Er...

2.4K 186 3
                                    

Eh... maaf ya chap ini nyasar ke cerita lain kemarin :3. Yah... yang belum baca silahkan :3

-oOo-

Setelah menerima nilai dari juri (Harry paling besar) mereka membawanya kembali ke asrama. Disana mereka menyorakinya dan memberinya selamat. Bahkan Harry dan Ron sudah kembali berteman, meskipun begitu, cara Ron menunjukkan kemenyesalannya terlalu berlebihan.

"Ayo buka telurnya Harry!" seru Seamus menyerahkan talur emas berat itu pada Harry. "Yeah, baiklah." Harry membuka telur itu pada engselnya, Melody kaget sekali saat mendengar suara jeritan memekakan telinga yang keluar dari dalamnya. Dengan bijak (karena semunya sibuk tutup telinga) Melody memungut telur itu dan menutupnya.

"Apa itu ?" tanya Dean, "Terdengar seperti banshee, mungkin kau harus melawan banshee Harry." kata Seamus serius, "Tidak! Lebih terdengar seperti suara nyanyian Percy. Mungkin kau harus menyerangnya saat dia mandi." kata Fred ngawur.

"Kau harus membuknya di tempat tak berpijak Harry." kata Melody memberi kode, meskipun Melody belum tahu keseluruhan apa gerangan jeritan tadi.

-oOo-

"Yeah ?"

"Menurutmu, kira - kira apa itu ?"

"Hn ? Nggak tahu, aku tak sepintar itu, masih lebih pintar Hermione Granger -3-"

" -_- Kamu itu bodoh atau apa sih ?"

"Hehe."

"Oh~! Lihat, Potter dan Horan! Hahaha~!" Melody menatapnya geram dan maju selangkah, "Jaga mulutmu Malfoy!" ancamnya, meskipun ejekkkan tadi membuatnya tidak keruan. "Biasa saja POTTER! Kenapa kau marah begitu ? Aku kan hanya bilang Potter dan Horan, tidak bilang kalian pacaran."

SKAK MAT!

Melody menatapnya getir lalu mendapat ide dan berkata, "Ini lebih seperti karena kau ada!" katanya menang, MAlfoy menatapnya kaget. "Sudahlah Mel, ayo pergi. Masalahnya tidak akan pernah selesai, ayo." kata Niall menarik tangan Melody. Melody mendelik pada Malfoy lalu mengikuti Niall pergi.

"Si Malfoy itu keterlaluan banget! Aku akan mencincangnya sampai jadi bubur kalau ketemu dia lagi!" kata Melody kesal, "Haha, jangan. Lagi pula, menurutku Malfoy benar, seharusnya kau tidak perlu marah padanya, memangnya kenapa kau marah ?"

"Eh ? Yah... yah... itu, kan yah..."

"Apa ?" pancing Niall, "Ah! Benarkah gosip yang beredar, akan ada Yule Ball, itu apa sih ?"

-oOo-

" .///. Yah, aku kan nggak pernah tahu, apa lagi aku nanyanya pas banyak orang, aku ini bodoh ya ? .///."

"Hahaha, kamu itu lugu bangets ih Mel ? Lagian kamu pake nggak tahu Yule Ball segala." ledek Ginny, "Habisnya aku nggak mikirin yang kaya gitu sih! >3<"

"Aih... tapi nih ya. Kita masih kelas tiga kalau dari segi umur, lupakan tentang yang itu ah!"

"Ehehe, iya ya. Nah, selain itu, aku masih memikirkan.... PR KITA YANG MENUMPUK INI! ARGH!" Jeirt Melody frustasi meremas kepalanya, "Kalau begitu kalian harus mulai mengerjakannya sekarang." kata Liana menatap mereka seperti tatapan Hermione untuk Harry dan Ron.

"Kmau sih enak sudah selesai dan sekarang kau sibuk dengan SPEW bersama Hermione." kata Ginny, "Menurutku Hermy benar kok. Peri rumah itu harus dilindungi dan dihargai!" kata Liana, "Tapi mereka tak menginginkan itu..." mereka bertiga menoleh dan melihat Liam, "Mereka lebih suka kita tidak terlalu menghargai mereka, kan ? Loh, itu PR dari Profesor Snape ? Mau kubantu ?" Liam duduk dna bertanya pada Melody.

