Tahukah Engkau? Bahwa Kaulah yang Slalu ada dalam doaku.
Tahukah Engkau? Bahwa Akulah yang senantiasa menyayingimu dalam diam.
Tahukah Engkau? Cinta tulusku yang kusimpan dalam-dalam.
Tahukah Engkau? Seberapa sakitnya Kubawa perasaan ini.***
ZHIFA POV
Dengan lesu kulangkahkan kaki ini menuju gerbang pusat kebahagiaanku tercipta. Yaa dia rumahku, jannahku! Walaupun Rumahku tidak terlalu besar cukup dibilang sedarhana, Namun Aku Lebih Bahagia dan nyaman tinggal disini.
Kubuka pagar besi hitam rumahku, tampaklah pemandangan indah yang slalu ku rindukan. Pekarangan depan rumah yang penuh dengan tanaman" dan bunga-bunga indah Rawatan umi serta 1 pohon mangga rindang yang menjadi pusat kesejukan Halaman rumahku.
Ku injakan kaki di teras rumah.
" Huhh..akhirnya"
Kulepas sepatu 'NB'ku ini. Setelah berlalu dari rak sepatu, Dengan langkah lesu aku berlalu masuk. "Assalamu'alaikum umiii Zhifa pulang.""Waalaikumsalam dek, kenapa atuh meni lesu gitu, masih sakit kakinya?" balas umi sambil tersenyum menghampiriku. Lalu kuraih tangannya dan kucium punggung tangannya yg harum itu.
Mungkin memang benar, kegundahan hatiku nampak juga pada wajahku. sampai umi bisa melihat raut wajah lelahku. Zhifa lelah umiii lelah hati dan fikiran. Hatiku menjawab.
"Udah ngga kok mi, cuma Zhifa lagi capek aja. Balasku sambil berlangkah gontai naik tangga menuju kamar. Tibalah Aku didepan pintu yang bewarna Cokalt tua ini langsung kubuka, dan terlihatlah kamar cantikku ini. Langsung kuhempaskan tubuhku ini dikasur empuk yang slalu menemani mimpiku. Tak sadar, aku pun terlelap dan..
"Clekek"
"YaAllah.. Gusti, kebiasaan pisan iyeu budak tehnya,"Mengapa terdengar suara umi ya dalam mimpiku. Pikirku dalam mata yang masih terpejam
"Masyaallah..Zhiffaaaaaaa bangun ih! Ganti baju dulu atuh nak, udah berapa ratus kali sih umi bilang, pulang sekolah langsung ganti baju! Meni capek da umi ngomong tiap hari gk nempel nempel."
"Pake lem aja umii" gumamku yang masih asik merapatkan mata ini. Eh, suara umi? Yaallah...
Langsung ku buka mataku dan kubangkitkan tubuhku.Benar saja, terpampang jelas tubuh tegak umi di depan kamar sambil setia memegang knop pintu.
"Eh, umiii lagi ngapain atuh, disitu. Miii ih, jangan serem serem gitu ih mukanya entar gak cantik lagi loh.."godaku sambil diiringi cengiran imutku.
"Sekarang ganti baju! Kalau sampe umi masuk sini lagi kamu belom bersih2 sama masih pake seragam, Umi sita HP kamu Mau ha?" tegas umi yang nadanya naik satu oktaf. Jujur aku juga ngeri.
"Iya2 umii..maaf yah, gak lagi deh. Yaudah zhifa mau ganti baju dulu, plus bersihin badan gak enak bau keringet."
****
Matahari sudah melenyap dan kini diganti kan oleh sang bulan dan bintag-bintang terang dilangit yang gelap ini.
masih setia ku pandangi langit langit kamar sambil asik terlentang diatas kasur cantiku.Tak lama,,
Ranjangku bergoyang tak nyaman, langsung ku tengok siapa pelaku yang mengganggu rasa rileksku."Ish..aa ngapain sih, sana ganggu aja!" gerutu kesal sambil mendorong tubuhnya agar beranjak dari tempat tidurku
"Yaelah dek, turun napa dikamar wae ih, lagi kenapa sih cantik? Galau?" Godanya yang sambil mencolek daguku gemas.
"Ih..apaan sih, udah sana ah! Zhifa lagi pengen sendiri, mau nyuruh makan kan? Zhifa masih kenyang. Zhifa mau bocan hus..hus.." jawabku sambil terkekeh kecil.
Kakaku memang tampan. Mungkin sangat tampan, darinya aku suka alisnya yang tebal dan hidung mancungnya yang mengalahkan kebangiranku. Menurutku, pasti dia bisa jadi golongan idola kaum hawa dikampusnya, tapi nyatanya ka zayan tidak mementingkan perempuan2 yang tertarik padanya. Karna dia cukup cuek dalam hal itu bahkan dia saja sampai sekrang belump pernah merasakan pacaran. Yaa sama sepertiku
Umi dan Abi memang melarang kami berpacaran. Kami juga tidak pernah tertarik pada hal yang diminati banyak remaja sekarang itu. Tapi, bukan berarti kami tidak mempunyai perasaan lebih terhadap seseorang. Mungkin ka Zayan juga pernah mengagumi seseorang. Beda sepertiku yang lebih dari kagum, bahkan cinta.
"Drttt..drttt"
Kuraih benda yang bergetar itu, dengan tulisan terpampang jelas tulisan 'samsung' diatasnya.
Tak apalah..pamer dikit. HeheeKubuka notif bbm, ternyata ulfa sang pelaku.
Lalu ku baca chat dari ulfa.
"Zhifa, gue punya pinnya Azmi nih, lu mau gak?😁" dapet kontaknya dari mana lu? Kok bisa😂 mau dong mau, tapi Azmi curiga gk yaa klo gue invite dia. Gua takut klo dia udh tau gue suka sama dia fa. Makin ketauan deh ntarnya😢 send. Kukirim balasan chat dari ulfa, yang langsung saja terlihat saja simbol R hijau. Selang 2 menit ulfa membalas chat ku.
5B13C50D(asal yaa) "noh, pinnya udh buruan invite gk usah mikir macem2! Gua susah dapetin itu pin demi lu. Lo harus hargain gue awas aja klo smpe diplototin doang itu pin!😈😂
Tanpa sadar, tertarik sudut bibirku ini yang mengukir senyuman. Ulfa memang sahabat yang baik, dia memang sahabat yang pengertian Selain cantik dia juga sangat peduli pada sahabatnya. Aku bersyukur Allah memberikanku sahabat seperti ulfa yang tulus menyayangiku walaupun seringkali kami bertengkar atau pun merebutkan benda yang tak jelas. Tapi tetap Aku menyayanginya.
" thanks ulfaku😆😂" kubalas chat bmnya.
Tak lama aku pun terlelap dan mulai memasuki alam mimpi yang indah sambil memeluk guling unyuku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE HIM
Espiritual"Maaf Zhif, hiks..hiks. Gua bneran ngga nyangka kalau bakal kaya gini jadinya hiks, hiks." SAKIT. Satu kata yang memenuhi perasaanku saat ini. Bagaimana bisa aku mecintainya dalam diam. sedangkan 'Dia' ternyata diam-diam menyukai sahabatku. "YaAllah...