TUJUH BELAS : PULANG

51 5 3
                                    

            

Salma beserta rombongan OSIS lainya telah sampai dikota tercinta. Setelah mengemasi semua barang dan tidak lupa oleh-oleh untuk Chassie, ia segera turun dari bus tanpa sedikitpun menoleh kebelakang. Salma tau bahwa setelah kejadian kemarin, hubungannya dengan Bagas akan berubah.

Salma segera mempercepat langkahnya menuruni anak tangga yang terdapat di sebelah pintu keluar bus. Tapi tiba-tiba saja kakinya terkilir sehingga ia hampir saja terjatuh.

Tapi sebuah tangan menyangga tubuhnya, sentuhan yang tak asing lagi bagi Salma.

Bagas.

" ma-makasih Gas. " Salma segera menunduk dan berpaling hendak meninggalkan Bagas.

" Salma tunggu " Salma menghentikan langkahnya tetapi tidak berani menoleh kebelakang, sementara Bagas berlari menghampirinya.

" Salma, ayo gue anter pulang " dada Salma   terasa sesak mendengar hal itu. Bagaimana tidak, ketika kita berusaha keras melupakannya, tapi dia terus saja datang membawa berjuta harapan.

" nggak usah Gas. Gue bisa pulang sendiri. "  jawab Salma. " tapi ini udah malem Sal. Pasti lo nggak ada yang jemput kan  ? "

" udah deh, jangan sok tau Gas. Mendingan lo cepetan pulang gih. Pasti udah ditunggu sama tante Ani kan ? "

"Tapi gue pengen anterin lo pulang Sal " Salma hanya menghela nafas.

" Gue tau gimana perasaan lo, tapi please  sekali aja ijinin gue nganterin lo pulang ya Sal? "

" Bagas. Apa menurut lo hati wanita itu baja ? Yang bisa ditempa terus-terusan. Baja aja bisa rusak dan rapuh, gimana hati gue . "

" Salma, kasih gue kesempatan buat ngejelasin kalimat gue waktu itu. Gue nggak bermaksud buat lo sakit hati, gue cuma pengen lo --- " kalimat Bagas terpotong karena Salma sudah tidak tahan lagi mendengarkannya

" udah deh, gue mau pulang aja Gas. " Salma segera melangkah melewati tubuh Bagas yang berada di depannya tapi apa daya, Bagas masih menghadangnya dan tidak membiarkan Salma pergi begitu saja.

" mau lo apa sih Gas, " sejenak Bagas dan Salma terjebak dalam keheningan karena Bagas belum bisa menjawab pertanyaan dari Salma.

" Oke gini, gue minta maaf Gas. Seharusnya gue nggak marah-marah ke lo. Seharusnya gue marah ke diri gue sendiri. Dan seharusnya gue yang pergi dari lo.  Gue nggak berhak marah. Tapi gue nggak bisa nahan kekecewaan ini Gas. Harapan yang selama ini lo kasih ke gue berhasil melukis beribu impian. Tapi mau gimana lagi. Jantung yang berdetak sama, tapi jarak selalu ada. "

" Sal... maafin gue. Gue cuma pengen lo bahagia. Dan kebahagian lo itu bukan sama gue "

" tapi hati itu tau mau apa yang dia mau gas. "

" dan hati lo nggak tau apa yang dia butuhkan Salma. " Salma terisak. Buliran air mata mulai mengalir hangat menyusuri pipi.

" lo nggak bakalan bahagia sama gue Sal. " Salma menengadah menatap mata Bagas.

" tapi kenapa Gas ? Karena lo nggak cinta sama gue ? " Pertanyaan Salma begitu saja keluar dari mulutnya. " bukan begitu Sal. Gue punya alasan lain yang bakalan nggak lo percaya. "

" maka dari itu mendingan gue sekarang pulang, biar nggak tau apa alasan lo yang nggak bisa gue percaya itu. " Bagas terdiam mendengar kalimat Salma. Tanpa Salma sadari sebenarnya Bagas pun tersiksa. Kali ini Bagas tidak bisa mengahalangi Salma lagi. Dia membiarkan Salma berlalu dan pergi.

*

Bagas masih disitu dan belum juga beranjak pergi meninggalkan koridor sekolah.

Atma sahabat Bagas yang kebetulan adalah sang ketua OSIS menergurnya.

" Bagas, lo belum pulang " Bagas menoleh kearah datangnya suara itu " ah lo ngagetin aja Ma. Iya nih masih males pulang. lo sendiri ngapain belum pulang ? "

" ye, kaya nggak tau aja tugas ketos. " mereka tersenyum, tapi Atma sadar senyum sahabatnya ini palsu.

" lo kenapa Gas? Salma lagi ? " Bagas tidak menjawab pertanyaan Atma. Tapi raut wajahnya seolah berkata iya.

" gue udah bilang kan, biarin Salma nyari orang lain. Lo harus sabar, jangan ngasih tau dia dulu"

" tapi Salma berhak tau Ma. Gue nggak mau kalo dia berlarut-larut sedih. "

" tapi kalo lo ngasih tau ke dia yang sebenernya dia juga bakalan sedih kan. "

" tapi gue juga mau Salma ngerti perasaan gue ke dia. Gue pengen Salma ngerti kalo gue juga cinta sama dia. " Bagas merasa ricuh. Tangannya menyangga kening.

" gue nggak tau harus gimana. Kenapa semua ini terjadi sama gue Ma ? "

" gue tau gimana perasaan lo, kita semua sayang sama lo gas. Kita nggak mau lo terlarut dalam kesedihan. Lo harus bangkit lo harus terus semangat. Jangan sampai urusan cinta buat lo kalah ngelawan pe-- "

" udah Ma cukup.  Gue tau. "

" ya udah sekarang terserah lo Gas, gue cuma bisa dukung semua keputusan lo. Apakah lo bakal ngomong ke Salma atau nggak. " Atma  memegangi bahu Bagas kemudian melangkah pergi.

" Seharusnya lo tanya apa alasan gue Sal...  "

Bab 17 😊
Semoga menghibur dan buat penasaran ya...
Happy reading
Jangan lupa vomment juga
Terimakasih

Find You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang