1. Prolog

13.8K 904 228
                                    

Banyak sejarah dan riwayat mengatakan bahwa ilmu sihir memang lebih ampuh dilakukan oleh seorang wanita. Dalam level ilmu sihir yang setingkat, penyihir wanita (witch) akan lebih unggul dari penyihir laki laki (wizard).

Ketahuilah....

-----

Sehun duduk di depan perapian di kamar asramanya yang bernama Salamander. Asrama bagi penyihir hitam yang memiliki ratusan kamar yang semuanya berpenghuni laki laki.

Dengan sekali hembusan tiupan nafasnya, api dari perapian kian membesar menghangatkan tubuh berotot lelaki itu, tubuh yang berbalut dengan jubah hitam tebal dengan dua kancing di bagian depan dadanya. Kemudian perlahan ia melepas lilitan kain lusuh di kedua telapak tangannya. Ia tidak terluka tapi ia memakainya setiap hari untuk alasan tertentu. Jemarinya yang panjang dan sangat pucat ia ulurkan ke depan agar hawa dari api tersebut dapat melemaskan sedikit otot otot tangannya yang kaku dan beku.

Musim dingin telah tiba, menjadi penghuni Higher Ground selama bertahun tahun telah membuat Sehun hidup lebih mandiri. Kini usianya 17 tahun dan ia ada di kelas tingkat ke dua setelah ia dipindah dari asrama Fairy  karena suatu permasalahan. Ia sebenarnya bukan lelaki pendiam, ia suka bercerita, tapi ia juga  tidak banyak bicara jika di depan orang orang dan ia selalu memasang wajah sinis yang nyatanya banyak ditakuti oleh siswa siswi lain.

Oh ayolah, jarang sekali Sehun terlihat berbicara dengan para gadis di sekolah. Bukan karena ia tak menyukai mereka, tapi ia punya masa lalu menyedihkan. Karena itulah ia agak sedikit tertutup dan suka menyendiri meski tak dapat dipungkiri sebenarnya ia memiliki banyak sahabat seperti Chanyeol, Kai dan Kyungsoo serta beberapa sahabat lainnya.

Sehun mengusap usap kedua telapak tangannya hingga tak lama bunyi suara ketukan pintu di kamarnya terdengar samar, dengan malas Sehun beranjak berdiri dan membukakan pintu.

"Ini daftar nama nama siswa yang besok harus kau bawa ke bukit berbintang," perintah kakak kelasnya yang bertubuh lebih jangkung dari Sehun, lelaki bernama Park Chanyeol~si tampan yang ceria.

Bukit berbintang, bukit kecil yang berada tak jauh dari sekolah dan disana biasanya para siswa siswi angkatan baru akan diajarkan untuk mengenal lingkungan mereka serta mengetahui beberapa makhluk hidup yang tinggal disana.

"Neutral?" Sehun mengernyit membaca nama asrama dimana para penghuninya adalah penyihir berdarah campuran.

Chanyeol menahan senyum, ia adalah seorang  leader yang sebenarnya diperintahkan oleh Madam Ronewa untuk mengurus sekelompok siswa di asrama itu tapi Chanyeol enggan. Disana ada satu siswi angkatan baru yang cantik dan beberapa bulan ini ia terlihat mulai terobsesi dengan Sehun, memang tidak terang terangan mengatakan suka tapi sikap gadis itu sudah cukup menjelaskan semuanya.

"Tidak, kau saja!" Sehun melempar daftar kertas itu tepat di dada Chanyeol.

"Yaaa, gantikan aku. Kau berani menolak perintah kakak kelasmu, eoh? Aku besok ada urusan penting di luar dan kau tahu aku benci kata penolakan," Chanyeol memasang wajah galaknya.

"Kalau iya aku menolak, memang kenapa?" Sehun mengangkat satu telapak tangannya hendak menyentuh wajah Chanyeol namun kakak kelasnya itu segera menyingkir ke arah samping pintu dengan cepat. "Kalau begitu enyahlah kau dari hadapanku."

BRAK!

Chanyeol mengusap usap ujung hidungnya dengan mata berkedip tegang. Hampir saja hidungnya yang bangir bernasib malang kalau ia tak cepat-cepat mundur saat Sehun menutup pintu kamarnya dengan keras.

Setelah kepergian Chanyeol, Sehun kembali duduk di depan perapian. Matanya menatap kosong ke depan mengingat apa yang baru saja terjadi pada dirinya sejam yang lalu di bukit itu, bukit dimana dirinya kembali merasa menjadi orang lain yang liar yang bahkan ingin rasanya ia membunuh seseorang tanpa alasan. Sehun meremas remas belakang kepalanya karena pusing, ia menghempas nafas kasar berkali kali dan menengedah menatap langit langit kamarnya dengan keputus asaan.

Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang