"Hm... ^^"
Gadis itu terus mengunyah makanannya di dekat danau. Dia menggoyangkan kakinya didalam air, "duh, bahagianya." kata Harry yang baru saja muncul dan duduk disebelah Melody. "Hi Harry, tidak, aku selalu begini." kata Melody.
Harry tersenyum, "Oh ya Harry. Bagaimana kemajuan dengan telurmu ?" tanya Melody mengunyah lagi, "Er... lumayan." kata Harry. "Aku tahu kau belum menunjukkan kemajuan apapun pada telurmu. Lalu, apa kau sudah mempertimbangkan usulan Cedric ?" kata Melody.
"Aku tak suka saat kau mulai membaca pikiranku dan membuyarkan semua rencanaku." kata Harry, Melody hanya tersenyum padanya, "tidak, aku tidak mau menerima usulannya, kau tahu maksudku."
"Kenapa ? Hanya karena Cedric bersama Cho ? Haha, kau ini lembek sekali ya ? Hihihi."
"Aku tidak lembek! Hanya saja, ini kan perasaan anak lelaki."
"Hahahaha! Perasaan. Tapi aku serius Harry, menurutku kau harus segera mencari cara untuk memecahkan telur itu. Harry, kau harus menang."
"Kenapa ? Karena uangnya ?"
"Kau bodoh ya ?! Tentu tidak! Kau memikirkan keselamatanmu tahu."
"O..."
"Hahaha, jangan terlalu serius begitu Harry, itulah adik, kan ?"
-oOo-
Tapi Melody tahu, meskipun dia sudah menasehati Harry, kakaknya itu belum juga berusaha memecahkan kasus telur emasnya.
"Oh... er... Harry itu sedikit keras kepala ya ?"
"Iya kan ? Haha, Harry itu lebih senang bertindak atas kemauannya sendiri^^"
"Kamu ini, sepertinya setiap saat tersenyum deh."
"Oh ya ? Menurutku itu bisa membuat orang bahagia. Soalnya Hermione belakangan ini terlalu serius dengan SPEW, lalu Harry yang sok tegang tentang turnamen. Aku ingin setidaknya mereka sedikit bahagia."
"Ternyata kamu lebih suka memikirkan orang lain dari pada dirimu sendiri."
"Ah tidak juga, aku suka memikirkan kekenyanganku. Aku suka sekali makan!"
"Itu sih beda lagi."
"Hehe, eh Niall, mau ikut denganku ke dapur sekolah ? Disana ada peri rumah yang juga temanku loh."
"Dapur ? Aku juga suka makan!"
-oOo-
Melody dan Niall pergi ke dapur sekolah sore itu. ( akhirnya mereka pergi ke tempat selain pinggir hutan terlarang ya ? :3 )
"Melody Potter!" seru Dobby saat mereka masuk kesana. "Hi Dobby, apa kabar ?" kata Melody. "Dobby baik Ms, dan ini adalah temanmu Ms." katanya pada Niall, "Hi, aku Niall." kata Niall melambai kecil pada Dobby.
"Er... kami cari makan kesini Dobby." kata Melody menatap sekitarnya. Ada sekitar selusin peri rumah melongok dari balik panci dan meja. "Oh! Baiklah Miss. Dobby juga ingin mempertemukanmu dengan seseorang, ayo." Dobby menarik tangan Melody dan Niall.
Dengan tangannya yang bebas, Niall mengambil makanan yang disodorkan peri rumah lain. Didekat perpian, duduk satu peri rumah. Terisak diantara lututnya, "Siapa itu Dobby ?"
"Itu Winky Ms."
"Kenapa dia ?" tanya Niall sembari meletakkan kue - kue yang didapatnya di atas meja.
" Winky masih belum terima dia dipecat ms."
"Oh, hey Winky, ada untungnya kan ? Sekarang kau bekerja di Hogwarts, sekarang kau punya teman saat bekerja, kan ?" kata Melody tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and the Goblet of Fire
FanfictionMelody Potter bimbang dengan keputusan Dumbledore untuk mengizinkan kakaknya Harry Potter mengikuti turnamen itu. Tapi lebih bimbang saat pangeran kegelapan kembali.