Chapter 7

1.3K 82 0
                                    


"Alhamdulillah akhirnya selesai"

Dengan langkah cepat ku bergegas keluar LAB untuk menemui Ulfa di UKS.

Sesampainya di UKS...

Lah kok Ulfa gak ada, aduh..dia balik sama siapa yaa. Mana kepala dia kan pasti masih pusing. Nih pasti gara gara gua yang kelamaan. Duh..fa semoga gak terjadi apa apa yaa sama lu.
Batinku cemas.

"Zhif, lu nyari siapa sekolah udah sepi juga,"

"Eh Fathir, ngagetin aja lu. Gua nyari Ulfa. Lu liat gak?
Langsung saja kutanyakan keberadaan ulfa pada cees si Azmi ini.

" Ulfa dah balik dari tadi kalii fa, dianter Azmi."

DEG! dianter Azmi, Dianter Azmi?? Ulfa? Azmi?

Gak. Aku gak boleh berpikiran Negatif dulu. Mungkin itu salah satu bentuk tanggung jawab Azmi. Kemonnn zhiifff bukan saatnya cemburu. Inget Azmi BUKAN SIAPA SIAPA LO!

****

Setelah turun dari angkot tadi, kuinjakan kaki memasuki lingkungan kompleks, setelah pulang sekolah aku berniat langsung menjenguk ulfa. Dan menceritakan uji praktek LAB ku tadi yang dibimbing oleh Pemilik kepala lening itu alias bocin. Siapa lagi kalo bukan pak Anwar.

Sambil bersenandung ria ku pijakan kaki ku sambil terus menelusuri keberadaan rumah Ulfa di kompeksku. Mengapa? Karna Rumah kita 1 kompeks.

"Dududu...duduu.."
Akhirnya sampai juga di depan Rumah Ulfa. " Eh, sejak kapan Ulfa punya kakak cowok."

Mataku menyipit menelusuri siapa pria yang ada didepan rumahnya sambil tertawa ria itu, seperti tidak asing lagi dari tegak punggungnya bagiku.

Kumajukan lagi langkahku..

DAMN!
Kakiku menginjak Kulit pisang yang dengan imutnya terlentang di atas aspal depan pagar rumah Ulfa.

Tau kan apa yang'kan Terjadi?..

E..ee..ehh, JLEB!
Hufttt..Aku pun nyungseb lagi.
Mana kakiku terkilir lagi, duh ini sakit banget lagi. Gimana kalo aku ketahuan ngintip sama Ulfa. Bisa Abis berlapis lapis wajah manisku ini.

Tak lama, terdengar pintu pagar yang terbuka lebar..

"Hhhaai mii," ku lambaikan tanganku beriringan dengan cengiran imutku ke Azmi yang keluar dari pagar.

Demi menahan rasa malu yang menyelimutiku. Gua udah kaya pengemis duduk didepan rumah orang, tanpa alas sambil tangan yang melambai lambai. Pleasee.. Kapan hidup gue gak memalukan lagi!

"Ngapain lu nagkring disitu Zhif?, bangku di dalem banyak noh."

Sabar Hanin Nazhifa Asma. Lu kan cewek cantik, manis, Imut sejagad Kota bandung dan seprovinsi jawa barat kata umi. Jadi harus (Sabar sabar cantik)
Tak ku anggap sindiran Azmi karena masih anteng curhat Dalam hati.

Lu gak tau aja mi, Hati gua perih iniii..liat lu tadi ketawa asik sama ulfa. Selama 4 tahun gua cinta sama lu aja, belom pernah gua ngerasain ketawa bareng lu kaya ulfa tadi. Bunuh terus aja perasaan gua miiii.

"Zhifaa?"

*****

"Aaaawwuhh... Sak..i.ttt fa"
Aku menjerit tertahan, atas perlakuan Ulfa yang sedang mengobati kaki terkilirku dan luka memar akibat kulit pisang seubelen tadi.

"Mau sembuh gak? Lagian doyannya nyungseb sih,"

"Gua minta maaf yaa Zhif, tadi gua dianter Azmi." ucap Ulfa yang menundukan kepalanya. Seperti menahan sesuatu. Benar saja dia menangis.

"Apaan sih lu, lu pasti mikir gia cemburu yaa? Gua gak cemburu keles..lagian Azmi itu bukan siapa siapa gua. Udah ah fa, jangan lebay deh!"

Jawabku berbohong. Yaa maafkan aku ya fa harus berbohong. Jujur aku memang 'sakit' Tapi itu semua demi kebaikanmu fa.



****


AFWAN! Yaaa Readers😢
Buat typo yang bersebaran dan kata2 yang kurang mengenakan dihati kalian😁
Makasih buat yang udah Mau baca and vote ceritanya. Ikutin terus Kisah kisah 'Zhifa' selanjutnya. Thanks

I LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang