Pelajaran Transfigirasi untuk kelas angkatan kedua tengah berlangsung 30 menit yang lalu dan Hyemi sama sekali tak memperhatikan. Ia menoleh arah meja Kai yang sejak kemarin hanya duduk sendiri tanpa teman sebangkunya.
"Sstt," Hyemi memanggil Kai.
Kai mendongak dan mengatakan "apa" hanya dengan gerakan bibirnya.
"Dimana Sehun?"
Kai berpikir sejenak, haruskah ia memberitahu Hyemi jika Sehun sedang menuju ke bagian utara Faroe? Tapi lantas Kai hanya mengedik dan menjawab tidak tahu. Ia terlalu malas untuk menjelaskan perihal Sehun yang tidak masuk kelas dua hari ini. Lagipula perjalanan itu bukanlah untuk konsumsi gosip anak-anak di sekolah, terlebih Irene ada disana bersama lelaki itu.
Hyemi tampak kecewa dengan jawaban Kai, ia kemudian kembali menatap lurus ke depan pada papan tulis dimana seosangnim sedang berdiri menjelaskan disana. Ia benar-benar merindukan Oh Sehun.
****
Wanita tua berpenampilan compang-camping itu bukanlah tersenyum, melainkan menyeringai mendapati ke empat tamu yang tak diundang muncul di hadapannya.
"Percy kemari," suaranya yang parau memanggil hewan kesayangannya untuk mendekat.
Kucing kecil hitam yang tadi digendong Chanyeol kembali mengeong dan berjalan di kaki wanita yang dipastikan adalah Madam Haejin.
"Siapa yang kau cari?" wanita itu menatap satu persatu dengan mata memincing mencurigai, terlebih kepada Sehun.
"Kedatangan kami kemari un...," sebelum Sehun menyeleseikan kalimatnya, sebuah suara dari dalam terdengar setengah berteriak.
"Kemari kau, beritahu aku siapa disana!"
Wanita tua itu menoleh ke belakang, lalu kembali menghadap ke empatnya dengan decihan sengit.
"Masuklah," ujarnya dan berjalan tertatih ke dalam rumah.
Sehun memberanikan diri masuk terlebih dulu baru diikuti yang lainnya. Ruangan itu temaram, dua jendela yang berada di sisi kanan kiri tertutup rapat. Tidak ada kursi tamu atau apapun terkecuali hanya tumpukan barang-barang bekas dan hiasan kerangka manusia yang menggantung di dinding. Irene meringis ketakutan dan memilih berjalan merapat di tengah-tengah antara Changmin dan Chanyeol.
Wanita tua itu berhenti di sebuah pintu yang menghubungkan ruangan lain dan meminta ke empatnya untuk menunggu.
"Apa sebaiknya kita duduk di bawah saja?" Chanyeol yang merasa kakinya pegal langsung menggelosor duduk bersila sembari menelusuri tiap sudut ruangan dengan mimik wajah datar. Ia bukan tipe lelaki yang percaya pada hantu dan soal kerangka yang menggantung di dinding, itu sama sekali tak membuatnya ngeri. Toh di wilayah Aokigaraha ia sudah melihat puluhan bahkan ratusan yang lebih menyeramkan dari ini.
Sehun, Changmin dan Irene menyusul untuk duduk bersila saling berhadapan menunggu wanita itu~ yang entah sedang melakukan apa di dalam.
"Apa menurutmu dia menerima kedatangan kita?" Sehun merasa tidak yakin.
"Kita sudah diperbolehkan masuk, lalu kau pikir ini apa?" Chanyeol menyahut.
"Kurasa dia sedang berdandan karena tahu yang datang adalah tamu-tamu tampan seperti kita," Changmin berkata seraya merapikan rambutnya.
"Apa barusaja itu adalah sebuah pernyataan bahwa kau tertarik dengannya?" Irene menatap Changmin dengan wajah polos.
"Yang benar saja? Hey, aku masih normal Irene..." Changmin membelalak ke arah Irene dan mendapatkan kekehan dari Sehun serta Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENE
FanfictionHigher Ground School adalah sebuah sekolah asrama sihir yang terletak di Faroe~negeri sihir~ manusia biasa menyebutnya daerah terlarang yaitu daerah di sekitar pegunungan Bugaksan sebelah utara Seoul. Filsuf disebut sebut sebagai benda/ batu suci y...