"Tapi kan-"

"Sidahlah Li." kata Ginny bijak, Liam tersenyum padanya. "Eh, tidak apa - apa nih aku dibantuin ?" kata Melody, "Oh ya. Tentu saja." kata Liam ceria. "Kau kan sibuk Li, kan kau sudah kelas enam, harus ikut NEWT, kan ?"kata Ginny.

"Mata pelajaran hari ini habis kok. Aku lagi senggang, lagi pula, aku kasihan melihat wajah sengsara kalian."

" ^_^7 Aduh..." kata Melody dan Ginny. Liam pun membantu mereka mengerjakan PR dari Snape dan Profesor Binns.

-oOo-

Setelah makan malam yang lezat, Melody hendak menuju perpustakaan untuk meminjam buku tentang sejarah Hogwarts yang terlupakan saat ditengah jalan dia dicegat banyak anak laki - laki.

"Melody!" teriak mereka kegirangan, "Eh ?" tanya Melody bingung, dia mundur selangkah dan keringat mengucur di pelipisnya. Semua anak lelaki itu tersenyum bahagia, sebelah tangan mereka dibelakang tubuh mereka.

Oh tidak... batin Melody.

...

Melody melangkah masuk ke ruang rekreasi Gyffindor dengan susah payah karena dia membawa setumpuk surat dan hadiah yang diterimanya dua puluh menit lalu saat perjalanan menuju perpustakaan.

"Uwooo~! Ini semua surat untukmu ?" tanya Ron terpana menatap salah satu surat beramplop pink memuakkan. "Er... kau harus menolak yang ini karena aku tidak setuju." kata Harry yang telah membaca salah satu surat, "Hufh... memangnya itu surat apaan ?" tanya Melody, "Surat cinta." kata Harry dengan poker facenya.

Melody merebut surat itu dan membaca siapa yang mengirimnya, dia mendengus dan melemparkan surat itu ke perapian. "Wah, kau terkenal sekali ya ? Lihat, ada yang mengajakmu pergi ke yule ball bersama." kata Hermione yang juga membaca salah satu surat.

"Yule ball itu, hanya ada kalau ada turnamen triwizard ya?" tanya Melody mengalihan perhatian sembari membuka kotak yang berisi permen segala rasa yang dia yakini sudah diberi ramuan sebelumnya.

"Kayanya sih, habis selama ini belum ada pesta seperti itu kan ? Sepertinya menarik ya ?" kata Hermione, "Eh... ke yule ball harus bareng anak perempuan ?" tanya Ron bego. "-__- anak banci juga boleh Ron." kata Melody dan Hermione bersamaaan.

Harry tertawa sedangkan Ron terlihat bingung. "Sudahlah, otaknya hanya sebesar snedok teh. Aku akan ke kamar dan membuat rencana untuk SPEW lagi." kata Hermione bangkit berdiri dan pergi menuju kamarnya. "Hermione serius sekali dengan SPEW ya ?" kata Melody ceria.

"Ya, kalau saja kau lihat hari pertama dia mendirikan SPEW..." Ron bergidik, "... aku sampai tidak bisa berpikir!"

"-,- hadeh..." kata Melody.

-oOo-

Kerepotannya bagi Melody adalah, saat keesokan paginya, banyak burung hantu yang memberikkannya surat yang sama seperti kemarin. Dia sudah mulai muak denag nsemua ini dan penasaran kenapa dia bisa jadi seterkenal itu secara tiba - tiba ? Apa karena yule ball ?

"HUfh..."

"Aduh, pasti lelah sekali ya ?" tanya Niall jahil saat Melody menceritakan semuanya padanya. "Coba deh kau alami, menyebalkan tahu. Sebenarnya itu sedikit menganggu." kata Melody. "Oh..." kata Niall.

"Memangnya apa yang membuatku bisa mendapat banyak surat seperti itu ? Liana bilang, seorang anak lelaki biasa melihat karena gadis itu imut,emangnya aku imut ya ?"

"Eh ? .////. Yah... kalau menurutku, semua anak perempuan sama kok, sudah dari sanannya imut."

"^-^ Niall baik ya ?"

"o///o yah... makasih."

Harry Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang