|18| A M B I G U

113 16 0
                                    

A M B I G U
♧ ♧ ♧ ♧ ♧

"Bagus, loh, Mbak!"

Nahda berseru girang sembari mengangkat kanvas tinggi-tinggi. Ia tersenyum lebar, menikmati keindahan lukisan Lian yang melukiskan potret dirinya saaf tersenyum diantara bunga-bunga. Wajah manisnya tampak takjub, bak mentari yang bersinar di langit biru, begitu cerah dan hangat.

Lian tertawa kecil seraya memasukkan kembali semua peralatannya ke dalam tas.

"Ya sudah, itu buatmu."

Gadis di depannya langsung balik menoleh. Matanya membulat haru.

"Serius?" Dia meyakinkan.

Lian balas mengangguk. Kini, fokusnya terarah pada buk sket di pangkuan.

Nahda, gadis mungil dengan rambut sebahu itu kembali tersenyum lebar. Sudah sekitar 2 minggu ini Lian mengenalnya, orang Indonesia yang gemar menulis tapi melanjutkan studinya di Amerika fakultas ekonomi. Kebetulannya lagi, dia adalah penyewa baru di apartemen sebelah Lian yang dulu pernah ditinggali Dimas.

Dimas pun mengenalnya. Nahda adalah putri dari teman mamanya di Jakarta. Dan selama disini pula--setelah kebetulan baru bertemu beberapa waktu lalu, pria itu diminta untuk sekalian menjaga gadis tersebut.

Ting!

Lian melirik tas yang tergeletak di sampingnya. Sebuah pesan masuk, membuat aktivitasnya terhenti sejenak untuk membukanya.

Ivan : Kamu dimana?

Aliana : Di Central Park. Kenapa?

Ivan : Ngapain disana?

Aliana : Melukis seperti biasa. Cuacanya sedang bagus...

Lian membalasnya secepat mungkin. Hebat! Bahkan disela kesibukkannya Ivan bisa sempat menjawab pesannya hanya dalam beberapa detik. Ini rekor baru. Sejak mereka memutuskan bubar, entah perasaannya saja Ivan selalu dapat meluangkan waktu. Well, ini memang bagus. Lagipula dia kasihan kalau pria itu sering lembur sampai pagi dan makan tidak teratur. Yang seperti itu kan kebiasaan buruk. Sebab utama timbulnya segala macam penyakit.

Tak ada balasan lagi. Mungkin pria itu kembali sibuk dengan pekerjaannya. Kalau sudah begitu, dia segan mengganggunya. Namun, suara pesan masuk kembali mengalihan fokusnya.

Ivan : Ganggu kamu, ya?

Aliana : Nggak, lah. Santai saja.

Aliana : By the way, kenapa? Anything happen? Kantormu kebakaran?

Lian mencoba bercanda. Aneh saja tiba-tiba Ivan semanja ini. Biasanya juga dia tak mengacuhkan pesannya. Dia kan paling anti dengan yang namanya mengaktifkan ponsel saat sedang bekerja.

Ivan : Lunch break. Mag ku kambuh.

Aliana : makannya jangan telat makan!😑

Ivan : Ini juga bekal makanan sehat.

Ivan : btw, nanti malam ada acara?

Aliana : No. So what?

Ivan : Let's dinner.

Aliana : Berdua?

Ivan : Ajak Jessie, It's ok.

Aliana : Kinan? Semakin banyak semakin asyik.

Ivan : Kinan balik ke Indonesia. Sudah baikan sama suaminya.

Aliana : oke. Nanti aku ajak Jessie.

[1st #TT] - The Memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang