Niall and Melody

2.6K 201 7
                                    

"Tugas ketiga tinggal sebentar lagi ya ?" kata si rambut blonde menerawang kelangit. Anak perempuan disebelahnya mengangguk. "Aku masih tidak percaya kau yang jadi orang yang harus diselamatkan Harry di tugas kedua kemarin." lanjt si blonde.

Si anak perempuan tidak merespon. "Melody ?" tanya Niall menelengkan kepala, Melody mendongak dengan sedikit kaget. "Niall ? Eh, maaf. Aku kepikiran PR terus belakangan ini, aku ke asrama dulu ya! Bye Niall!" Melody berdiri dan meninggalkan Niall menuju asramanya.

Melody terjatuh menubruk seseorang karena berjalan sambil melamun. ternyata yang ditubruknya adalah Draco Malfoy, "Apa - apan kau menubrukku Potter ?!" teriak Malfoy. "Aku tidak sengaja Malfoy! Minggir, aku mau lewat!" kata Melody menepis Malfoy. "Kurang ajar kau Potter! Setelah menubrukku bukannya minta maaf malah mengabaikan aku!" Malfoy meremas lengan kiri Melody.

Melody melotot padanya. "Kubilang minggir Malfoy! Kau tak mengerti kalau aku sedang banyak pikiran, huh ?!" Melody menepis Malfoy menjauh dengan sihirnya. Crabbe dan Goyle terdiam kaget. Jantung Melody tiba - tiba sakit sekali, "Kurang ajar kau!" teriak Malfoy menarik tongkat sihir dari balik jubahnya.

Melody jatuh terduduk memegangi dadanya. "Mr Malfoy!" dia bisa mendengar seseorang berseru keras dibelakangnya. Keringat bercucuran dengan deras di pelipis Melody dan gadis itu pingdan.

-oOo-

"Voldemort menguasai emosinya."

"Tapi bagaimana Sir ?"

"Melody, memiliki sesuatu yang diinginkan Voldemort. Voldemort menginginkan Melody untuk membunuhnya, dan saat ini sepertinya Voldemort sedang memengaruhi emosinya yang masih labil. Apa lagi dia baru saja kembali bertemu James dan Lily."

"Melody membuka matanya dan melihat Dumbledore bersama Snape tak jauh darinya. Dia menggosok kepalanya yang sakit, "Ah Melody! kau sudah sadar rupanya, Severus, tolong sampaikan pada Harry dan teman - temannya bahwa Melody sudah bangun." kata Dumbeldore.

Melody bangkit duduk dan masih menggosok kepalanya, "Bagaimana perasaanmu nak ?" tanya Dumbledore perhatian, "Lumayan baik sir." jawab Melody. "Aku khawatir sekali saat Mr Horan berkata kalau belakangan ini kau sering melamun dan wajahmu jadi pucat, ada yang sedang kau pikirkan ?" kata Dumbledore.

Melody menatap Dumbledore dengan kosong. "Sir... ayah dan ibu saya bilang, jika saya mati Harry tidak akan mati, jika Harry mati saya akan mati, tapi Voldemort hanya tahu sebaliknya. Saya takut Voldemort akan tahu kebenarannya, karena kita tidak tahu apakah orang - orang yang ada didekat kita benar - benar baik atau tidak. Saya takut memikirkan kemungkinan yang terjadi, belakangan ini saya sering bermimpi tentang pemakaman, dan jeritan. Saya takut sir." kata Melody mengungkapkan semua keluh kesahnya.

Dumbledore menghela nafas, dia menyentuh kepala Melody dan menutup matanya. Melody membelalak saat mendengar suara Dumbledore didalam kepalanya. Dia memegang kepalanya dengan ngeri, tapi sedetik kemudian semuanya menghilang karena Harry, Hermione, Ron, Liana, dan Ginny menyerbu masuk.

Harry langsung memeluk Melody, tercetak diwajahnya, bahwa dia sangat khawatir. "kau tidak apa - apa ?" tanyanya, "Aku baik - baik saja Harry, sungguh." Jawab Melody. Harry melepas pelukannya dan menatap Melody lekat - lekat tapi langsung tersenyum, "Syukurlah kalau begitu." katanya.

"Kau membuat kami khawatir Mel. Habisnya kami dapat kabar kau pingsan didepan Malfoy, kami kira dia melukaimu atau apa, tapi tentu saja menuduh itu tidak boleh." kata Hermione, "Dia tidak melakukan apa - apa kok Herm. Lagi pula, dia malah terlihat takut saat melihat wajahku." Melody tertawa diakhir kalimatnya.

"Apa kalian masih mau disini ? karena sebentar lagi makan malam akan segera dimulai." kata Dumbledore yang rupanya tak suka diabaikan.

-oOo-

10.00 p.m ( Hospital Wings - Hogwarts )

Melody membuka matanya saat mendengar suara geseran pintu rumah sakit. Dia bangkit duduk dan memasang pendengarannya agar lebih tajam. Melody menoleh ke kanan, tidak ada siapa - siapa, lalu dia menoleh ke kiri dan nyaris menjerit kalau saja orang itu tidak menekap mulut Melody.

"Sssh~! atau Madam Pomfrey akan mengusirku!" bisik orang itu, Melody melepaskan tangan orang itu dari mulutnya dan berkata, "Niall! Apa yang kau lakukan disini ?" bisik Melody.

"Tentu saja aku menjengukmu! aku kan khawatir sekali padamu!" kata Niall, "Kenapa kau khawatir padaku ?" tanya Melody. "Hey, kita ini teman kan ? tentu saja aku mengkhawatirkan temanku yang tiba - tiba saja pingsan. Kau sedang ada masalah ya ?" kata Niall lembut.

Melody menatap mata Niall yang terlihat tulus itu lalu tersenyum, "aku tidak apa - apa kok! aku hanya kecapean saja!" katanya ceria. Tapi Niall tidak tersenyum, "A-ada apa Niall ?" tanya Melody canggung. Niall menghela nafas berat.

"Kita sudah berteman sejak tahun lalu, dan aku sudah sedikit banyak tahu tentangmu. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku. Yah... tapi aku tidak sebaik teman - temanmu yang lain, Liana, Ginny, Hermione, Ron, apalagi kakakmu Harry dan juga kepala sekolah Dumbledore. Mungkin itu kenapa kau tak mau curhat padaku ya ?" katanya.

Melody terdiam menatap Niall yang menunduk disebelah ranjangnya. "Bukan begitu..." katanya perlahan. "Niall itu satu - satunya teman yang bisa kuajak membicarakan hal konyol dan mau dibawa berpetualang ketempat mana pun. Jadi aku berpikir, kalau aku menghancurkan kesenanganku saat bersamamu dengan cara menceritakan kesedihanku padamu, aku tak akan pernah lagi bisa bersenang - senang bersamamu." lanjutnya.

Niall mendongak dan tertegun, Melody mengalihkan pandangannya dengan sedikit cemberut, "Maafkan aku..." gumamnya. Niall tersenyum, "Tak apa! Aku senang kau berpikir begitu, tapi Melody... prinsip pertemanan itu adalah susah dan senang bersama kan ? dan apakah kau lupa ? kau juga pernah curhat masalahmu padaku, jadi, kalau kau mau cerita lagi, aku akan mendengarkan dan memberi saran terbaikku padamu." katanya.

Melody ikut tersenyum, "Kau memang teman yang baik Niall!" kata Melody. Sedetik kemudian terdengar suara pintu rumah sakit dibuka, Niall buru - buru bersembunyi di bawah ranjang Melody sedangkan Melody buru - buru kembali tidur lagi.

"kau bisa kan Severus ?" tanya suara Dumbledore. Melody mendengar keduanya mendekat ke ranjangnya. "Ya sir." jawab Snape. "Baiklah Severus, tolong lakukan sekarang." kata Dumbledore. Melody bisa mendengar ayunan tongkat Snape diarahkan padanya. Jantung melody tiba - tiba sakit, tapi dia tidak berani membuka matanya apalagi menjerit. Snape mengangkat wajah Melody dengan jari - jari dinginnya dan memasukkan cairan ke mulutnya. Melody menelannya mau tak mau, rasa pahit membekas di lidahnya, tapi langsung hilang 10 detik kemudian.

Mereka diam selama beberapa detik, "terimakasih Severus." kata Dumbledore, "ya sir." jawab Snape.

Kemudian, keduanya pergi dari rumah sakit sekolah. Melody membuka sedikit matanya dan melihat pintu di tutup. Dia berbalik dan melihat kepala Niall menyembul dari bawah ranjangnya, "Mereka sudah pergi Niall." bisik Melody.

"Apa yang mereka lakukan padamu ?" tanya Niall, "Sepertinya mereka memberikan ramuan padaku, mungkin untuk suatu penangkal."kata Melody.

"Kau akan baik - baik saja kan ? maksudku, kau baru saja diberi ramuan aneh begitu-"

"Aku akan baik - baik saja kok! sejahat - jahatnya Snape, dia tidak akan mebunuhku kan ?"

"Oh, kau benar juga. Oh ya, sebaiknya aku kembali ke asrama, ini sudah malam." kata . "Ya, selamat malam Niall." kata Melody, "Selamat Malam, sampai jumpa besok." Niall melambai kecil lalu menghilang di balik pintu, "sampai jumpa besok." bisik Melody lalu menutup matanya dan tidur lagi....

Harry Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang