Mulmed di atas mungkin akan jadi cerita di chapter-chapter berikutnya...siapkan hati ya chingu, haha
****
3 kuda berlari cepat melewati ladang dan pepohonan. Park Junki memimpin di depan sementara dua kuda yang ditumpangi 2 anak buahnya menyusul tak jauh dibelakang~ berlari dengan lebih lamban.
Bola kristal di ruangan Sir Godric berubah warna dari bening menjadi menyala kekuningan. Dari sana bisa ia lihat bahwa orang yang sedang ia tunggu-tunggu akan datang.
Matahari sudah hampir berada dibatas kepala, suasana Higher Ground nampak lenggang karena semua siswa tengah berada di kelas mereka masing-masing. Sir Godric melangkah cepat menemui Madam Ronewa di ruangannya dan meminta penanggung jawab asrama Neutral tersebut untuk menyembunyikan salah satu siswinya~ Irene~ dari jangkauan pemimpin Laskar Filsufus itu.
Irene tidak mengerti kenapa dirinya dipaksa keluar dari kelas ramuan dan ditarik oleh Madam Ronewa menuju ke arah bukit berbintang.
"Kau harus bersembunyi, ada beberapa orang yang sedang mengincarmu."
Irene menarik unjung lengan wanita tersebut dengan gurat kekhawatiran.
"Seosangnim, aku tidak berani sendirian menuju bukit itu," kata Irene lirih.
Sejenak berpikir, Madam Ronewa mengangguk pelan, "Ah tidak seharusnya aku membiarkanmu sendiri. Aku akan menyuruh satu atau dua anak untuk mendampingimu. Pastikan kau tidak muncul di Higher Ground sebelum kami memerintah."
Irene berdiri, berjalan bolak-balik menunggu dengan cemas di bawah pohon ketika melihat Madam Ronewa pergi meninggalkannya dengan berteloportasi. Cuaca di luar cukup cerah, semilir angin berhembus lembut, namun titik-titik keringat justru telah menghiasi dahi Irene sejak dirinya diberitahu akan hal buruk yang bisa saja menimpanya.
Dari arah kejauhan, mata bulat Irene melihat dua sosok laki-laki dengan jubah sihir sekolahnya berjalan lambat. Wajah Chen yang lebih dulu terlihat, lalu satu lagi yang berjalan di samping lelaki itu ternyata adalah Suho.
"Irene, sebaiknya kita berteleportasi saja langsung ke tengah hutan," Suho tak banyak basa-basi dan meminta Irene untuk meletakan satu tangannya di pundak Suho seperti apa yang Chen lakukan.
Dimensi ruang itu menyedot ketiganya pada lorong panjang yang hitam pekat. Irene mengaduh saat dirinya mendarat dengan tidak sempurna di atas dedaunan kering dengan jatuh terduduk yang menimbulkan suara berdebam keras. Sementara Chen dan Suho yang tampak sudah terbiasa melakukan itu, tetap berdiri pada posisi yang sama seperti saat mereka akan berteleportasi.
"Aku butuh penjelasan," kata Irene membuka suara diantara sunyinya suasana hutan itu.
Suho yang pada dasarnya tahu betul cerita dari Hyemi akhirnya menceritakan semua keganjalan yang ia dan Hyemi temui meski mereka belum yakin betul akan hal itu. Chen dan Irene mendengarkan dengan seksama cerita mengenai pemimpin Laskar Filsufus yang ingin mendapatkan kekuatan suci dari Irene. Itulah kenapa gadis itu tak boleh ada di sekolah saat pemimpin berjenggot tebal itu datang.
"Kenapa Sir Godric harus memanggilnya datang kalau begitu?" pertanyaan Chen sama seperti apa yang hendak Irene utarakan.
"Dugaanku, mereka akan bernegosiasi, begitu pun yang Chanyeol ucapkan," Suho menggaruk bagian pelipisnya masih merasa jawabannya tidak pasti.
"Haruskah di Higher Ground?" kali ini Irene yang bertanya.
"Laskar itu dipastikan memiliki seribu pengikut, akan berbahaya jika negosiasi dilakukan di sana. Lalu memilih tempat lain juga kurasa itu bukan ide bagus, tak boleh ada yang tahu mengenai keberadaan batu filsuf tersebut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Higher Ground (Untouchable Man)/ HUNRENE
FanfictionHigher Ground School adalah sebuah sekolah asrama sihir yang terletak di Faroe~negeri sihir~ manusia biasa menyebutnya daerah terlarang yaitu daerah di sekitar pegunungan Bugaksan sebelah utara Seoul. Filsuf disebut sebut sebagai benda/ batu suci y...