Like and Sirius

2.5K 207 3
                                    

Setelah kejadian itu, Draco malfoy semakin menjadi, dia bahkan membuat lencana untuk menghina Harry. Lencana itu bertuliskan "Dukung Cedric Diggory, Juara Hogwarts sebenarnya." lalu, jika ditekan akan berbunyi, "Potter bau"

Kemudian, Ron masih marah pada Harry. Diluar itu, Melody kena getahnya, banyak orang yang berkata kalau gadis itu membantu kakaknya. Tapi, seperti kata Hermione, dia harus tetap mengangkat kepalanya dan tidak peduli.

Lagi pula, dia memang tidak melakukannya, jadi untuk apa takut ?

Hari itu, harry mencari adiknya, ingin mengabarkan sesuatu. Dia menemukannya sedang duduk di undakan kastil sendirian. Harry duduk di sebelahnya, "Hi Harry." kata Melody, "Hi." sapa Harry balik.

"Yeah, aku tahu. Sirius akan mengunjungimu nanti malam kan ?" kata Melody menoleh menatap Harry, "Y-ya, aku membaca pikiranku ?" kata Harry, Melody mengangguk. "Oh..." kata Harry menggaruk belakang kepalanya, "Hagrid ingin kau datang ke gubuknya tengah malam nanti." kata Melody.

"Eh ? Tapi kan pukul satunya, aku harus.."

"Masih ada satu jam. Aku sudah melihat apa ayng ingin Hagrid tunjukkan padamu, itu keren. Akan membantumu." kata Melody mengangguk - angguk semangat. "Apa lagi yang besar itu, haha, dia luar biasa sekali!" lanjutnya berseru.

"Aku tak mengerti, tapi aku akan mengunjunginya." kata Harry, "Jangan lupa bawa jubah gaibmu oke ? Nah, aku harus pergi. Aku akan menemanimu pukul satu nanti, aku juga ingin bertemu Sirius." kata Melody, dia bangkit berdiri dan meninggalkan kakaknya itu.

Hary hanya bisa tersenyum menatap punggung adiknya yang menjauh, mirip, pikirnya, mirip ibunya yang sering diceritakan banyak orang. Melody sendiri pergi ke menara astronomi. Entah apa ayng akan dilakukannya, dia hanya ingin pergi kesana.

Tapi ternyata, disana ada Zayn malik. "Hi!" sapa Zayn ceria, Melody menatapnya diam, Zayn tidak menggunakan lencana buatan Malfoy. "Hi." katanya setelah satu menit yang hening dan mengerikan. "Kudengar kau kena getah ejekan karena kakakmu ya ?" kata Zayn.

Melody duduk disebelahnya dan berkata, "Ya, tapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku tidak mau menyalahkannya karena dia kakakku." Melody menutup matanya dan tersenyum, menikmati angin sepoi - sepoi menerpa wajahnya.

"Oh... Yah... Kalau menurutku, berlebihan sekali kita mempermasalahkan Harry yang jadi juara juga. Iya kan ? Seakan mereka bisa lebih baik dari Harry." kata Zayn. "Ya, bisa jadi. Jadi, kau tak membenci Harry karenanya ?" tanya Melody membuka matanya dan menatap Zayn, "Tidak. Aku mendukungnya kok. Mau bagaimana pun, Niall bilang, dia ingin membuatmu senang." kata Zayn. Melody tertegun.

"M-membuatku senang ? Untuk ?" tanya Melody, "Entah." Zayn mengangkat kedua bahunya, tiba - tiba saja Zayn nyegir dan Melody menjitak kepalanya. "Ouch~!" seru Zayn kesakitan memegang kepalanya, "Jangan pernah berpikiran seperti itu." kata Melody kesal.

Zayn tertawa, "Ya ya, maaf. Kadanga ku lupa kau bisa membaca pikiran. Tapi, bisa jadi kan ?" katanya, "Tidak tahu." kata Melody mendongak menatap langit, pipinya bersemu merah.

"jangan bilang kau juga suka padanya." kata Zayn menilik, "Eh, tidak." kata Melody. "Tapi, pipimu merah tuh." kata Zayn menunjuk pipi Melody. Sontak Melody memegang kedua pipinya dengan wajah seakan baru menemukan sesuatu, "Benarkah ? Oh... ini yang namanya suka ?" katanya menatap Zayn dengan wajah bersungguh - sungguh.

"Sudahlah, kau jangan memikirkan yang seperti itu dulu." kata Zayn tersenyum miring. Melody melepas kedua telapak tangannya dari pipinya. "Oh..." katanya.

Zayn tertawa, "Ternyata kau ini masih polos, hahaha~!"

-oOo-

"Good Luck Harry." Melody mengedipkan sebelah matanya kepada Harry yang berada di balik jubah ajaib dan masuk ke dalam asrama. Tempat itu sepi, hanya ada kakak beradik Creevey yang sedang berusaha menyihir beberapa lencana Malfoy menjadi DUKUNGLAH HARRY POTTER - meskipun gagal.

"Hi kalian! Mau kubantu ?" kata Melody melongok lewat kursi berlengan Dennis. "Oh, Melody! Kau benar - benar ingin membantu kami ?" kata Colin. "Why not ?" kata Melody.

Colin dan Dennis tersenyum bahagia, Melody duduk dikursi berlengan lain dan mengambil salah satu lencana. Alih - alih mantra pengubah, dia memantulkan dua mantra "Stupefy." pada keduanya, membuat kakak beradik itu pingsan. "Oh, maaf sekali." katanya, dia mengirim keduanya ke kamar anak lelaki dan mencabut sihirnya, tapi pada faktanya kakak beradik itu malah tidur.

Melody duduk di depan perapian, melirik lencana yang sedang diubah kakak beradik Creevey yang sekarang berbunyi POTTER BENAR - BENAR BAU. Sebenarnya dia ngantuk sekali, tapi dia rindu Sirius, mau bagaimana lagi ?

Pukul Satu kurang satu menit, Harry kembali dengan wajah kaget. "Naga~!" bisiknya marah pada Melody. "Kenapa dengan naga ?" tanya Melody bingung. "Itu tugas pertamanya kan ? Aku tidak bisa percaya." kata Harry.

"Itu kanyataan Harry." kata Melody saat Harry duduk disebelahnya, "Aku bisa mati!" sentak Harry dalam bisikkan. "Tidak juga." kata melody yang mulai beranggapan kalau Harry terlalu berlebihan. "Yeah, kau berlebihan Harry."

Mereka bisa mendengar seseorang berkata, keduanya menoleh dan melihat Sirius. "Sirius!" kata keduanya.

-oOo-

Nah! Segitu dulu, ideku melayang secara tiba - tiba ._. Haha, hope you like reader ^^

-Melody-

Harry Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang