|1| P A M F L E T

766 50 5
                                    

P A M F L E T♧ ♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P A M F L E T
♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Central Park, Manhattan, New York. 13.45 pm

Taman luas yang menjadi jantung kota New York masih dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan berbagai aktivitas di awal musim gugur. Tempat dengan luas sekitar 340 hektar itu, masih menjadi destinasi favorit bagi turis yang melenggang, berlibur ke salah satu kota besar di Amerika. Kota tempat semua hiburan, kemewahan, serta kesibukan menyatu padu.

Oke. Welcome to New York!

Disana, di tempat itu pula, tak jauh dari danau dan jembatan, seorang wanita muda duduk tenang sambil menunduk. Sesekali ia menyilakan anak rambutnya yang bergoyang tertiup angin, menutupi sebagian wajah ovalnya. Pandangannya lekat menatap buku besar di pangkuan, sedangkan tangannya tampak sibuk mengguratkan garis demi garis pada lembar kertas sketchbook. Membentuk suatu sketsa yang menggambarkan kesibukan di sekitarnya.

Ia mendongak, tersenyum menatap pemandangan di depannya. Tepatnya kearah anak-anak yang asyik bermain-main dengan riang di rerumputan. Melihat mereka, hatinya seketika merasa nyaman dan ikut bahagia. Udara ini, suasana ini, semua yang dirasakannya adalah sebuah kebebasan.

Sempat dia melirik saat seorang wanita berjalan mendekat. Sepatu hak tingginya bergemeletuk begitu bersentuhan dengan jalan. Menimbulkan suara tak... tak... tak... seiring langkahnya. Tubuhnya langsing dengan tampilan modis dan dandanan yang menarik. Mungkin usianya hanya terpaut dua hingga tiga tahun diatas gadis itu.

Ia menyedot minuman ringan dan langsung duduk disampinya tanpa permisi.

"Bagaimana kabarmu?" Wanita tersebut menyilangkan kaki. Ikut menatap kedepan.

"Lian, kau baik-baik saja, kan?"

Gadis disampingnya tak menoleh. Dia masih sibuk dengan sketchbook dipangkuan seolah tak ingin imajinasinya buyar karena fokus yang terpecah.

"Hmm, kau bisa lihat sendiri bagaimana keadaanku, kan?"

"Aku sedang mengkhawatirkanmu tahu! Siapa yang tidak kaget mendengarmu keluar dari perusahaan dan malah kabur ke New York untuk jadi pelukis jalanan seperti ini!" cerocosnya cerewet, membuat gadis bernama Lian itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Dia sudah cukup tahu bagaimana sifat sahabat yang dikenalnya hampir 4 tahun ini.

"Ini cukup menyenangkan, Kinan."

"Kembalilah ke Indonesia. Berhentilah bermain-main dengan hidupmu, ok?"

Gerakan tangannya terhenti saat itu juga.

"Kinan, Aku tidak bermain-main dengan hidupku. It's my choice! Jadi berhentilah membujukku untuk kembali," katanya yakin, bahkan tak ada nada gentar di suaranya.

"Aku bahagia dengan kehidupan baruku."

Kinan menoleh, menatapnya serius. Sialnya Lian malah sama sekali tak menghiraukannya.

[1st #TT] - The Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang