Kalender Untuk Ayah

21 1 0
                                    

Kalender Untuk Ayah.

Perempuan itu sensitif ya? Karena terlalu sensitif bahkan hal simple bisa jadi ribet. Kalau laki-laki kebanyakan lebih suka membuat ribet menjadi simple, perempuan adalah kutub utara dan laki-laki adalah kutub selatan. Jadi untuk kalian para lelaki dekati kami dengan lembut dan perlahan karna kami sensitif.

Karena sensitif hal kecil bisa jadi suatu yang besar untuk perempuan. Perempuan itu makhluk sensitif? Perhatiin aja, kalau malam hari bayi dari pengantin baru yang nangis ditengah malam, yang bangun siapa? Iya ibunya, perempuan sensitif dalam banyak hal, beda dengan laki-laki yang kurang peka, namun ketidak pekaan laki-laki akan terutupi oleh kami para perempuan, kami penyempurna kalian.

Et, Tapi tunggu dulu ada laki-laki yang peka dan penuh kasih sayang, itu ayahku, iya ayahku itu cinta ter-murni didunia, ayah adalah mata air pegunungan semeru, ayah adalah yang berseru lembut membelai apapun dicintaku, ayah membelai dengan penuh santun. Ayah adalah kebijakan dengan formasi menenangkan ditiap alunan, nada merdu ditiap lagu, notasi balok ditiap ritme dan itu ayahku, ayah no satu didunia.

*****

Pada suatu pagi, Runi memandang sebuah kalendar dinding besar yang tertempel di dinding kamar kost sederhana nya, kalendar itu kalendar biasa kalender tahun ini, tahun 2017, namun cerita soal kalender membawa ingatan soal ayah Runi lebih dekat, kali ini Runi tersenyum dan menghela nafas pelan, ingatan nya berjalan pelan, memutar beberapa memori masa kecilnya, Runi kini tak lagi kecil, dia sudah dewasa dengan beban yang bertambah dewasa, ternyata dewasa tak indah, Runi akan hanya jadi gadis kecil bila dia dipelukan ayahnya.

kalendar itu menyimpan sebuah kenangan masa kecil Runi yang tak pernah terlupakan. Setiap pergantian tahun ayah Runi membawa kalendar dinding yang sama dengan tema gambar yang berbeda, kalendar yang didapat ayah Runi secara gratis dari perusahaan tempatnya bekerja.

Entah kenapa Runi kecil selalu menantikan kalendar besar itu datang setiap tahunnya, bertanya dalam hati apalagi tema nya tahun ini?

*****

Tahun berganti, setelah lulus perguruan tinggi Runi bekerja ditempat yang sama dengan ayahnya, tidak untuk kalendar hanya kebetulan saja. Karna karyawan kontrak dan karyawan tetap mendapatkan jatah kalender yang berbeda, dan Runi masih berstatus 'kontrak'.

Kini setelah kuliah lalu bekerja, Runi tak perlu bertanya-tanya lagi soal tema kalender karna Runi juga sudah tau mengenai temanya, kalender yang selalu dipandangi nya sebentar lalu dibolak-balik hanya untuk mengetahui kapan ada tanggal merah, atau mencari tahu kapan tanggal merah itu berjejer panjang untuk libur yang lebih panjang.

Bukankah itu hal penting, iya tanggal merah, kalender apapun jadi baik dengan banyak tanggal merah didalamnya, Runi tak perlu kekantor meliburkan diri, menghabiskan banyak waktu untuk keluarga, untuk manusia terkasihnya dan yang paling penting ruang untuk dirinya sendiri bersenang-senang.

*****

Suatu pagi, ayah Runi duduk di teras sambil menikmati teh dan biskuit kesukaannya. Ayah Runi pernah berkelakar kalau teh dan biskuit ini memang saling diciptakan untuk dinikmati berdua, Runi tertawa saja mendengar cerita ayahnya itu. Pagi itu ayah Runi menanyakan perihal kalender.

"Nak, dari kantor gak dapat kalendar? kalendar kita belum diganti tuh, kan sudah ganti tahun"

"Ada yah, belum Runi bawa pulang masih dikantor" Runi menaiki motornya menuju kantor di bilangan jakarta pusat.

Setibanya dikantor Runi membuka lacinya, mengambil kalender pembagian dari kantor, kalender itu sudah seminggu di dalam laci kerja Runi, kalender di keluarkan dan ditaruh di meja kerjanya, biar nanti pas pulang Runi tidak lupa membawa kalender itu.

Kalendar meja kecil dengan tema yang sama, ya Runi masih bekerja sebagai karyawan kontrak, entah apa penilaian perusahaan memberikan kalendar yang lebih kecil untuk karyawan - karyawan kontraknya.

Tak apa lah pikir Runi, yang penting ada. Toh fungsi nya sebagai pengingat hari tak berganti fungsi.

*****

Dua tahun berlalu sejak kalender kecil di letakkan di meja kerja Runi, Runi di tahun 2016 diangkat menjadi calon pegawai tetap, tahun ini Runi mendapatkan kalender dinding besar itu, bukan lagi kalender kecil seperti biasa, kalender yang digulung dengan rapi, dibagikan tiap awal tahun, pemandangan nya berganti-ganti tiap tahun, tahun ini pemandangan di dalam kalender itu adalah keindahan laut serta isinya.

kalender yang mengingatkan dirinya pada kenangan masa kecilnya bersama ayah. Runi ingat ketika dia kecil, dia selalu menunggu tema untuk kalendernya, dan kadang-kadang harusnya tempat ayah nya bekerja lebih kreatif lagi dengan mencetak kalender bergambar tokoh kartun sailoor moon atau minky momo, iya waktu itu Runi masih anak-anak, Runi tersenyum mengingat masa kecilnya itu.

Masa kecil yang jauh lebih ringan ketika itu, tak seperti sekarang, hari-hari terasa sedikit lebih berat, dan tempatnya bermanja dan meminta atau sekedar bercerita sudah tak lagi di tempatnya, ayah Runi sudah berpulang ke tempat terbaik di sisi Tuhan, Runi mengingat semuanya hanya dari tanggal di sebuah kalender di tahun dimana ia berdiri kini, di sebuah kamar kost, bukan lagi di teras seperti dua tahun lalu ketika ayah Runi bertanya perihal kalender.

Tangis adalah sungai yang mengalir untuk membasahi rindu yang ada, dan rindu adalah peluru yang bisa ditembakkan oleh memori kapan saja, ketika peluru demi peluru itu keluar dari senjata,  mereka seperti bisa mencari momen untuk dihabiskan, tak benar-benar habis momen menyisakan rindu, dan perempuan sesekali lebih suka menangis dibanding makanan manis.

Runi tau persis ayahnya akan marah bila dia menangis, bagi ayah Runi tak ada satupun hal yang boleh membuat putri sulungnya itu menangis, karna ayah Runi sudah paham Runi adalah gadis yang selalu berusaha dia senangkan, jadi jangan seenaknya membuat Runi sedih ya, karna ayah Runi siap berbuat nekat untuk menghabisi tiap kesedihan itu.

Berlebihan bagimu? ya sudah, namanya juga perempuan, hal kecil bisa membawa galau yang berkepanjangan. Dan ayah adalah rindu berkelanjutan.

*****

Sayangnya, kalendar itu tak bisa menemani ayah dengan gambar pemandangan bertema unik seperti biasanya. Ayah Runi tidak sedang minum teh dirumah, ayah Runi sedang menikmati hal lainya, hal yang hadir seperti apapun maunya, karna surga adalah tempatnya

Semoga ayah tenang disana, dengan pemandangan yang lebih indah dari sekedar tema kalendar. Di surga sana ayah tak perlu reopt mengingat tanggal dan hari, setiap waktu bahagiakan kalau di surga? Biar Runi yang disini menghitung hari mengingat ayah, merindu setiap waktu.

"Ayah, Runi Rindu Ayah" Runi menatap kalender dengan pemandangan gunung semeru di tahun 2017 ini.

Ayah Runi mungkin mendengar dan dia berkata sambil bertegar diri, dengan teh hangat dan biskuit kesukaannya ditangan kanan.

"Ayah juga rindu kamu putri kecil ayah, rindu sekali..."

Gadis - Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang