Mad-Eye Moody and The Curse

2.8K 207 5
                                    

Kamis                                                        DATDA time

Semua murid kelas empat Gryffindor termasuk kelas khusus Gryyfindor sudah menunggu di depan kelas Moddy bahkan sebelum bel berbunyi. Satu - satunya yang belum datang adalah Hermione yang baru datang tepat saat pelajaran akan di mulai.

"Baru dari..." katanya. "Perpustakaan." kata Harry melanjutkan. Melody tersenyum lalu dia bersama Ginny dan Liana duduk di jajaran ketiga sebelah kanan kelas. Mereka mengeluarkan buku Pertahanab terhadap ilmu hitam mereka. Moody pun masuk ke kelas dengan bunyi tak tok mengiringinya.

"Singkirkan saja." dia menggeram, berjalan timpang ke mejanya dan duduk, "buku kalian. Kalian tidak akan memerlukannya."

Mereka memasukkan kembali buku mereka ke dalam tas, Melody pun duduk dengan baik di mejanya.  Moody mengeluarkan daftar hadir, menggoyang rambutnya yang panjang dan beruban agar tidak menutupi wajahnya, dan mulai mengabsen.

Semua murid mengangkat tangannya saat namanya di sebut. 

"Nah, sekarang." katanya saat dia selesai. "Aku mendapat laporan dari Profesor Lupin kalau kalian sudah belajar, hinkypunks, red-cup, dan manusia serigala ?" lanjutnya.

Semua murid mengangguk. "Tapi! Kalian sudah sangat ketinggalan!" sentaknya membuat beberapa murid terlonjak dari kursinya. "Aku sudah tanya Dumbledore apakah aku boleh menggunakan bahan itu untuk mengajar, awalanya dia tidak setuju. Tapi, ini kelasku dan aku yang mengajar."

Kelas hening...

"Aku akan mengajari kalian tentang bahan itu tahun ini dan setelah itu, da-dah! Aku melanjutkan pensiunku yang tenang." ucapnya.

"Anda tidak tinggal ?" tanya Ron, Moody menatap Ron dengan kedua matanya dan Melody bisa merasakan kalau dia gemetar. "Hm... Ya, hanya itu." kata Moody.

Lalu dia berbalik dan berjalan menuju papan tulis. "Kita akan belajar kutukan tak termaafkan." katanya. "Hah ?!" pekik seisi kelas kecuali Melody dan Harry.

"Ada yang tahu apa itu kutukan tak termaafkan ?" tanyanya. Seperti biasa, Hermione mengangkat tangannya, namun kali ini sedikit gemetar. "Ya ? Miss Granger ?"

"Um... Kutukan tak termaafkan adalah kutukan yang sangat berbahay dan dilarang, karena yang menggunakannya akan..."

"Dimasukkan ke penjara sihir Azkaban!" lanjut Moody. "Nah, ada yang tahu salah satunya ?" tanyanya lagi. Kali ini semuanya mengangkat tangan kecuali Melody dan Harry ( :3 )

"Ya ? Mr Weasley ?!" tunjuk Moody pada Ron. "Um... Ayahku pernah bilang, um... Kutukan Imperius." jawab Ron gugup. "Ya-ya, ayahmu pasti tahu. Kutukan itu sempat menyusahkan kementrian beberapa tahun yang lalu. Karena, kutukan itulah yang di gunakan Dark Lord untuk mengontrol anak buahnya. Tapi, kita tidak tahu bagaimana ciri - ciri orang yang terkena kutukan itu atau pun tidak."

Lalu, Moody mengambil sebuah stoples berisi tiga labah - labah yang membua Ron mundur sedikit. "Imperio!" geram Moody. Dan labah - labah itu pun melayang kesana kemari dengan lambaian tongkat Moody. Beberapa anak perempuan menjerit ketakutan. Labah - labah itu tergelincir di meja Harry dan Ron membuat Ron mundur lebih jauh.

Kemudian, labah - labah itu mendarat di tempat Melody, Ginny, dan Liana. Melody menunduk menatap labah - labah itu. Kasihan, batinnya. "nah, apalagi ? Aku melemparnya meloncat keluar jendela ? Menenggelamkan diri ?" kata Moody sambil melempar labah - labah itu menabrak jendela yang tertutup. Lalu berusaha menenggelamkannya de dalam gelas, tapi labah - labah itu menolak.

Kemudian, Moody meletakkan labah - labah itu di mejanya dan berkata, "Ada yang tahu, kutukan selanjutnya ?" 

Semuanya menangkat tangan lagi, termasuk Neville. "Longbottom, kan ? Nah, apa itu ?" kata Moody. Neville sedikit gemetar lalu menjawab dengan suara pelan, "Kutukan Cruciatus." 

Harry Potter and the Goblet of FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang