Hari ini gue mau nagih janji Salma yang katanya mau ngasih tau sesuatu ke gue.Senin.
Entah apa yang bakal terjadi hari ini. Apa dewu Fortuna masih berpihak pada gue atau sudah pergi bersama angin yang berhembus pelan.
" ayo Chassie " raut wajah Salma mengembang seperti bakpau yang baru saja dikukus. " tapi kita mau kemana ? "
" udah ngikut aja. "Saat ini Salma sedang mengenakan setelan baju jadul dengan atasan warna putih, dan jarik ( rok jawa ) yang selalu bermotif batik khas Indonesia. Rambutnya yang digelung rapih, menandakan dia pasti akan tampil drama.
Ya hari ini adalah jadwal ujian drama seni budaya. Makanya gue heran kenapa Salma bersikeras buat ngajak gue. Jangan-jangan gue bakalan disuruh jadi official dia lagi?
" Salma, lo kan mau ujian. Kok lo ngajak gue ? " demikianlah salah satu dari rentetan pertanyaan yang gue ajukan ke Salma. Tapi? Salma cuma diem, sambil terus memancarkan senyumannya.kami melangkah masuk kedalam aula dengan warna dominan putih. Disini gue mendapati lumayan banyak siswa-siswi kelas lain yang ikut memeriahkan ujian seni budaya. Dan deretan kursi warna hijau pun telah tersusun rapih.
" ok Chassie, sekarang lo duduk aja disini. Dan nikmatin karya drama kelas gue. " Salma nampaknya sudah menyiapkan kursi khusus buat gue, kursi itu berada dibagian paling depan. " e buset dah. Lo dari kemaren lusa, ngajak-ngajak gue, cuman mau lo suruh liat drama lo? " muka malas gue pun seaakan muncul.
" lo lupa kalo Aries itu sekelas ama gue ? "
" enggak. Terus? "
" ya kali deh Chassie masa lo ----" gue segera menyenggal kalimat Salma.
" a, ya ya,, Aries juga tampil drama gitu kan maksdu lo? "
" iyalah. Gimana si lo"
" tapi, dia kan anak males. Bisa aja dia cuma jadi tim kreatif dan nggak ikut berperan. "
" kaga Chass, dia nanti jadi pangeran kodok."
" yah kok jadi..
Sial. Gue malah ditinggal. "
Gue memandang ke arah Salma yang tengah berjalan menuju belakang panggung. Jalannya terlihat susah, bahkan sesekali dia menurunkan jarik agar terlihat sedikit panjang. Ya gitu lah Salma. Sedikit tomboy tapi kadang juga sok girly.Waktu sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Gue melihat Silvi yang nampaknya menjadi seorang narator cerita sudah mulai melangkah ke depan panggung tepatnya dibagian tengah. Seperti halnya seorang narator cerita, ia menyampaikan alur cerita dengan baik dan bahkan terkesan menarik.
Jujur, gue iri. menurut gue, Silvi adalah salah satu siswi yang mempunyai kharisma khas dikelas nya. Tidak seperti gue, yang hanya sekedar jago dalam bidang pelajaran. Bagaimana pun jika Aries lebih dekat dengan Silvi itu sudah maklum.Saat ini, gue sangat menikmati rentetan jalan cerita yang sedang mereka suguhkan.
Hinggah disatu bagian yang paling terkesan, Aries keluar dengan pakaian warna hijau dan berbagai aksesoris yang menandakan dia berperan sebagai seorang pangeran. ya, sang Pangeran Kodok.namun, jelas terlihat diraut wajahnya tidak menggambarkan suasana hati yang gembira, nampaknya dia tidak nyaman dengan berbagai aksesoris yang menempel ditubuhnya, atau karena perannya sendiri.
Senyum segera mengembang disudut bibir gue ketika melihatnya melakukan hal aneh, bagian dari perannya.
Ia menari, dan sesekali menatap tajam sang Putri. Hati gue sekarang merasa takut, takut jika ini tidak hanya dalam cerita.
Sungguh, betapa egoisnya cinta. Seharusnya kita menikmati perasaan cinta tanpa harus berharap sang cinta akan membalasnya.
Tapi asal kau tau, dalam diam jiwa ini menginginkanmu.
***
Ku Tak Bisa Menebak
ku tak bisa membaca
Tentang Kamu...
kau buatku bertanya
s'lalu dalam hatiku
Tentang kamu... tentang kamu..-Tentang Kamu, BCL.-
sekali lagi, Salma udah ngebuat gue seneng. Dia mengerti persis gimana cara buat gue bahagia.
Kebetulan besok tidak ada jadwal pembelajaran, mengingat semua tugas, ulangan, remidial serta pengayaan sudah tuntas, jadi malam ini gue putuskan menikmati sunyinya hati.
Gue nggak tau persis, kapan dan dimana gue menemukan dia. Gue juga nggak tau perasaan apa ini. Mereka bilang ini cinta, tapi yang gue tau cinta tak pernah benar-benar ikhlas merelakan.
gue merebahkan badan diatas kasur empuk yang tersedia di bilik pribadi gue, lalu selimut besar bermotif polkadot berwarna hitam putih yang terbalut bulu-bulu hangat segera gue tarik menutupi 3/4 tubuh gue.
Pikiran ini memang sengaja gue biarkan melayang. Biar ia menemukan impiannya. Hingga yang gue temukan dalam hati bertanya dapatkah nanti kita semakin dekat?
Jangan lupa vote and comment
Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You.
Teen FictionSaat bayangan akan seseorang datang tapi tak kunjung berhenti. Terus tergulung perasaan tapi tak kunjung dicintai. (*) Cassie. Anak yang tergolong rajin baru kali ini tertarik sama cowok yang sifatnya berseberangan sama dia. Yapp, pasti perjuangann...