TUJUH : AKU, KAMU, DAN SURAT IZIN

60 5 1
                                    

                     "semangat ujiannya ya sayang... " sahut mama gue setelah ia menurunkan gue tepat disebelah gerbang yang terbuka lebar untuk menyambut para siswa-siswinya.

"Siap mabroww" lanjut gue dengan penuh semangat sambil mengangkat telapak tangan kanan menuju kepala tepat sejajar dengan alis tebal gue ini.

Langkah kaki gue dengan sigap bergerak kedepan. Dengan tangan yang memegang erat papan dada dipelukan dan bibir gue dengan sengaja mengangkat keatas. Gue perhatikan sekeliling dengan sedikit berharap menemukan Aries. Dan gue berhasil. Tepat waktu. Sekarang dia sedang menuntun motor menuju parkiran sekolah.

jaket abu-abu yang ia kenakan selaras dengan tas kesayangan yang tengah gue gendong saat ini. pemandangan yang cukup indah untuk mengawali ujian hari terakhir.

                                        ***

" Ayu, Vana!!!" Teriakku yang lumayang keras dan langsung memekakan telinga mereka.

" bzzzz.. Gue kira siapa. Ah lu mah ngagetin mulu ! "

" idih, sante aja dong Van. Ayu aja biasa, Over lu!" Lantas Vana langsung mengangkat tangan kanannya sambil dikepalkan serta memanyunkan bibir merah muda miliknya.

"Noh! Liat tu. Cowo lo lari-lari kaga jelas kan" tunjuk Vana kearah selatan tempat kami duduk. Disana gue liat Aries sedang mengejar Dadan karibnya yang tengah berjalan santai menuju ruang ujiannya.

" Mana-mana?? Ehhh iya.. aduhhh manis banget yak. " mata gue segera melebar. " eh tapi tadi lo bilang apa? Cowo gue? "

" eh.. kaga deh.. tadi mulut gue typo dikit. Ya biasa lah manusia"

" ih. nggak usah typo kali. aminn semoga aja dia bakalan jadi cowo gue beneran. Yess!!!"

                                     ***

Sial. kok kartu tanda peserta ujian ( ktpu) gue nggak ada? Jangan-jangan ketinggalan? Mampus.

" sekarang keluarkan KTPU kalian dan taruh diatas meja.  " perintah pak Bakri yang sedang mengawasi kami hari ini. Pak Bakri adalah seorang guru Fisika yang berpenampilan sangat rapih dan tentunya sangat disiplin. Predikat guru killer pun telah disandangnya selama 5tahun terakhir mengajar di SMA ini.

Gue langsung diam sambil mengumpulkan mental untuk maju dan mengajukan izin KTPU cadangan di kantor guru.
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Emp---
Hati gue rasanya tersentak saat pak Bakri menggebrak meja gue. Rasanya seperti dialiri ribuan watt listrik.

" Chassiela, keluarkan KTPU kamu" tatap pak Bakri membuatku membesarkan bola mata sambil menelan ludah.

" e-e anu pak, KTPU sa-saya ketinggalan. Iya ketinggalan "

" kamu ini, gimana bisa KTPU ketinggalan! Sana cepat keluar dan minta surat izin mengikuti ujian!!!" Sontak kaki gue segera menegak untuk berdiri dan berlari menuju kantor guru.

*Dikantor guru

toktoktokk...
" permisi bu, " sambil menengok kanan dan kiri memastikan keadaan kantor gue melangkahkan kaki masuk menuju meja ibu Tutik sang ketua panitia UAS. untunglah bu Tutik bukan termasuk guru killer yang kerjaannya marah mulu. Jadi gue nggak harus menyiapkan mental yang terlalu besar.

" iya silahkan masuk. Ada apa nak? " sapa bu Tutik yang sedang memeriksa sebuah laporan yang nggak gue ketahui persis isinya. Ia sedang memegang sebuah pulpen warna hitam dan kacamatanya yang dipakai sedikit agak kebawah menambah keseriusannya saat ini.

" KTPU saya ketinggalan bu, saya mau minta surat izin" lantas bu Tutik segera mengeluarkan selembaran kertas kecil berwarna abu-abu.

" tulis nama, kelas dan tanggal sertakan juga alasannya." perintah bu Tutik sembari menyodorkan kertas itu padaku.

" sa-saya nggak bawa pulpen bu. Boleh pinjem bentar nggak bu?" Pinta gue dengan sedikit meringis malu.

" gimana sih. Besok besok bawa pulpen sendiri dong. Ini!"
tanpa memikirkan jawabanya lagi gue segera menuliskan apa yang diperintahkan bu Tutik tadi. 

Setelah itu dengan sigap gue segera menyerahkan pulpen dan kertas itu ke hadapan bu Tutik untuk dibubuhi tanda tangannya.

Setelah menyelesaikan semuanya kemudian bu Tutik memberikan surat izin itu lagi.  " terimakasih bu, besok saya nggak akan bawa pulpen sendiri kok. Kan besok udah nggak ulangan. Hahaha " ejek gue sembari membalikan badan sambil berlari kabur. dan

Brakkk!!!

" aduhh, " gue segera memegang pundak dan meringis kesakitan.

" eitss! Gimana sih, kalo lari itu liat kondisi sekitar dulu "  suara orang yang tak sengaja gue tabrak. Gue menengadah kearahnya. Diam. jantung gue berdegup lebih kencang, dan gue segera merapatkan rahang kuat-kuat. Dia..

" Aries! Sorry-sorry gue nggak sengaja "

" lo tau nama gue ?" Tanya Aries membuat gue tambah jantungan.

"Sial. Keceplosan lagi. Ya iyalah dia kaget kalo gue tau namanya. Dia kan kaga kenal gue. Dan nggak mungkin juga kalo.."

" hey! kok malah bengong sih. Gue lagi nanya ke lo" Aries melambaikan tangannya ke kanan dan kiri tepat didepan wajah gue.

" eh. Sorry ta-tadi gue nggak sengaja " gue segera melengos melangkahkan kaki keluar dari kantor guru.

Ditengah perjalanan menuju ke ruang ujian " Sial. surat izin gue ketinggalan di kantor lagi. Mana di kantor ada dia. " lantas segera gue membalikan badan untuk kembali ke kantor guru

" eittsss!!! Hampir aja lo nabrak gue lagi. Tadi maksud lo, dia siapa? "

Oh maigatt, Aries lagi Aries lagi.

" eee... enggak kok bukan siapa-siapa" gue nggak berani menatap matanya lebih dari satu detik

" ouu,, o ya nih surat izin lo kan?  Tadi gue liat ada dibawah kaki gue pas lagi dikantor. Gue kira ini punya lo jadi gue susulin aja."

" iya iyaa ini kartu gue. thanks ya " gue segera menyamber selembar kertas yang dia sodorkan ke gue.

" jadi nama lo Chassie. Lo temennya Salma kan? "

" i-iya gue temennya Salma. Eh yaudah. gue cabut dulu " gue ngerasa seneng banget suer. Gue udah nggak kuat jadi gue putusin untuk segera menjauh dari nya menuju ruang ujian.

Jangan lupa vote and comment ya...
Makasihh semua.

Find You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang