Putar musiknya di Mulmed sambil baca yah😊 abaikan video Naruto-nya.
*****
Menyaksikan tubuh Park Junki terkapar mati bersamaan dengan kurungan perisai di wilayah itu yang lenyap seketika, lantas Baekhyun kembali teringat akan Yeri. Ia lantas berlari kembali menyusuri lorong gelap diikuti oleh yang lain termasuk Kai yang belum mengetahui bagaimana nasib adiknya yang malang.
Air mata Baekhyun meleleh lambat di pipi, ia berlari hingga beberapa kali tubuhnya membentur dinding lorong karena ingin cepat-cepat sampai disana.
Tubuh Yeri bersimbah darah, lalu begitu sampai~dengan menangis tersedu~ Baekhyun memeluknya dengan erat. Bahkan ia tidak sanggup berkata apa-apa setelah Kai datang dan melihat lelaki tan itu berteriak~menangis~ mengamuk menggila.
"Apa yang mereka lakukan pada adikku? Siapa yang berani melukainya? Siapa?!!!" teriakan Kai menggema.
Sehun hanya memandangi amukan Kai dalam diam. Ia kemudian menunduk tak tega melihat sahabatnya begitu terpukul. Sementara Suho dan Chen memegangi pundak Kai untuk menenangkannya.
"Kenapa tidak aku saja yang mereka lukai, apa salah adikku eoh? Orang tuaku begitu bangga padanya yang pintar, lalu kenapa harus dia...."Kai menggelosor berlutut dengan derai air mata yang tak kunjung usai. Ia memukuli apa saja yang ada di depannya seakan ia tidak perduli jemari tangannya bisa terluka.
Punggung Baekhyun bergetar hebat, ia merasa bersalah karena ia tak bisa melindungi Yeri dan justru membebani gadis itu karena kondisinya yang lemah. Ia sungguh akan rela mati jika itu menyangkut Yeri, tapi bahkan air mata yang keluar itu pun tak sanggup merubah apa yang sudah terjadi.
"Aaarght...," suara erangan lirih itu mampu membuat Baekhyun membeku sesaat, ia melepaskan pelukannya dan terkejut melihat bibir Yeri sedikit bergerak.
"Yeri...Yeri, kau masih hidup?" Baekhyun menepuk pelan pipi Yeri mencoba menyadarkan gadis itu. "Yeri ayo bangun, sadarlah!"
Spontan Kai cepat-cepat mendekati adiknya, ia meletakan kepala Yeri di atas pangkuannya.
"Yeri...Eomma dan Appa menunggumu di rumah, ayo bangunlah sayang...," Kai membisiki adiknya sembari terisak. "Mereka akan sangat kehilangan jika kau pergi, ayo bangun. Kau bilang kau ingin jadi orang hebat, tunjukkan itu pada seluruh penyihir di Faroe dan aku tidak akan melarangmu berhubungan dengan lelaki manapun, aku janji. Ayo bangunlah Yeri..."
Sayangnya setelah terdengar rintihan sekali itu, Yeri kembali diam tak bergerak.
Sehun menatap kalung batu filsuf dalam genggamannya. Ia memang berjanji sesuatu pada Irene tapi ada orang lain yang ia pikir lebih membutuhkan kekuatan batu suci itu daripada dirinya. Kemudian tanpa pikir panjang, Sehun mendekat dan berjongkok di samping Kai. Ia mengalungkan batu liontin itu di leher Yeri.
"Batu ini akan aku serahkan untuk keselamatan Yeri," Sehun berucap. "Karena benda ini diketahui memiliki empat unsur kekuatan, aku butuh kekuatan kalian untuk membantu melakukannya."
Sehun lantas meletakan telapak tangan Baekhyun dari Salamander di atas liontin itu, lalu tangan Chen dari Gnome, tangan Suho dari Fairy dan Sehun butuh seseorang lagi dari Neutral.
"Aku akan mencarinya sebentar, kalian tetaplah disini," Sehun kemudian memilih berteleportasi mencari Lay yang kemungkinan ada di bukit berbintang.
Bukit itu masih dipenuhi oleh anak-anak yang terluka. Sehun kesana kemari mencari anak-anak tingkat ketiga dari asrama Neutral yang cukup memiliki ilmu sihir tinggi. Dan kebetulan sekali ia melihat Lay berada disana sedang membantu para siswa yang siap untuk dibawa ke luar wilayah Higher Ground bersama Byakko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENE
FanfictionHigher Ground School adalah sebuah sekolah asrama sihir yang terletak di Faroe~negeri sihir~ manusia biasa menyebutnya daerah terlarang yaitu daerah di sekitar pegunungan Bugaksan sebelah utara Seoul. Filsuf disebut sebut sebagai benda/ batu suci y...