Chapter 15

1.7K 82 3
                                    

Mungkin ini cara halusmu membunuhku secara perlahan...

****

Author Pov

Zhifa menopang dagunya malas diatas meja. Gadis gembul ini terlihat sangat suram dan kacau. Terlihat jelas kantung mata yang berisi penuh serta mata yang sembab. Seperti bukan Zhifa, biasanya dia akan berceloteh dan mendengus kesal jika suasana kelas yang berisik dan kacau ini. Tapi tidak untuk saat ini! Ia malah bersikap seolah olah tak peduli dengan keadaan sekitar.

Selain itu pun, Sahabatnya tidak masuk hari ini entah Zhifa pun tak tahu mengapa Ulfa tak masuk sekolah tanpa kabar atau mengirim surat. Bahkan semalam saat Zhifa mengirim pesan di linenya saja tidak dibalas oleh Ulfa.

Apa ini ada hubungannya sama kejadian kemaren?, tapi kan gak mungkin Ulfa tau kalo gua ngedenger percakapan mereka
Tanyanya pada batinnya. Ia juga bingung sendiri.

"Oyyy Zhif!" Panggil Salsa menepuk bahunya.

"Ihhh..ngagetin aja sih lu ada apa?"

"Yeh makannya jangan bengong mulu, kesurupan iblis biadab tau rasa lu"

"Buodooo amat." jawabnya Zhifa malas.
"Udah sana ah, ganggu aja"

"Yeh itu ada Azmi nyariin lu katanya. Masa iya harus Gua usir"

Ngapain lagi sih tu anak, duh bt banget gua liatnya. Kurang puas apa dia tanpa sadar nyiksa Gua? Bener bener pria durjana! Huft..

Zhifa pun bangkit dari bangkunya dan segera menghampiri Azmi diluar kelas. Dan tak lupa dengan wajah BTnya.

"Ada apaan sih, tau gak lu tuh udah––"

"Sini ikut Gua!"
Saut Azmi menarik kasar lengan Zhifa. Belum selesai Zhifa berbicara, dia sudah memotongnya dengan nada yang tinggi.

"LEPASIN! BISA GAK SIH LO HORMATIN GUA SEDIKIT SEBAGAI PEREMPUAN, KITA BUKAN MUHRIM! JANGAN TARIK TANGAN GUA AZMI!"
Bentak Ulfa tak kalah, sedangkan Azmi terus menarik tangannya dan melangkah menuju halaman belakang sekolah tanpa memperdulikan bentakan Zhifa.

"AZMI LEPAS! SAKIT!" bentaknya lagi.

"Sakitan mana sama hati Gua Zhif," kali ini Azmi mengeluarkan suara dan berhenti sejenak menatap Zhifa.

"Maksud lu apa?" Ujar Zhifa dengan nada melemah dan berusaha menahan bendungan air dipelupuk matanya.

Ia, dia sakit. Selain sakit di daerah pergelangan tangannya yang dari tadi ditarik kasar oleh Azmi, tapi ia juga Sakit karena kecewa pada Azmi yang sudah tak menghargainya sebagai muslimah karena sudah berani menyentuh tangannya, yang selama ini ia jaga dan tak pernah bersentuhan dengan lawan jenis.

Ia takut. Ia takut Allah murka padanya.

***
Setelah sampai di halaman belakang sekolah..

"Gua gak ngerti sama lu Zhif, lu beneran orang yang jahat! Gua juga pengen bahagia Zhif!" ujar Azmi menunduk dan dengan nada yang lembut.

"Maksud lu apaan bilang Lu suka sama Gua, biar Ulfa nolak gua? Gitu?!" Timpalnya lagi dan nadanya yang terdengar mulai naik. Tapi masih sama, Zhifa hanya diam.

"Harus lu inget yaa Gua GAK PERNAH SUKA SAMA LU, DAN JANGAN MIMPI! KARNA GUA SUKA SAMA ULFA DAN LU TAU?, ULFA NOLAK GUA KARNA ELU!"
Dan kini terluap sudah semua emosinya dengan nada yang benar benar tinggi.

Pria dihadapannya ini terus mengeluarkan unek uneknya yang ia keluarkan dengan emosi pada Zhifa. Sedangkan Zhifa pun berusaha menahan unek unek yang ada dihatinya. Ia berusah menahan gejolak perih ini, demi Allah..ini benar benar situasi yang sangat benci! Ia benci saat air mata sialannya itu pasti turun.

Plisss jangan cengeng oke! Zhif lu harus kuat. Ini untuk kesekian kalinya orang yang lu cinta, bikin lu sakit! See? Jadi lu harus kuat gak boleh lemah! Jangan cengeng, gua jiji, dia laki-laki jahat end Lu harus muveon Zhif!..

Zhifa justru hanya diam mematung dan malah berbicara pada batinnya.

"Jawab Zhif! Jangan Diem aja"

Zhifa pun masih mematung.

"Gua gak punya banyak waktu, yang harus lu inget mulai sekarang anggap seolah-olah Kita gak kenal sampe Ulfa mau respond Gua lagi."

"Gua gak ada niat buat pacaran, karna Gua tau dia anti pacaran. Tapi Gua tau alesan lainnya yaitu karna Elu!"

"Jadi.."Azmi menarik nafasnya dalam-dalam.

"Lupain Gua kalo lu beneran suka sama Gua, karna gua tau itu cuma buat lu sakit. Plisss..hilangin perasaan Lu ke gua Zhif."

Tes..

Tes..

air itu pun akhirnya yang  menjawab semua perkataan perkataan pahit Azmi tadi.

Sedangkan Pria itu langsung pergi begitu saja tanpa melihat air mata Zhifa yang turun untuj mewakili semua jawabanya.

"Maaf.." lirihnya akhirnya ia bersuara walau dengan suara bergetar.

"Bunuh Gua mii..." lirihnya lagi..

"GUA BENCI ELU ELU MUHAMMAD AZMI MUMTADZ!"

***

Sorry yaa di chapter ini sedikit dan
Masih berlanjut di chapter berikutnya...

Thanks

I LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang