Melody bergerak - gerak tak keruan diatas kasurnya. Dilihatnya seorang pria tua, matanya terbuka. Keringat bercucuran dari dahinya. Dia tahu ada masalah, pasti ada masalah. Dia turun dari ranjangnya, mengendap - endap menuju kamar kakaknya, Harry Potter.
Ternyata dia benar, Harry meringis dalam tidurnya, itu bukan mimpi buruk biasa. Melody ingin membangunkan Harry, tapi itu tidak bijak namanya. Maka, dia duduk dikursi belajar Harry, mengambil 'Terbang bersama The Cannons' yang tergeletak dilantai. Melody bisa merasakan sakit Harry, karena dia sudah 'melakukannya'
Melody membuka tutup botol itu, ternyata yang keluar adalah kabut berwarna perak, kabut itu melayang - layang sebentar diudara lalu mendekati tubuh Harry dan Melody, menjadikan mereka satu. Melody, akan selalu tahu apa yang terjadi pada Harry, asalkan hal itu berhubungan dengan Voldemort.
Tiba - tiba saja, mata Harry terbuka. Dia memegangi bekas luka berbentuk sambaran kilat didahinya, Melody tersenyum hambar menatapnya. "Melody! Tadi, aku - Kau terbangun karena aku ?" kata Harry, dia duduk diatas ranjangnya, Melody menggeleng pelan. Kemudian Harry turun dari ranjangnya dan menuju lemari, membukanya dan berkaca. "Aku mimpi buruk, entahlah terliat nyata sekali." kata Harry.
"Aku tahu." kata Melody, "Menurutmu, apakah, Voldemort, um...."
"Masih hidup ? Ya, aku yakin Harry." kata Melody menebak "Tapi kan, dia tak pernah terlihat lagi.." kata Harry menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, "Tak terlihat bukan berarti mati Harry, dia bersembunyi, aku yakin hal itu. Ingat kata Dumbledore ? Dia bersembunyi kan ?" kata Melody mengerutkan dahinya.
Harry menatap Melody melalui celah jarinya, "Kau benar, apa menurutmu-"
"Tidak, Hermione pasti menasehatimu banyak hal, bayangkan deh." Harry terdiam, seakan menerawang "Oh iya, apalagi Ron." kata Harry, "Um... Kalau dia tahu, semua keluarga Weasley tahu. Ribet Har, nanti saat kita kesana, muncul banyak pertanyaan tentang bekas lukamu." kata Melody bijaksana.
"Tapi, sulit kalau membayangkan dimana Dumbledore, dan apa yang akan kutulis ?" kata Harry berjalan mondar - mandir didepan Melody, "Harry kenapa kau tidak-"
Mereka saling tatap penuh arti, "Kau benar!" Melody bangkit dari duduknya dan pindah keatas kasur Harry, sementara Harry mengambil perkamen, pena bulu, dan tinta saat dia duduk lalu buru - buru menulis. Dia berkonsentrasi, menulis pada wali mereka Sirius Black, seorang nara pidana tak bersalah yang berhasil kabur dari penjara sihir Azkaban.
"Selesai." kata Harry, "Bagus, aku akan kekamarku sekarang. Kurasa yang lain sudah bangun." Melody bangkit dan meninggalkan Harry sendirian dikamarnya.
-oOo-
Bibi Petunia memotong buah jeruk besar menjadi lima, entah mengapa Melody berpikir kalau sebentar lagi disini akan ada toko sayur, sebab setiap hari sayur - sayur - sayu r- buah - buah. Semua ini karena si gendut Ickle Didykins yang harus diet dan yang lain harus ikut diet agar diet Dudley lancar.
Setelah dia memotong jeruknya, dia membagikannya pada mereka. Paman Vernon mendengus melihat potongan jeruknya. Tak lama, terdengar dentang bel. Dengan sentakkan besar, paman Vernon menggebrak meja dengan korannya lalu pergi kedepan. Melody memakan jeruknya dengan santai, sementara Dudley mengambil jeruk paman Vernon.
Terdengar tawa dari depan, lalu disusul suara pintu ditutup. "Vernon ?" kata bibi Petunia yang baru saja menuangkan teh pada setiap gelas, kemudian paman Vernon bersama kumis tebalnya muncul. "Kalian!" katanya, Melody langsung tahu yang dimaksudnya adalah dia dan Harry. Melody dan Harry saling tatap sejenak lalu mengedikkan bahu dan mengikuti paman Vernon menuju ruang depan.
Dia duduk dikursi berlengan nyaman. Tapi posisinya tak nyaman karena dia marah. Setelah itu, dia marah - marah tentang surat yang ternyata dikirimkan oleh Mrs Weasley, yang meminta izin padanya agar mengizinkan Melody dan Harry ikut menonton quidditch, Melody dan Harry tahu kalau mereka tak perlu membalas habisnya paman Vernon sudah uring - uringan karena kurang makan.
Tapi, toh dia membuat mereka berdua marah juga dan akhirnya debat terjadi. Tapi, setelah kata sihirnya diucapkan ( yaitu Sirius ) paman Vernon mengizinkan pergi nonton karena paman Vernon takut pada Sirius. Dengan senang Harry dan Melody mengabari Ron tentang semua ini dan mereka akan dijemput besok sore pukul lima. Oleh keluarga Weasley, Melody kurang yakin dengan semua ini, mengingat paman Vernon benci pada penyihir.
-oOo-
Hi Guys! Hihi, ini HP 4 aku semanget soalnya aku suka ngayal tentang Melody Potter di HP 4. Jadi, banyak banget yang diubah dari cerita aslinya, peace :)
Don't be silent reader.
Vote and Comment Please :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and the Goblet of Fire
FanfictionMelody Potter bimbang dengan keputusan Dumbledore untuk mengizinkan kakaknya Harry Potter mengikuti turnamen itu. Tapi lebih bimbang saat pangeran kegelapan kembali.