LIMA BELAS : BAN MOTOR CHASSIE BOCOR

54 5 8
                                    

Aku takut kamu tak mengerti caraku sampaikan rasa

 
Sore itu, gue terpaksa pergi ke toko buku sendirian karena kalian tau sendiri Salma sedang pergi keluar kota 


Setelah melangkah menuju tempat parkir  gue meluncurkan pandangan ke sekeliling parkiran untuk mencari dimana gue pakirin motor Honda Beat hitam itu.

" bang tolong dong, yang itu motor saya "

Abang-abang tukang parkir itu segera menyentuh motor gue, dan mulai melangkah mengeluarkan motor itu dari jejeran motor-motor yang tengah tersusun rapih.

"Nih bang, makasih ya " beberapa uang receh pun langsung gue serahkan pada Abang parkir itu.

" iya neng "

Selanjutnya, gue segera menaiki motor, dan segera melaju untuk pulang. Gue sengaja untuk nggak mampir kemana-mana, lagian gue sekarang juga sendirian nggak ditemin sama Salma.

Eh, jadi inget Salma. Kira-kira gimana ya jawaban Bagas. Pasti Bagas udah kasih jawaban ke dia. Btw, Salma kok nggak ngabarin gue.

Tiba-tiba... bzzzz

"Ya-yahhh,, aduh kenapa ni motor ya, "
Segera gue mengurangi kecepatan dan berhenti dipinggir jalan untuk memeriksa keadaan.

" assh. Pake acara bocor segala . Ah lo ban, bisa nggak sih bersahabat dikit. "

Kok gue jadi bicara sama ban.

Panik.
Gimana kaga, udah gue jomblo, pergi sendirian, ban bocor dan uang gue juga udah ludes buat beli novel tadi. terus sekarang gue harus gimana coba.

*Tin,, tinnn

" apaan sih, " gue segera menoleh kearah datangnya suara klakson yang sungguh amat mengganggu itu. Dan gue mendapati seseorang yang sama sekali nggak asing.

"Elo?" Gue segera memicingkan mata, apakah benar yang ada dihadapan gue ini dia. ARIES!

" kenapa, ban lo bocor ? "

"I-iya " jantung gue udah kaya kena setrum, kaget, seneng sedih campur aduk.

" sini gue aja yang bawa motornya. Lo setirin motor gue. "

" maksudnya? " Sumpah. Gue mendadak bodoh.

" biar gue yang nuntun motor lo ke tukang tambal ban." Jawab Aries dengan mata sayu khasnya.

" ta-tapi kan---"

" lo mau gue bantuin nggak. Kalo enggak ya udah. Gue pergi sekarang"

" nggak nggak. Gue mau kok."

"Mau banget malah" Tangan gue segera menepuk bibir. mampus kecolongan gue.

" lo bilang apa tadi?" Aries menatap tajam mata gue.

"engg, emang lo tau tukang tambal ban terdekat?" Jawab gue mengalihkan topik.

" udah. Ngikut aja" dia segera memegang motor gue dan digelandangnya sambil berjalan sedangkan gue sekarang bawa motor Aries, dan melaju pelan dibelakangnya. Sepanjang perjalanan nggak banyak yang gue bicarain sama Aries. Gue bingung mau ngapain lagi.

Langkah demi langkah kaki Aries seakan bagai genderang yang memukul mukul hati gue. Kalau gue bisa teriak, gue bakal teriak sekenceng-kencengnya.

Bibir gue tak mau turun, malah tambah tertarik keatas melukis senyum.

Sesekali Aries menoleh ke arah gue, apalagi yang bisa gue Lakuin selain pura-pura menoleh ke kanan dan kiri sambil menghilangkan senyum itu. Sayangnya, waktu seakan berjalan cepat, karena kami sudah sampai ke tukang tambal ban :'(

"Nih." Aries menyerahkan motor gue, mata nya mengatakan, gue harus menyerahkan motor ini ke tukang tambal ban sendiri.
Dasar nggak romantis banget!

Gue jadi inget kalo gue kan nggak punya uang buat bayarin tambal ban. Mampus!

" Aries " tanpa menjawab, dia menoleh kearah gue sambil menaikan alisnya.

" gu-gue nggak ada uang" tangan gue seakan otomatis mendarat keras dijidat.
gue bener-bener kaya nggak punya harga diri. secara nggak langsung gue minta supaya Aries bayarin dulu alias ngutang.

" lah, gimana si lo "

" yee malah nyolot. Bantuin dikit kali"

" pck!  Gue juga nggak bawa uang"

WTH!!!

" Yah, sekarang gimana dong. " nggak ada jawaban dari Aries. Sekarang dia malah melengkang pergi nyamperin bapak tukang ban itu.

"Pak, tadi kan cewe ini baru beli alat tulis tuh buat sekolah, terus uangnya juga uda abis. Boleh nggak pak kalo kita tinggal dulu motornya, "

" aries. Lo apaan si. " desah gue marah

" bisa diem nggak! " Aries memalingkan mukanya kembali ke bapak tukang ban.

" hmm. Ya udah deh. Jangan lupa diambil motornya. Keburu ane jual. Lagian, masa sama pacar sendiri masa nggak mau bayarin sih mas"

Gue nggak salah denger ni?

"Yaelah bang. Gue juga nggak bawa uang. Maklumin aja. Lagian dia juga bukan pacar gue kok "

Sh*t jadiin gue pacar semenit doang lo juga bakal nolak Ries!!!

" sekarang gue anterin lo pulang. "

Aries memegang lengan gue sedikit kasar.

" aduh! Pelan-pelan dong!!"  Gue nggak habis pikir, Aries yang selama ini terlihat manis dimata gue, ternyata nol persen. Dia nggak bisa kalem dikit sama perempuan.

Ettt,,,, jangan jangan dia kasar ke gue doang?

Gue bingung, harus seneng ato sedih sekarang.

"Mampir ke Gramed dulu ya"  Aries melaju sedikit kencang.

" ye, gue baru aja dari sana. "

" bukan urusan gue "

" ettt bentar-bentar. Lo tadi bilang kalo nggak ada duit. Kok sekarang mau ke gramed "

" bukan urusan lo "  gue diem.

" bukan urusan gue bukan urusan lo. dasar iceman !!!!" tiru gue sambil melebih lebihkan gaya bicara Aries.

" lo ngomong apa ?" Tanya Aries berhasil buat gue spot jantung.

"Nggak!"

Sebenernya gue seneng sih, bisa ngrasa kayak Silvi  Diboncengin sama Aries. Tapi gue sebel, sikap Aries beneran nggak bisa bersahabat dikit.

" neng udah sampek. Bisa turun nggak " Aries memecahkan lamunan gue.

" eh! Iye - iye gue turun. " gue segera melangkahkan kaki mengikuti Aries.

" Ettt!!! siapa suruh lo ikut masuk? elo disini aja jaga motor gue "

" what? masa gue --- " 

" udah, dari pada harus bayar parkir mending lo yang jagain. Lagian gue cuma bentar kok  5 menit!"

Keterlaluan ya lo Ries. Gue nyesel suka sama lo. Pckkk!!!

Haiii... maaf lama updet.
Lagi sibuk banget ni... tapi gak wkwk
warning' typo everywhere
O ye Jangan lupa voment  ya readers..
Thx😋😋

Find You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang