Lay berdiri di sisi Chen menghadap pada jendela kaca, melihat pemandangan di luar dan tercengang menyaksikan betapa banyaknya sinar menyala merah yang menuju ke arah lingkungan sekolah mereka seakan terdapat beribu anak panah yang tengah menghujami wilayah itu.
Sementara Sehun dan Irene yang berada di atap kastil seketika melepaskan pelukan mereka dan membeku sepersekian detik setelah mereka menyaksikan berbondong-bondong para penyihir yang dipastikan adalah anak buah Park Junki beserta sekutunya terlihat dari jarak pandang mereka sedang bergerak mendekat dengan cepat.
"Sial! Mereka menyerang, mereka mencarimu, Irene.. " Sehun segera menarik lengan Irene, mengajaknya berlari menuruni anak tangga dan berbaur dengan ratusan anak-anak yang berlarian kesana kemari menjerit ketakutan. Sebagian dari mereka bahkan tidak tahu harus berbuat apa dan memilih menangis, meraung masuk ke dalam kastil meminta pertolongan.
Irene jatuh ke depan menimpa punggung Sehun ketika kakinya memijak anakan tangga terakhir dan sempat terkilir, ia lalu diseret paksa oleh Sehun untuk bangun dan berdiri. Tidak ada waktu bagi mereka untuk sekedar berbicara, yang harus mereka lakukan adalah berlari untuk menyelamatkan diri.
Sehun membawa Irene masuk ke dalam asramanya, menyuruh gadis itu mengenakkan jubahnya yang panjang dengan penutup kepala. Sementara Sehun memakai jubah lain miliknya. Ia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk dengan Irene dan akan sekuat tenaga melindunginya.
"Kurasa aku perlu mengirimmu ke Maiden dengan berteleportasi. Kau akan lebih aman disana."
Irene mengangguk saja apa yang Sehun perintahkan. Mereka berpegangan tangan, kemudian Sehun membaca mantra dalam hati dan menutup kedua kelopak matanya memikirkan tentang bagaimana indahnya kampung halaman tempat ia dilahirkan.
Untuk ukuran penyihir berdarah asli, teleportasi merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, yang terpenting adalah si penyihir tersebut harus benar-benar bisa menggambarkan suasana tempat yang akan mereka datangi dengan jelas agar tidak salah sasaran. Namun kali ini entah kenapa Sehun gagal. Ketika ia membuka mata ia masih berada di dalam kamar asramanya dan masih mendengar suara keributan di luar. Sehun mencoba sekali lagi, ia membaca mantra dengan lebih fokus namun tetap gagal. Ia dan Irene kemudian saling berpandangan dalam heran. Aneh rasanya di saat-saat genting justru ia gagal melakukan teleportasi, bahkan Sehun sudah merasa ia tak salah membaca mantra serta menggambarkan suasana rumahnya dengan begitu detail.
"Ada apa?" Irene semakin gelisah melihat wajah Sehun yang kebingungan. Lelaki itu bergegas melongok dari kaca jendela kamarnya dan menganga melihat bahwa diluar sana ternyata seluruh wilayah Higher Ground telah dikelilingi oleh perisai ilmu hitam. Perisai itu membentuk sebuah lingkaran besar seperti bola raksasa kristal dengan kilatan-kilatan merah yang mengelilingi wilayah sampai sebatas danau biru. Itulah kenapa teleportasi tidak bisa dilakukan hingga keluar dari wilayah yang terkurung tersebut. Sudah dipastikan jika seluruh orang-orang yang ada di Higher Ground telah terkepung dan tak bisa melarikan diri dengan cara seperti yang Sehun pikirkan.
Keduanya lalu keluar, melihat ke bawah dimana banyak pengikut dari Laskar Filsufus tengah berkelahi dengan para siswa dan juga para guru~saling menyerang dengan mantra yang mereka kuasai.
Kemudian Sehun melihat sosok Chanyeol dari arah seberang asrama yang berlari bersama Sir Godric menembus kerumunan menoleh kesana kemari mencari seseorang. Sehun tahu mereka mencari Irene dan ia tak akan membiarkan dua orang itu berhasil menemukannya.
"Irene...tetap bersamaku, jangan lepaskan tanganku dan jangan menoleh ke belakang sekalipun. Kita akan berlari ke arah kastil, kau mengerti?"
Ada gurat kekhawatiran yang nampak jelas di wajah Irene tapi toh gadis itu tak memiliki cara apapun selain mengiyakan saja apa yang Sehun katakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENE
Fiksi PenggemarHigher Ground School adalah sebuah sekolah asrama sihir yang terletak di Faroe~negeri sihir~ manusia biasa menyebutnya daerah terlarang yaitu daerah di sekitar pegunungan Bugaksan sebelah utara Seoul. Filsuf disebut sebut sebagai benda/ batu suci y...