23. Senja dan Kebahagiaan

24 2 0
                                    

"Kalau Tuhan mentakdirkan kita untuk bersama semuanya bakal terjadi. Tapi kita gak bisa salahin takdir kalau Tuhan mentakdirkan kita untuk gak bisa menyatu"

"Terbuka sama sahabat itu salah satu cara buat menyelesaikan masalah lo dengan baik-baik"

"Gak semua orang bisa mengerti dengan apa yang kita rasain. Kadang mereka hanya menjadi pendengar bukan untuk memberikan solusi terbaik"

"Gak ada salahnya lo membuka hati. Tapi dengan satu syarat lo harus siap dengan segala urusan patah hati"

D

ua hari berlalu. Devita masih di selimuti dengan rasa dilema. Dia sama sekali belum merespons, ketika ia di tembak oleh Rizky di sebuah cafe. Devita juga belum mempunyai keberanian untuk menceritakan ketiga temannya. Dia mencari ide untuk segera menemukan jawabannya.


Sepulang sekolah tadi ia tidak bertemu dengan Rizky. Wajar saja seharian ia bersembunyi di perpustakaan. Dengan alasan yang receh ia mengatakan bahwa ia sedang menimba ilmu. Cih. Ketiga temannya sempat curiga, tapi ketika mereka mengintip Devita di perpustakaan. Anak itu benar-benar membaca sebuah buku sejarah. Ya sudahlah.

Devita kini membaringkan tubuh mungilnya itu ke kasur. Ia merentangkan tangannya dan menatap langit-langit kamar. Dia menghembuskan napas dengan kasar.

Mungkin ini karena gue takut di kecewain lagi ya? Tapi gak ada salahnya dong, Dev. Lo kasih kesempatan?

Devita mengacak rambutnya dengan asal. Sungguh menyebalkan. Dirinya lagi-lagi berada di kondisi terpuruk ini. Tiba-tiba nada notifikasi line berbunyi

Sejoli Kampret❤(4)

Andini: Jalan yuk gengss

Rani: Ke mna cyin?

Nabila: Ke mna aja yg pnting lo sneng

Rani: cih receh:p

Devita: yuk. Gue jga bosen drmh

Andini: rizky k mna emgnya?

Nabila: rizky k mna emngnya? (2)

Rani: rizky k mna emngnya? (3)

Devita: receh lo semua.

Andini: jgn marah2 bu, cpt tua lo ntar

Devita: au ah gelap.

Nabila: emg beneran gelap ya dev?

Rani: oon lu. Kagaklah-_-

Read 16;35

Andini is calling . .

"Halo kenapa, Din?"

"Lu dimana cyin? Kita bertiga udah kumpul dirumahnya si Rani"

"Jemput gue yakk"

"Cih tadi ngatain lo. Sekarang minta nyuruh jemput. Gak mau ah"

"Yaudah. Gue kagak pergi"

Endless WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang