Chapter 5

1.6K 113 1
                                    

AUTHOR

Mentari mencerahkan Sinarnya yang mebuat siapa pun merasa ceria bila merasakannya. Seperti gadis manis ini yang asik menggayuh pedal sepedanya sambil berceloteh ria.

Ditaman Kompleks, "huh..itu umi Sama Abi malah duduk, Eh, eh..tunggu itu mereka ngobrol sama siapa ya, ketawa ketawa lagi." selidik Zhifa penasaran.

Bukan Zhifa namanya Kalau apapun yang dia mau ngga terwujud. Dengan menggoes santai sepedanya Zhifa menghampiri kedua orang tuanya itu.

"Assalamualaikum."
Salam Zhifa yang membuat mereka kaget sambil membalas salamnya.

"Eh, cantik sini sayang. Udah gede yaa sekarang. Kelas berapa nak?" tanpa sepengatahuan Zhifa Ibu ibu itu yang tak lain Ibunya Azmi! Yang selama ini mengisi Hati-nya.

"ah, eum..kelas ddua buu." jawab Zhifa sopan sambil tersenyum ramah. Zhifa heran, mengapa orang tuanya ini punya kenalan yang Zhifa bahkan baru melihatnya. Menurut Zhifa juga sepertinya Umi dan Abinya sudah mengenal lama pada pasangan Suami istri yang ramah ini. Tapi anehnyaa Eh, kok gua kaya yang pernah liat Ibu ini yaa tapi dimana, mukanya tuh kaya gak asing gitu buat gua. Gumamnya dalam Hati.

"Siapa namnya manis, Kayaknya kamu seumuran sama anak Saya ya" Zhifa yang ditanya pun hanya diam dan bengong menatap Seseorang yang tak asing di Hatinya. Yaa! Siapa lagi kalo bukan 'Azmi'. Azmi? Celetuk Zhifa refleks sambil terus menatap laki laki yang sedang bersepeda itu.

Karena ulahnya, tentu saja Ayah Azmi dan Ibunya menggerinyitkan dahinya. " Kamu kenal Azmi nak?" tebak Ayah Azmi heran karena nama anaknya itu disebut oleh Zhifa.

"Zhifa..heh malah bengong kebiasaan deh, itu Pak Nawi nanya. Liatin apa sih dek?" timbal Sang'Abi'.

"Eh, anuu ituu..eum gak kok bi, Zhifa gak liat apa apa."

Zhifa cukup terpekik dalam hatinya, ternyata Azmi adalah anak dari pasangan suami istri yang berada didepannya sekarang ini. Jantungnya pun berdetak kencang tak karuan, seakan akan jantungnya sedang marathon di tambah sprint Kebayang kan cepetnya?!

Aduh..aduh alamat ini mah, Yaallah jangan sampe deh si Azmi nyanperin kesini. Gak tau lahi deh gue harus gimana. Hatinya berteriak tak tenang.

Memang dia sangat senang bisa melihat Azmi lagi, karena sudah 2 hari ini dia tidak melihat Azmi. Tapi, mengapa harus disini mengapa saat kedua orang tua mereka sedang bertemu seperti ini. Zhifa malu bagaimana dengan sikapnya nanti ke Azmi dihadapan orang tuanya.

Hah? Dia maju kesini lagi..dia liat gua gak yaa plisss semoga engga Yaallah...tuh orang kok hansem banget sii. Astagfirullah paan sih lu zhif! Bangun woy! Masih asik ia berceloteh dengan hatinya sedangkan orangtuanya pun makin asik berbincang dan tertawa seolah olah membuktikan keakrabannya dengan orang tua si ayang beb.

Sumpah Demi Upin ipin lulusAy, atau Tom sama jerry sahabatan deh.... duh gua makin gak karuan gini. Kabur aja deh..si azmi makin deket lagi. Udah ah kabur berangkat,,..!

"Ibu Ay-----ah?
Eum itu?"

"Sini nak, Ini mereka adalah teman lama ibu dan Ayah. Eum tadi anaknya juga kenal kamu kok, Ayo salam!" ujar Ibu Azmi

"Gantengnya anak kamu diah, tinggi lagi yaa udah gede sekarang. Padahal dulu kan ogoan minta ampun yaa. Sapa Umi Zhifa saat Azmi mencium punggung tangannya.

" iya udah besar yaa sekarang mah. Hmm..pasti banyak yang suka yaa" goda Abi Zhifa.

"Ckk, Bisa aja Ente." timpal Ayah Azmi. Yang disambut gelak tawa mereka.

Taklama terdengar..

Bruak! Aaa....w aduhh! AZMIII!
Hiks.. Zhifa refleks berteriak nama Azmi.

Karna sebelum jatuh, ia memang sedang menggayuh sepedanya namun, wajahnya terus menoleh kebelakang untuk memperhatikan Azmi yang sedang berbicara dengan orantuanya.

Semua pun kompak menoleh dan memanggil bersamaan" ZHIFA!"

Sambil memegangi kakinya Zhifa menengok ke arah mereka.

Begooo! Mampus lu zhifHuh,.duh ini mulut kampret banget sii..haduh Azmi nyamperin kesini lagi.. iiii bego tau ah? Napas mana napas. Malu maluin banget si. Ngapain coba lu teriak nama Azmi begooo! Terus saja Zhifa memaki maki kebodohan dirinya sambil memukul mukul mulutnya itu. Lagian, Siapa suruh goes sepedanya maju kedepan tapi mukanya malah nengok kebelakang yaudah deh kan Sang 'Batu' yang tak berdosa itu pun menjadi korban.

"Zhifa, lo gak kenapa napa kan?, ayo bangun" Ujar Azmi sambil mengulurkan tangannya.

"Eum..em. Sorry mi, gua bisa bangun sendiri. Maaf bukan muhrim." balas Zhifa sambil menunduk.

"Ckk, tadi elu yang manggil gue, Yaudah sini gua bantu angkat sepedanya."

Orang tua mereka pun hanya tersenyum simpul melihat kelakuan anak mereka.

"Makasih mii."
Ujar Zhifa sambil terus memperhatikan Azmi

Udah dong mii..sumpah jantung gue mau lepas ini. Emang lu mau tanggung jawab apa kalo jantung gue lari. Terus gue hidup tanpa jantung dong, end gueeee bisa jadi pamvir kaya keluarga agra? aaaa NO! GAK MAAUUUUU!





****

Huh.., ternyata Cukup capek juga yaa nulis Cerita. Bukan cuma Capek aja, tapi perlu memutar otak! Good JOB!😁 untuk para penulis. Gua bisa akuin mereka semua HEBAT👍

sorry gua masih belajar, jadi maklumin aja sama Ceritanya yaa😄 jujur Gua pengen banget denger saran dari kalian😂 Mkannya kalian Rajin sedekah kek, Cukup pencet gambar bintang, terus Koment deh dibawah👇 duhh..udah bahagia deh..gua mah😆👏

I LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang