Chapter 17. Perjalanan Menuju Utara Faroe

3.7K 599 305
                                    

Changmin hanya tersenyum-senyum mendengar betapa Chanyeol kesal karena mengetahui Irene akan ikut dalam perjalanan mereka. Kedua lelaki itu terlibat dalam perdebatan panjang sembari menunggu kedatangan Sehun dan Irene di lembah. 3 kuda yang telah mereka sewa dari penduduk telah berdiri berjajar diikat di bawah sebuah pohon besar.

Matahari belum menampakan diri, suara suara hewan- hewan kecil terdengar diantara sunyinya pagi itu.

"Bagaimana bisa adikmu membawa gadis itu, eoh? Hari sebelumnya Irene memang memohon padaku berniat ingin pergi ke cenayang tapi aku melarangnya. Tapi Oh Sehun...," Chanyeol menepuk keningnya beberapa kali membodohi keputusan Sehun yang tanpa pikir panjang. "Lihat...,"jari Chanyeol mengarah ke belakang dan sama sekali belum tampak kedua orang yang sedang mereka tunggu, "mereka benar-benar lamban."

Changmin hanya menoleh ke belakang sesaat dan kembali tersenyum, "Chanyeol~ah, apa pagi hari yang sejuk ini hanya akan kau habiskan dengan marah-marah yang tidak ada gunanya? Sekalipun kau berteriak, bukankah Irene akan tetap ada bersama kita?"

Chanyeol menyadari betul sikapnya hanya membuat dirinya semakin kesal, jadi ia memilih diam dan duduk di rerumputan sembari merapatkan jaket tebalnya.

Sehun menertawai Irene yang setiap kali terpeleset menginjak tanah yang licin dan bebatuan terjal.

"Kau tahu, perjalanan ini mengingatkanku saat kita pergi ke Maiden," Irene bersuara. "Menyenangkan."

"Kupikir kau tak menyukainya," Sehun menangkap tubuh Irene yang melompati genangan air dan mereka berdiri berdekatan.

"Awalnya aku menyesal karena tragedi kuda Pegasus itu," Irene merasa canggung ketika kedua tangan Sehun menyentuh pinggangnya dan Sehun lantas menarik tangannya kemudian menghadap lurus ke depan.

"Kau akan bertemu dengan salah satu kakakku yang sedikit menyebalkan."

"Eoh?"Irene berjalan sembari menoleh menatap sisi wajah Sehun dengan kening berkerut. "Aku lupa, siapa kakakmu yang akan ikut perjalanan kita?"

"Kita?" Sehun melirik dengan senyuman, teringat pembicaraannya dengan Irene mengenai "kita".

"Maksudku perjalanan ini," lagi-lagi Irene kembali merasa canggung.

"Changmin Hyung," Sehun mengabaikan pernyataan Irene dan menjawab pertanyaan gadis itu sebelumnya.

"Ehm...," Irene mengangguk-angguk mengerti.

"Aku berharap Kyuhyun Hyung yang menemani, ia tidak banyak bicara dan sangat bijaksana. Tapi sepertinya ia sibuk dan Changmin Hyung agak mirip seperti Chanyeol, banyak bicara, banyak mencela dan banyak tingkahnya."

"Tetap saja dia menawan di mataku."

Mulut Sehun mendesis, ia sebal jika Irene mengagumi lelaki lain.

"Apa kau akan menyukai semua lelaki tampan di Faroe?"

"Tentu, tentu saja," Irene mengangguk yakin dan terkekeh mendapati lirikan sinis Sehun kepadanya. "Tapi kau tetap yang paling tampan menurutku, tenang saja."

"Ah pujianmu terlambat, aku tidak suka."

Keduanya kembali bergandengan tangan dan mempercepat langkah mereka setelah melihat sosok Changmin dan Chanyeol yang melambai di sisi kuda yang siap untuk  mereka tunggangi.

Irene cukup heran melihat hanya ada tiga kuda sementara mereka terdiri dari empat orang.

"Kembalilah ke kastil, kami hanya mendapat tiga kuda," seru Chanyeol pada Irene yang langsung naik ke kuda berwarna hitam diikuti oleh Changmin dengan kuda coklatnya.

Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang