Chapter 22

2.2K 106 30
                                    

Jika boleh memilih, aku ingin satu kata itu pergi dariku. Iya, Satu kata yang cukup menyiksa, dan satu kata yang cukup kubenci. Dan satu kata itu adalah, RINDU.

****

1 tahun kemudian...

Angin berhembus dengan santainya menerpa wajah manis itu dan membuat ujung jilbab sang pemilik melambai lambai. Sesekali alisnya bertautan dan bibirnya mendengus kesal atas apa yg terjadi pada jilbabnya itu. Sambil terus memperbaiki, matanya menyimpit dan menatap lurus kearah depan dimana terpapampang jelas punggug tegap yg sedang menyamping.

Zhifa menghembuskan nafasnya kasar dan menghentakkan kedua kakinya berulang-ulang. " huh, iya sih kangen pengen liat gapapa deh cuma dari kejauhan juga. Tapi kan, gua gamau dia tambah ilfil. " dengusnya pelan. Bahkan nyaris tak terdengar.

Pugh!

Terasa pukulan pelan dibahunya, Zhifa pun menoleh kesamping. " Hmm, udah gabisa bedain mana pundak mana rebana gitu?."

" bhaha, iya sory zhif lagian lu ngelamun aja sendiri."

Seketika zhifa menatap lekat seseorang yg ada disampingnya dengan wajah sendu. mungkin perempuan cantik dengan rambut dikucir kuda itu memang bukan orang yg sudah lama dikehidupannya. Namun, baginya dia berasa seakan sudah mengenal gadis disampingnya ini.

" Sya,"

" Hm."

" Syalsa ih!."

" Apa?!." balas perempuan itu dengan kesal tanpa mau memberhentikan kunyahan bublegum nya.

" Gua kangen ulfa." seketika perempuan bernama syalsa tersebut menoleh pada wajah sendu itu dan menatapnya dengan tatapan yg tak dimengerti.

Kening zhifa mengerut ia menggigit bibir bawahya pelan untuk menahan agar tidak menjatuhkan bulir air dipelupuk matanya. " gua gatau harus berbuat apa, mungkin lu juga heran. tapi gua baru sadar kalo gua sama ulfa udah renggang dan dia berubah. "

" jangan ngaco! Kalian itu sahabatan!." nadanya terdengar kesal tapi apa yang diucapkan syalsa si gadis tomboy itu benar.

" Lu gatau aja, kalo sekarang gua sama ulfa gimana."

" Gua malah gayakin kalo masih sahabatan sama dia."

" Gua takut sya, di-"

" Heupp! elah ngomong kaya kenalpot bajaj lu. heh denger ya, kalo lu gamau berasa kaya orang ogeb mending pulang kelas nanti, kita temuin dia dan lu luapin semuanya, udah gitu masalah selesai kan?." Potong syalsa yang langsung membungkam bibir temannya itu karna terus mengoceh. Mengerti apa yang disarankan akhirnya Zhifa hanya tersenyum kecut sambil mengangguk.

*****

" Ayo cepet turun."

" ih syaa, kok gua jadi ragu ya."

Mereka memang memantapkan niatnya tadi untuk menemui ulfa. Dan alhasil,
Saat ini mereka sedang berada didepan sebuah rumah se minimalis namun terlihat sejuk nanbergaya elegan.

Dengan tampang kesal, Syalsya segera turun dari motor maticnya dan menarik paksa lengan zhifa untuk segera memasuki gerbang hitam yang ada dihadapannya.

" E-eh, tunggu dulu dong sya gua kan perlu persiapan."

" gaya lu So-soan. gua kan bukan nyuruh tausyiah. anis-shandi bukan, mamah dedeh bukan."

" Dih? kok jadi kesitu-situ sih, Astagfirullah."

" Good, 33kali ya zhif."

"Ck, alah udah udah. Rese lu yu langsung masuk aja!"

" Sawan ya tu manusia. kan dari tadi juga gua yang nyuruh dia masuk. turunan purba sih!." umpat syalsa pelan tanpa didengar gadis berjilbab itu.

" SYALSA BURUAN."

" 89 zhif!." jawabnya sambil menggelengkan kepalanya.


***

Yeayy! Alhamdulillah bisa update lagi.

Pertebalkan komentar & Votenya supaya kalian mendapat berkah. ups! Supaya Authornya bahagia:v

Thanks, Happy reading-Enjoyy~
GANBATE!

I LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang