|7| SI J A H I L

186 22 6
                                    

SI J A H I L
♧ ♧ ♧ ♧ ♧

Mata Lian terbuka cepat begitu mendengar keributan diluar sana. Sesaat, dirinya mengerjap-ngerjapkan matanya tanpa mencoba bangun dari tempat tidur. Sayup-sayup, terdengar mesin kendaraan di telinganya, bersamaan dengan langkah kaki yang hilir mudik di depan flatnya.

Dia bangun. Mengucek kedua mata lantas turun dari tempat tidur dengan pandangan buram. Kantuknya tak bisa hilang akibat begadang semalaman. Bahkan watt matanya masih terbatas.

"Mereka berisik sekali!" gerutunya kesal. Segera disibaknya tirai tipis didepannya lantas melongokkan kepalanya setelah jendela dibuka.

Dia mengernyit menatap mobil pick up di bawah sana. Bisa dilihat, beberapa orang dari jasa pindahan keluar masuk flat dengan kardus-kardus besar di tangan mereka. Sejenak dia terdiam, mencoba mengingat kamar kosong di sebelah kompartemennya.

Flat sederhana yang ditingalinya memang jauh dari bangunan mewah di pusat kota sana, bangunan ini hanya terdapat dua lantai yang penuh dengan orang-orang sibuk. Maklumlah, semua tetangganya kebanyakan pria dan wanita karir. Hanya ada beberapa mahasiswa dan ibu rumah tangga yang dikenal Lian
dan sesekali menyapanya.

Yang dia tahu, hanya ada satu kamar kosong. Yaitu ruangan yang terletak di sebelah kirinya. Kompartemen bekas mahasiswa Prancis. Dia ingat, kamar itu sudah kosong sekitar 6 bulan yang lalu setelah mahasiswa itu mendapatkan gelar master degree-nya.

Dia langsung menutup jendelanya dan berjalan keluar kamar. Dibukanya pintu apartemen sambil menoleh ke kiri dan kanan. Memerhatikan orang-orang yang keluar masuk kompartemen di sebelahnya.

"Aliana? What are you doing?"

Lian menoleh kearah suara yang memanggilnya. Claire, penghuni ruang di sebelah kanan, datang dari supermarket dan langsung menghampirinya. Sekilas ia menoleh kearah orang dari jasa ekspedisi yang melewatinya.

"Tetangga baru?" tanyanya.

Lian hanya mengendikkan bahu. "Mungkin?" jawabnya tak yakin.

Kini gadis itu beralih memandang dua kantong belanjaan besar di tangan Claire. Dahinya bekerut, biasanyanya wanita itu hanya membeli pasta dan telur. Kesibukannya menjadi relawan membuatnya lebih sering makan di luar daripada masak.

"Kamu akan mengadakan pesta, Claire?" Lian bertanya penasaran.

"Inilah yang kusuka dari orang Indonesia. Sangat peduli." katanya dengan senyum sumringah lantas mengangguk, "Yap! Hari ini tepat wedding anniversary pernikahan ku dan Sam."

"Wow!" Lian terpukau. "Ekhem!! We're neighbour, right?" lanjutnya seraya menaik-turunkan alisnya.

Claire tertawa menanggapinya.

"Oke. Oke. Kami memang ingin kamu datang nanti malam. Jadi jangan masak, ya. Makan malam di tempat kami saja."

"I'm kidding, Claire."

"Ah, tidak apa-apa. Aku memang mengundangmu."

Orang-orang dari jasa ekspedisi tak lagi hilir mudik di depan ruangan mereka. Kini tampak seseorang dari kompartemen sebelah Lian keluar dari ruangannya. Dia berjalan mendekati gadis yang masih berdiri membelakanginya, sibuk bercakap dengan Claire.

Ditepuknya pundak Lian pelan.

"Aliana,"

Spontan kepalanya tertoleh ke arah orang yang memanggilnya. Ia terdiam mendapati seorang pria disana. Hampir saja tubuhnya terjungkal kebelakang kalau tak tertahan dengan Claire, saking kagetnya.

[1st #TT] - The Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang