22. Skenario Tuhan

35 3 0
                                    

"Do you still loving me? And i hope the answer is yes. Do you want to be mine?"
-R.A-

Kadang dunia itu berbalik. Dimana kita yang dulu berjuang. Akan ada saat dimana kita juga akan di perjuangkan. Percayalah, bahwa skenario Tuhan itu tidak pernah ada yang salah.
-DV-

Happy Reading💙

Sabtu yang cerah untuk pagi hari ini. Setelah lima hari berada di rumah sakit, tentu saja Devita merasa sangat bosan. Begitu juga dengan Kanya yang sudah keluar sebelum sehari dirinya keluar dari rumah sakit.

Pagi yang berbeda di hari ini. Di meja makan ia di temani dengan seorang Ayah dan seorang Adik.

"Pagi, pah" sapa Devita.

"Semangat banget kamu hari ini, Vit" ujar Dedy-Ayah Devita-

"Kamu kayak gak tau anak remaja sekarang aja, mas" sela Elia.

"Anak kita tambah gede yah, Ma. Udah tambah cantik lagi" goda Dedy.

"Ehmm.." Putra bergumam. Sedaritadi ia tidak di gubris oleh mereka bertiga.

"Uhh, putra kesayangan Mama juga tambah ganteng. Gimana sekolahnya?" tanya Elina.

"Yadong. Siapa dulu keturunan papanya" sela Dedy.

Serentak semuanya tertawa. Keluarga kecil itu merasa bahagia. Akhirnya, keluarga kecil itu bisa berkumpul kembali

Ketika semuanya sibuk dengan sarapan pagi hari ini. Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam.

Tok tok tok

"Bukain deh, ma" ujar Devita.

Elina pun berjalan menuju ke ruang tamu, untuk melihat siapa yang datang sepagi ini ke rumah. Elina sempat mengira itu adalah tetangga rumah. Tetapi, ketika ia membuka pintu. Elina sedikit terkejut.

"Assalamualaikum, tan" sapanya.

"Waalaikumsalam. Rizky kan?"

Rizky hanya menggangguk iya seraya tersenyum kepada Elina.

"Devita nya ada tante?" tanya Rizky.

"Ada dia lagi sarapan kok tuh di dalem. Kamu udah sarapan? Sarapan yuk bareng sama om dan tante di dalem" kata Elina.

"Udah kok, tan. Saya tunggu di sini aja deh, tan. Bilang Devita hari ini saya jemput dia bareng ke sekolah"

"Yaudah tante masuk dulu ya"

Lima menit Rizky menunggu Devita di sebuah kursi tamu di luar rumah. Akhirnya, terdengar suara bahwa Devita akan berangkat sekolah.

But, wait wait.
Elina tidak memberitahu kepada Devita bahwa yang datang tadi adalah Rizky. Justru Elina mengatakan pada Devita itu adalah tetangga sebelah rumah menanyakan arisan kepadanya. Elina berpikir ini akan menjadi sebuah suprise untuk putrinya.

"Yah, ma. Kok Devita harus naik angkot sih? Jam segini udah macet mahh. Bisa-bisa Devita telat lagi nih" omel Devita kepada Elina.

Elina hanya memberikan senyuman kepadanya. Terpaksa Devita menurutinya dan langsung pergi ke luar rumah untuk mencari sebuah angkot.

"Devita berangkat dulu, Ma, Pa" Devita pun mencium tangan Dedy, Elina, dan tak lupa dengan adiknya Putra. Tapi, sebaliknya adiknya lah yang mencium tangan Devita

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Begitu ia sampai di ambang pintu rumah. Devita benar-benar kaget melihat Rizky yang sedang memainkan gadget duduk di kursi tamu luar rumahnya.

Endless WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang