I don't wanna close my eyes
I don't wanna fall asleep
'Cause i'd miss you, baby
And i don't wanna miss a thing'Cause even when i dream of you
The sweetest dream would never do
And i'd still miss you baby
And i don't wanna miss a thingAerosmith - Don't wanna miss a thing
*****
Sudah 3 jam Arnold menemani Virla yang masih belum sadarkan diri. Ia sedari tadi tidak beranjak sedikit pun dari sisi perempuan tersebut. Ia berfikir kalau perempuan tersebut menjadi seperti ini karna dirinya. Walaupun bukan ia yang mencelakai Virla namun Aletta berbuat seperti itu karna perasaan nya terhadap Arnold.Arnold merasakan sesuatu yang bergerak di tangan nya. Memang sedari ia memasuki ruangan tersebut, tangan nya memegangi tangan mungil cewe tersebut dan tak dilepaskan. Entah mengapa, Arnold menjadi care dan tak acuh kepada Virla lagi. Ia tak mau merasakan kejadian 2 tahun yang lalu lagi.
Benar, ia merasakan tangan mungil perempuan itu bergerak. Akhirnya Virla sadar dengan cepat Arnold pun memanggil dokter dan mengabari kedua orang tua Virla melalui telepon karna keduanya pulang untuk menjaga adik Virla.
"Dok, gimana keadaan nya udah membaik kan ?"
"Sudah nak Arnold, saya rasa ia sudah bisa di pindah kan dari ruang ICU ini."
"Kalau gitu siapin ruang vvip aja dok. Biar keluarga atau temen-temen dia bisa nyaman jenguk nya."
"Baik sebentar lagi kita bakalan pindahin Virla ya."
*****
Virla pun sudah di pindahkan di ruangan VVIP. Disana hanya ada Arnold dan Virla sedangkan yang lain nya belum datang menjenguk.
"Apa ini mimpi? Kalau ini mimpi tolong siapa pun jangan bangunnin gue dari mimpi ini. Ini pasti mimpi mana mungkin Arnold ada disini nemenin gue di saat keadaan gue begini. Gue takut kalau mimpi tak seindah kenyataan. Dimana kenyataan itu sulit untuk di ubah. Seperti takdir semua manusia." Batin Virla di saat ia sudah siuman.
Arnold yang melihat Virla sudah membuka mata nya langsung menghampiri perempuan itu. "Vir, lo udah sadar? Gimana ada yang masih sakit?"
"Ini pasti mimpi bukan? Biarin gue nikmatin mimpi ini yang seperti kenyataan."
"Hey Vir. Kok gak jawab? Lo masih sakit?"
"Engga nold. Gue rasa ini mimpi ya?"
"Gak ini kenyataan."
"Kalau ini kenyataan kenapa lo bisa nemenin gue disini?"
"Gue khawatir. Lo gini juga karna gue."
"Thank you, nold."
"Jangan say thanks to me. Gue gak sebaik yang lo fikir."
"Walaupun begitu, gue tetep terima kasih sama Tuhan. Gapapa gue sakit sampe begini yang penting ada lo disini. Dan paling penting lagi, lo manggil nama gue nold."
"Sejahat itu kah gue sampe cewek di depan gue ini bener-bener seneng pas gue manggil nama dia. Tapi kenapa gue rasa cewek ini beda banget dari cewek-cewek yang slalu deketin gue. Gue yakin dia suka sama gue tapi kenapa dia ga pernah ngejer-ngejer gue kayak yang lain. Lo beda, Vir."
*****
Tadi sudah ada beberapa orang yang menjenguk Virla. Seperti Nico, Evan, Icha, ketua kelas nya dan kepala sekolah nya. Dan sekarang Virla harus di menginap di rumah sakit selama 2 hari. Orang tua Virla dan kedua adik nya pun ikut menjaga Virla, dan tentunya Arnold.
"Nak Arnold, sebaiknya kamu pulang saja. Nanti malah mama papa kamu khawatir biar Virla om dan yang lain saja yang jagain. Apa lagi kamu udah dari tadi siang kan."
"Yauda deh om, kalau gitu aku pamit ya besok aku kesini lagi."
"Hati-hati nak Arnold."
~~~~~
Dari kemarin di saat Arnold sampai dirumah nya, ia terus membayang-bayangkan Virla dan sosok perempuan di masa lalu nya yang sampai sekarang pun sulit bagi nya untuk merupakan perempuan itu. Walaupun Arnold belum mengenal Virla lebih jauh namun ia sudah merasa peduli dan ingin menjaga perempuan itu.
"Woi! Mana Aletta?!" Teriak Arnold dikelas 12 IPS 2.
"Sabar nold masih pagi sumpah jangan bikin mereka pada jantungan." Ujar Evan yang takut kalau sahabatnya ini akan terbawa emosi.
"Gue tanya sekali lagi dimana Aletta?!"
"Itu nold dia baru masuk." Ujar salah satu teman sekelas Aletta.
Aletta yang baru memasuki ruangan kelas pun kaget dengan ada nya Arnold. "Nold pagi-pagi ngapain kesini?"
"Lo sinting ya?! Gak ada perasaan bersalah sedikit pun? Lo sadar ga sih gara-gara lo nyawa seseorang hampir bahaya. Gue ingetin sekali lagi sama lo ya! Jangan ganggu Virla lagi."
Arnold pun langsung meninggalkan kelas itu dan seketika semua nya menjadi hening.
"Sialan tuh cewek miskin. Liat aja ya gue bakalan buat perhitungan sama lo. Jangan main-main sama gue, Aletta Fransiscania."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Bersamamu ?
Teen FictionSMA adalah tempat para remaja mulai mencari jati diri mereka dan disanalah mereka mulai mengalami jatuh cinta, dan patah hati. Namun bagaimana jadinya bila seorang gadis biasa jatuh cinta kepada seorang laki-laki yang populer ? Bahkan laki-laki ters...