Chapter 6

1.7K 83 0
                                    

ZHIFA POV

Suara riuh bising yang tiap hari kudengar di ruangan ini biasa kalo ngga ada guru, pasti berubah jadi PS (pasar siang) segala macam suara dan aktifitas tersedia disini dan ini salah satu yang mengganggu konsentrasiku yang sedang bernostalgia mengingat kejadian hari kemarin. iii..membayangkannya saja membuatku gemas sendiri.

"Bagaimana, apakah ada yang bersedia membantu kami di kelas ini?"

Suara itu. DEG!
Kusudahi acara privasi ku mengkhayal balik kedunia nyata Zhif! Ku tegakan kepalaku yang sedari tadi menunduk diatas meja karena 'aktifitas' tadi. Dan mataku tertuju fokus kedepan. Dan benar saja.

Azmi.
Dia sedang apa disini, Ckk akhirnya aku menyesal sendiri. Kenapa aku baru tahu kalo ada Azmi dari tadi. Dia kan anggota osis yang aktif sana sini apalagi coba kalo bukan urusan sosialisasi lingkungan sekolah.

"Haha..napa lu? Nyesel kan si Azminya udah balik. Lagian dari tadi nunduk terus lagi apa sih lu? Tidur apa ngehayal lagi ha?"

Dengan malas ku tengok sipemilik suara 'cempreng' itu yaa si gadis kutu buku berkacamata. ULFA.
mungkin dia cenayang bisa tau apa yang kulakukan tadi iii aku bergedik ngeri, tak nyangka kepintarannya sudah sejauh itu.

"Fa, gua mau cerita deh,"

"Cerita paan mbemm.." jawab ulfa sambil mencubit pipiku gemas hingga memerah. Dan itu, sudah biasa.

"Cubit aja terus faa sampai abis pipi gua kalo perlu."

"Hihii iya maaf cantikk."

Kuceritakan kejadian hari minggu itu dari awal sampai akhir dan ulfa pun masih setia mendengarkan semua ceritaku. Ternyata bukan hanya aku saja, Ulfa juga tidak pernah menduga hal kemarin bisa terjadi padaku. Dan jujur aku gak munafik aku memang sangat SENANG! OYY SENANG! MERASA DUNIA MILIK BERDUA AND YANG LAEN NGEKOST!

"Gua gak nyangka Zhif," sambil asik Ulfa menertawaiku karena kebodohanku kemarin yang jatoh konyol dan karena sebab yang konyol pula.

"Tapi gua jadi malu fa, Kalo ketemu Azmi lagi."
Yakali.. Mau ditaruh dimana mukaku ini? Jelas- jelas kemarin aku MEMALUKAN!


*****

AZMI POV

Kupantulkan terus Bola basket yang menjadi penghilang rasa jenuhku ini dari tadi setelah kegiatan Osis selesai. Jam pelajaran ketiga ini pun, memang kosong karena seluruh para guru yang sedang rapat dadakan.

"Thirr ngadu yukk bete nih gue."

karena bosan yang melebihi batas normal, langsung saja ku ajak Fathir ceesku ini. nyatanya main Basket sendiri tuh Gak enak. Kurang menantang!

"Sebenernya sih gue males mii tapi demi lu, Hayu lah,"

"Haha..thanks good broo."

Tak sadar saking asyiknya bermain..
Yee sudah beberapa kali aku menjadi winner dari pertandingan kecilku ini. bersama Fathir. Hihi dia sedari tadi pun hanya mendesah kesal.

"Ckk, udah lu main aja diri! Males gue ujungna gue kalah lagi kalah lagi..Percuma!"

"Payah ah, lu mah buru tangkep Nih.."

Dan...

Bbluk!
"Awss... "

Rintih perempuan disebrangku itu. Gadis putih berjilbab putih panjang, yang menutupi sempurna lekuk tubuhnya dan berkacamata itu terlihat meringis mengusap usap kepalanya.

"Woyyy.. Bisa maen Basket gak sih lu! Kalo masih belajar gak usah so soan deh, pake dulu aja balon! enak aja maen toyor pala orang pake nih bola Gua beset juga da nih bola."

Protes perempuan yang berdiri disamping gadis itu. 'Zhifa' memang seperti itu. Dia pasti akan berbuat apa saja, demi membela 'Ulfa' solmet lengket bestetnya itu. Semua orang juga tahu, dimana ada Zhifa, dan disitu juga Ada Ulfa..yaa mereka berdua bagaikan saos dan kecap bakso mang ujang yang selalu dalam posisi bersebelahan.

"Huftt.."
"Mati deh gue diserang teletabis.."

Degan cepat kuhampiri dua gadis manis ini.
DEG! mengapa jantung ku berdetak keras saat kulangkahkan kakiku untuk meghampiri ulfa.

"Eum..Zhif, gimana kalo ulfanya gua bawa ke UKS aja yaa, biar gua tanggung jawab"

Zhifa malah diam memerhatikanku seolah olah aku ini dianggap kacang. Dia memang seperti itu, pasti akan selalu diam saat lansung berhadapan denganku. Tapi aneh, jika kami dalam posisi berjauhan pasti dia blak blakan bersikap biasa aja seperti tadi contohnya.

"Gua gak papa kok mi, udah kekelas yuk Zhif." Gadis lembut ini malah menarik tangan sahabatnya itu yang masih asik mematung.

"Gak yaa fa! Pokoknya lu harus ikut Azmi ke UKS. Soal praktek susulan Lab nanti, biar gua yang bilang ke pak Anwar. Lu istirahat aja yaa ada Azmi kok yang temenin, kalo udah selesai nanti gua temenin lu ke UKS yaa."

Dan akhirnyaa..Gadis itu pun menurut mengangguk lemah.

"Ayoooo Kita duluan yaa faa"
Sapaku lalu diikuti ulfa dari belakang menuju UKS.

*****

ULFA POV

YAallah, semoga Zhifa gak cemburu. Aku tak ingin menyakiti perasaan sahabatku itu. Memang tadi dia bersikap ceria dan biasa saja, tapi aku tau dia yaAllah.. Dia yang pintar menyembunyikan perasaannya.

"Lu masih pusing fa? Kalo masih pusing tiduran lagi aja. Eum..maaf ya gara gara gue lu jadi kaya gini."
Celetuk Azmi memecahkan kesunyian di ruangan ini.

"Hahaa..santai aja kali udah gapapa kok, gua malah jadi gak enak sama Zhifa mii." balasku sambil terus memikirkan Zhifa.

"Hah? Zhifa, maksudnya?"

Ehhhh bego! Kenapa bisa aku keceplosan. Berita Zhifa yang diam diam menyukai Azmi memang pernah menjadi gosip utama. Tapi semoga aja Azmi menganggap itu semua hanya hoaks gocengan.

"Hah? Eum..itu maksud gua, yaa gua gak enak sama ulfa yang dateng ke LAB sendirian tanpa gua." akhirnya Alesan konyol itu pun keluar dari mulut lemesku ini.

'Konyol' memang.
Bagaimana bisa Zhifa takut hanya karena Menemui Pak Anwar di LAB untuk praktek susulan kami yang tertinggal.
Jelas jelas dia cewe cantik yang berjiwa preman. "Huftt"

"Oh gitu yaa, kirain." timpal Azmi yang kayanya masih heran atas jawabanku tadi.

"Rumah lu dimana fa?, biar gua anter lu balik. Kita balik bareng gua bawa motor kok."

WHAT? Azmi mengajaku pulang bareng, gak salah? Itu sama aja kaya aku mengiris Hati Zhifa kecil kecil.

I LOVE HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang