Pacar Senimanmu

27 2 0
                                    

Pacar Senimanmu

Kau gadis dari selatan jakarta? Bukan, kau dari bintang yang datang ketika malam, dan aku yakin kau diawan putih kalau siang. Berdiam disana kau gadis yang ada di langit ketika malam dan cerah dilangit ketika siang. Aku sering membaca tulisan-tulisan yang kau terbangkan bersama sayap-sayap burung walet. Iya, mereka burung walet yang terbang-terbang memutar dikepalaku. Mereka ramai-ramai membaca sajak-sajak yang indah. Aku tau kau gadis yang suka bersajak, suka merangkai kata, menyulap tiap kata menjadi angin, angin yang menghembus wajah tiap manusia yang tengah jatuh cinta. Aku salah satunya, kau buat aku jatuh cinta dalam pandangan pertama. Sepasang mata bulat yang kalau aku belum salah liat berwarna cokelat.

Banyak yang berputar dikepalaku, itu pesan dari sajak yang kau tulis pada sayap burung walet? Kata, angka dan gambar. Namun kini otak tengah keranjingan memikirkan tentangmu, wajar saja, aku kira semua laki-laki normal akan jatuh hati padamu nona. Gadis manis dari selatan jakarta. Beri tau satu alasan agar aku membencimu? Mana ada, kita saja belum kenal. Lalu tak salah bila cantik parasmu itu kujadikan alasan untuk mengenalmu lebih jauh. Cantik pertama yang kau terjemahkan lewat tatap matamu. Mata yang terus saja tergambar padu diotakku.

Merayap sudah tatap mata yang kemarin, minta aku ulangi. Mana bisa, kita tak kenal dekat. Namun melihat tiap lukisan awan yang kau buat, aku yakin kau begitu indah. Mata cokelat awalnya, mau tau aku akhirnya. Mungkin berakhir sama, berakhir di pengharapan yang tak menemukan jalan.

Tak ada jalan lagi kini gadis selatan jakarta. Aku terus saja tersesat, kau tau aku suka menemukan atau membuka jalan baru, jadi yang pertama dalam petualangan menemukanmu. Kalaupun gagal setidaknya aku telah mengarah pada pengalaman yang menyenangkan. Pengalaman menuju nona cantik dari selatan jakarta.

Cantik yang katanya relatif jadi energi positifku untuk terus menggaris tinta. Menurunkan pekat tinta lalu membenamkannya pada sebuah kertas putih. Kini tulisan mengalir bagai sungai-sungai di pulau kalimantan. Mengalir menunggu menemukan muara. Muara yang dari hulu sungai sudah diceritakan indah.

"Dimana ada mata sebening kepunyaanmu?"

"Putih itu karna kau sudah lama di awan?"

"Rambut itu juga punya hitam yang anggun."

Pertanyaanku terus saja maju.

Kau tentu tau aku suka matamu, tatap matamu yang sedari tadi terus saja aku ceritakan. Mari kita beri waktu sepasang mata kita berkenalan. Kiranya sudi matamu itu berkenalan dengan mata seorang tukang kayu.

Gadis selatan jakarta, perkenalkan aku. Aku adalah seorang tukang kayu. Spesialisasiku adalah pembuatan furniture. Kalau senggang aku suka membaca air putih dalam gelas kaca, atau kalau jemu aku suka merangkai udara menjadi lingkaran kata.

Aku tetaplah aku, si tukang kayu. Dan kau tetap saja manis wahai gadis selatan jakarta.

*****

Gadis selatan jakarta, apa benar kau pacar seoarang seniman? Dia adalah seniman ulung perangkai kata. Mampu membuatmu suka dan nyaman berada disisinya.

Aku tukang kayu dan pacar senimanmu.

*****

Mari kita rangkai pembicaraanmu dengan pacar senimanmu.

"Sastra adalah bebas sayangku" Seniman berbicara, rambut gondrongnya terbang.

"Namun aku terikat waktu"

"Kesinikan jemarimu, kau akan tau apa itu bebas"

"Mungkin bebas adalah hari ini, hati yang berjalan ke arahmu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis - Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang