28 Desember 2016.
Jakarta.Tiga hari menuju pergantian tahun. 363 hari melewati perjalanan yang begitu sulit bagi seorang gadis yang memiliki cerita panjang di tahun yang penuh luka baginya. Di tahun itulah ia belajar banyak arti sebuah kehidupan yang sebenarnya. Tidak sulit baginya melewati hari-hari yang begitu berat untuk di jalaninya.
Sesulit apapun jalannya kehidupan, tetap harus dijalani kan?
Devita: Dian gue lagi need!
Gadis bernama Devita itu mengirim sebuah pesan kepada sahabat curhatnya sejak ia berada di kelas 2 SMA. Entah, kenalnya darimana tetapi mereka menjalani persahabatan yang benar-benar terbilang goals.
Dian💙: Apaan? Berisik lo
Balasan dari Dian muncul selang 10 detik dari pesan yang ia kirim.
Devita: Gila demi apa coba ava gue dikomen sma ank pling hitz popularitas nya di sklh. Gak
nyangka cuy!
Dian💙: Idih bhs lo gk ada yg bkin gue gak geli?Devita: serah anda. Intinya gue seneng, gimana klo dia emg suka sama gue?-
Dian💙: Elah baper lu mbak. Mnding lo tdr, spya bsk pagi lo bangun dgn kenyataan
Devita: tau ah lo mah gk ngedukung tmn sndiri. Gk asik
Tidak ada balasan sama sekali. Selalunya dan seterusnya akan seperti ini. Devita sangat terbiasa dengan chat yang hanya sebatas diread atau pun gak dibalas.
Yaudah gue tidur aja kali ya? Akhirnya, setelah sepuluh kali berpikir panjang Devita memutuskan untuk tidur. Malam itu pun senyap.
Hanya ada bulan dan bintang yang di luar satu sama lain melengkapi untuk menerangi bumi ini. Walaupun bulan hanya mendapatkan sinar bantuan dari matahari, tetapi inilah maksud dari ciptaan Sang Mahakuasa. Melengkapi satu sama lain dan menciptakan dunia ini dengan berpasang-pasangan.
Iyain.
☆☆☆
Alarm Waker berwarna biru berpadu warna merah berbunyi di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Hari ini entah mengapa Devita punya semangat baru. Apa karena semalam? Entahlah. Devita kini menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya kemudian menarik sudut bibirnya hingga menimbulkan sebuah senyuman.
Libur sehari memang seperti tidak ada artinya. Kali ini Devita butuh liburan untuk sebulan. Tapi, apa dayalah dirinya hanya seorang pelajar bukanlah seorang mahasiswi.
Dering message pun berbunyi dari handphone Devita. Ketika ia mengecek ternyata pesan dari operator. Cie pagi-pagi udah di nyarii sama doi. Membosankan.
Gak ada yang lebih menarik apa selain notif dari operator?
Flashback on
Bagas Agra: Bngun woy! Msh mimpikan lo?
Devita: Alah berisik lo! Gue udh bngun kali
Bagas Agra: Blg aja lo malu sama gue. Iya kan? Gmna lo mau jadi ibu yg baik buat anak2 gue kalo gini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Teen Fiction[ENDLESS WAITING] -- [BELUM DIREVISI] Tentang sebuah penantian yang harus berujung dengan kesedihan. Siapa yang tau dengan takdir? Bahkan kita pernah membayangkan skenario Tuhan akan selalu berjalan dengan indah seperti yang kita inginkan. Tapi baga...