Chapter 28. Dia yang tak terduga

3.4K 565 308
                                    


Lucid dream~mimpi yang memang diinginkan, direncana maupun yang bisa dikendalikan oleh orang lain yang menciptakannya. Begitulah Sehun memberikan mantra Lucid dream kepada Irene tentang bagaimana jika ia memperlakukan gadis itu setelah meminum ramuan dari Madam Haejin.

Irene tidur dengan resah, bergerak gelisah kesana kemari sembari memanggil-manggil Sehun untuk berhenti melakukannya. Keringat dingin muncul di kening gadis itu dan seketika itu Sehun menghentikannya. Sudah ia duga sejak awal  Irene tak akan pernah mau melakukan hal apa yang Madam Haejin sarankan. Sehun tidak bermaksud jahat, ia ingin tahu apa isi hati Irene. membacanya dan ia butuh kepastian agar ia tahu apa yang tidak seharusnya terjadi.

"Sehun!" Irene membuka kelopak matanya dengan nafas memburu, butiran air matanya meleleh lambat, kemudian Sehun membantu gadis itu untuk duduk. "Kupikir kau...," Irene tak sanggup menyeleseikan kalimatnya dan berakhir terisak di dada bidang Sehun.

"Gwencana...kau hanya bermimpi buruk Irene...," Sehun mendekap tubuh mungil itu erat-erat, memberi ketenangan agar Irene segera melupakan ketakutan dari dalam mimpi yang baru saja ia alami. "Abaikan mimpi itu~ abaikan saja."

Malam semakin larut dan sebentar lagi pagi akan datang. Sehun tak sedikitpun beranjak dari duduknya dan terus mendampingi Irene. Ia hanya beralasan kesepian dan tak bisa tidur saat Irene bertanya kenapa Sehun tiba-tiba ada disana. Alih-alih curiga, Irene justru senang karena setelah mendapat mimpi buruk~ ia menganggapnya begitu~ ia pun jadi sulit untuk tertidur lagi. Keduanya lantas duduk berdampingan di tempat tidur dan mengobrol hingga tanpa sadar sinar matahari pagi memasuki celah jendela, menyadari bahwa hari baru telah tiba.

****

Nenek Gayoung meletakkan sebuah perkamen di atas meja ketika si Tuan rumah baru saja selesai meramal tamu yang datang. Siang ini udara panas membuat kedua wanita yang ada di dalam rumah itu berkeringat.

"Surat dari bagian pusat Faroe, Higher Ground," ujar si wanita tua yang kala itu sempat Chanyeol sebut sebagai gembel sejati.

Madam Haejin mengangguk lemah serta membuka perkamen tersebut dengan kening berkerut. Ia pikir surat itu berasal dari Kepala Sekolah disana, namun ternyata bukan. Ia mulai membacanya dengan sedikit bersuara,

Salam hangat Madam,

Mungkin kedatangan suratku ini mengagetkan Anda, sama seperti ketika aku tahu bahwa Anda ternyata tak sepenuhnya memenuhi jawaban dari apa yang pernah aku tanyakan. Anda bilang pecahan batu filsuf masih ada dan muncul harapan besar bahwa kutukanku dapat disembuhkan. Tidakkah itu tindakkan yang menyakitkan dengan membohongi kepercayaan seseorang? Anda boleh saja mengataiku sebagai bocah lancang, aku tak mempermasalahkannya. Tapi tahukah Anda bagaimana keluargaku pergi kesana kemari untuk mencari batu itu, bertanya pada ribuan orang dengan tidak mengenal lelah? Bayangkan saja Anda yang menjadi aku, betapa hancur rasanya mengetahui kenyataan itu, menerima berita buruk yang seharusnya sudah kudengar sejak lama.

Madam, aku sangat menghormati Anda. Aku tidak mengerti kenapa Anda  sanggup berbuat itu kepadaku? Adakah satu alasan saja yang bisa kau jelaskan agar aku mempercayaimu kembali? Aku pastikan hidupku akan baik-baik saja seandainya kutukan itu tak dapat dihilangkan. Aku mohon beritahu aku apa yang terjadi sebelum semuanya menjadi semakin salah dan bertambah rumit.
Aku sangat mengharapkan surat balasan Anda.

Oh Sehun

Madam Haejin menghela nafas kasar dan melempar perkamen sekenanya. Ia tidak marah pada Sehun, ia justru benci dengan dirinya sendiri.

Sedetik kemudian kedua mata cenayang itu menyipit menyadari ada keanehan disana. Ia memang sedikit lega karena pada akhirnya Sehun dan keluarganya tahu, tapi ada satu hal yang mengganjal hatinya dan ia terus bertanya-tanya. Bahkan dua suratnya terdahulu tak mendapat balasan apapun. Apakah Sir Godric belum menerimanya dan jika memang belum, darimana Sehun bisa tahu?

Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang