Joy terus menggosok pinggiran toilet yang baunya mirip kaos kaki basah yang terus dipakai berminggu minggu, ia menahan nafas dan sesekali melirik ke arah pintu dimana lelaki jangkung berambut merah menyala memperhatikannya sambil berdiri bersandar pada pintu.
Benar-benar hukuman super menjijikan yang tak akan mungkin Joy lupakan sepanjang ia bersekolah di Higher Ground dan satu manusia kejam yang menyuruhnya itu tak akan ia biarkan hidup dengan tenang.
Suara hatinya terus merutuki itu sejak pertama ia masuk ke dalam toilet siswa~ tempat dimana para hantu sering berkumpul.Merasa sudah bersih, Joy mengguyur toilet dengan air dari kran dan lantas menghempas nafas berat.
"Kau puas sekarang?" kedua tangan gadis itu menentwng di pinggang layaknya piala.
Pertanyaan macam apa itu? batin Chanyeol, satu alisnya terangkat dan ia mengamati seluruh ruang toilet yang kini terlihat lebih bersih dan wangi ketimbang beberapa menit yang lalu.
"Kau boleh kembali ke asrama," Chanyeol berdiri tegak, berbalik dan melangkah lambat meninggalkan Joy.
"Hey, tunggu!" Joy buru buru mengikuti langkah Chanyeol karena suasana disana sangat sepi sementara ia type orang yang penakut. "Tentang perkataanmu untuk mencari leader lain, kau hanya bercanda kan?" Joy yang berhasil mensejajari langkah Chanyeol lantas menoleh ke arah samping melihat lelaki itu berjalan menatap lurus ke depan.
"Aku tak keberatan."
"Maaf bukan itu maksudku," Joy terus menoleh mengabaikan langkahnya. "Terima kasih karena begitu bertanggungjawab pada kami semua."
Chanyeol tetap berjalan dan tak menjawab, ia memasukan kedua tangannya pada saku celana, raut wajahnya terlihat lebih santai setelah ia juga merasa badannya membaik meski memar memar di beberapa bagian tubuh masih membekas samar.
Keduanya berjalan dalam diam hingga sampai di halaman belakang gedung dan tak melihat kehadiran Irene disana selain hanya sebuah sapu lidi yang teronggok di bawah pohon dan beberapa daun kering yang masih berserakan.
"Sahabatmu memang luar biasa. Dimana dia?" Chanyeol mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, ia berpikir suasana malam yang gelap tak memungkinkan gadis itu untuk pergi jauh jadi ia pun tak mau begitu mempermasalahkannya.
"Mungkin sudah tidur di kamarnya ," Joy mengedikan bahu kecil, ia melambai berjalan mendahului Chanyeol sembari menguap. "Selamat malam, semoga mimpi indah."
-
Pagi hari Great Hall atau aula Higher Ground sudah dipenuhi dengan celotehan anak anak menjelang sarapan sebelum para seosangnim hadir.
Meja panjang Gnome menjadi topik utama mereka pagi ini karena munculnya seorang murid pindahan baru tingkat pertama yaitu Yeri~ adik Kai. Seharusnya ia masuk ke dalam asrama Fairy namun karena melihat hasil nilai test yang sangat memuaskan dari sekolah sebelumnya, secara langsung Sir Godric tanpa ragu memasukannya ke asrama dimana anak anak pintar berkumpul.
Kai bosan menjadi ajang pertanyaan anak anak yang ingin berkenalan dengan adiknya, terutama anak laki laki di tingkatnya yang kagum melihat betapa cantiknya Yeri dengan rambut lurus panjang sebahu dan terlihat sangat cerdas. Baekhyun pun ikut dalam deretan siswa yang antusias bertanya serta rela jika pagi ini ia pindah tempat duduk di sebelah Kai meninggalkan meja Salamander.
"Kau tak pernah memberitahuku jika kau memiliki adik yang semanis itu," Baekhun berkata sembari memijit mijit satu lengan Kai mencari perhatian. "Kalian sangat berbeda atau memang kalian saudara tiri, eoh?"
"Tubuhku baik baik saja sejauh ini, minggir!" Kai menarik lengannya dan menjawab dengan wajah tak suka. "Tentu saja dia adik kandungku, memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENE
FanfictionHigher Ground School adalah sebuah sekolah asrama sihir yang terletak di Faroe~negeri sihir~ manusia biasa menyebutnya daerah terlarang yaitu daerah di sekitar pegunungan Bugaksan sebelah utara Seoul. Filsuf disebut sebut sebagai benda/ batu suci y...