Tak pernah ada dibenak ku untuk melupakan mu."
-ArnoldBagasara-
#PantaskahAkuBersamamu"Gue ga abis fikir cha sama Arnold kenapa dia bisa tiba-tiba baik sama gue, care too much, belain gue, beliin gue barang-barang mahal, rubah style rambut gue.." Virla tak sanggup melanjutkan kata-kata nya.
Ia menangis tak henti di kamar Icha, sahabat nya. Yang ia rasakan hanya kepedihan. Hati nya seakan-akan di iris dan di tusuk.
"Lo tau ga sih cha. Dia udah terbangin gue ke langit ke 7. Dan gue anggap usaha gue slama ini ga sia-sia dan membuahkan sebuah hasil. Tapi lo liat kan sekarang? Dia jatuh in gue yang lagi gak pake parasut. Hati gue langsung jatoh tanpa ada yang bantu lindungin."
"Seandainya gue tau kalau dia cuman jadiin gue pelampiasan karna Nesya. Seandainya gue dari awal sadar kalau gue emang ga pantes buat Arnold dan ga akan pernah pantes."
"Gue terlalu bodoh mau aja nurutin dia. Mau aja percaya segampang itu. Percaya kalau Arnold bener- bener tulus tanpa ada maksud apapun. Seandainya gue tau dari awal gue ga akan sesakit ini. Gua malu."
Hancur.
Mungkin hanya kata itu yang bisa menggambarkan perasaan Virla saat ini. Mengharapkan seseorang yang tak mengharapkan nya. Mencintai seseorang yang tidak mencintainya. Bukankah berada di posisi itu tidak enak? :)
"Udah dong vir. Lo seharusnya tunjukin ke Arnold kalau tanpa dia lo bisa hidup. Kayak dulu aja lo suka dia tapi lo ga pernah kan kepoin hidup nya? Lo ga pernah nunjukin ke dia kalau lo suka dia. Dan sekarang seharusnya lo bisa lupain dia dan ga peduli."
"Sure! Besok gue bukan Virla Septiana yang dulu. Gue bakalan tunjukin ke Aletta cs, dan Arnold pasti nya kalau gue bisa dan ga terpuruk."
"Nah gitu dong!! Itu baru Virla yang gue kenal." Ucap Icha yang sambil tersenyum.
*****
It's a brand new day!
Virla bergegas ke sekolah menggunakan barang-barang milik nya sendiri bukan yang di berikan oleh Arnold. Namun masalah model rambut, ia fikir itu tidak masalah karna ia suka dengan model nya. Dan tidak seperti biasanya ia hari ini di antar oleh papa nya.Lorong demi lorong ia lewati. Tangga demi tangga ia naiki. Ia menghiraukan murid-murid yang membicarakan masalah diri nya dan Arnold. Ia sudah benar-benar tidak peduli.
"Vir Virla!" Teriakan seorang laki-laki yang ia sangat kenal suaranya. Namun suara itu tak lagi ingin ia dengar.
"Vir. Please jangan menjauh." Ucap laki-laki itu yang membuat hati Virla semakin terkikis.
"Maaf anda siapa ya?" Jawab Virla kepada laki-laki itu.
"Please don't act like that."
"Sorry, gue ga kenal sama lo. Gue mau ke kelas."
"Gue Arnold vir. Please jangan jauhin gue dan gue mau jelasin semua nya."
"Oh Arnold. Gue baru kenal lo kok lo udah tau nama gue. Lagian mau jelasin apa? Emang kita kenal? Haha."
"Gue ga pernah nyesel ditumpahin bakso sama lo. Karna dari situ gue bisa kenal lo, dan dari situ gue ngerasa ada yang beda di diri gue."
"Duh please deh lo udah buang waktu gue. Gue aja lupa pernah numpahin bakso. Minggir gue mau lewat." Jawab Virla yang langsung menyingkirkan badan Arnold yang berdiri di depannya.
Semua akan terasa semakin sakit bila timbul nya sebuah luka baru, padahal masih ada luka lama yang belum hilang ataupun sembuh.
"Lari secepat yang lo bisa. Pergi sejauh yang lo mau. Seberapa jauh pun lo pergi, seberapa cepet lo lari. Gue yakin di hati dan fikiran lo ada gue vir."
"You're right nold. Dan sampai kapan pun lo akan tetap ada disini. Di hati dan fikiran gue."
Virla pun membalikan badan nya, menatap Arnold dengan mata nya yang sudah berkaca-kaca.
"Lo enak ya ngomong begitu. Lo ga ngerasain jadi gue susah nya gimana buat bikin lo tau nama gue. Gue seharusnya sadar kalau gue ga pantes buat di kenal sama lo. Dan tolong jangan bertingkah seakan-akan lo care ke gue, karna itu cuman bikin gue tambah menderita..."
"Menderita karna menerima kepedulian palsu lo. Seharusnya lo tanya sama diri lo, lo anggap diri gue apa sampe lo bisa peduli banget ke gue. Dan gue yakin lo butuh waktu lama buat jawab itu. Gue mundur nold. Hampir 3 tahun dengan perasaan kayak gini. Trust me, ini gak enak sama sekali."
Virla pergi meninggalkan Arnold yang membeku di tempat ia berdiri menatap Virla yang semakin lama semakin pergi menjauh dari tempat yang tadi menjadi saksi dari kesakitan yang perempuan itu alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Bersamamu ?
Teen FictionSMA adalah tempat para remaja mulai mencari jati diri mereka dan disanalah mereka mulai mengalami jatuh cinta, dan patah hati. Namun bagaimana jadinya bila seorang gadis biasa jatuh cinta kepada seorang laki-laki yang populer ? Bahkan laki-laki ters...