"Ketika tuhan menghadirkan seseorang baru di kehidupanmu. Berarti kau juga harus siap dengan akhir yang berujung sedih atau bahagia"
Flashback On
02 Agustus 2016Nada notifikasi skyline berbunyi dari handphone Devita. Ia pun segera mengeceknya. Setelah dia membuka slide handphone nya, ternyata ia mendapat pesan dari Bagas.
Bagas: Dev, kirimin nomor arin sekarang. Lagi need please
Gue kira mau ngapain, nanya apa kek. Tau-tau cuma minta nomor handphone Arin doang. Asli bikin orang bete pagi-pagi.
Begitulah perasaannya setelah mengetahui isi pesan dari seorang laki-laki yang sampai saat ini ia harapkan.
Devita: Iya punya. Tunggu bentar gue kirimin
Dia pun mencari nomor telepon Arin lalu mengirimnya kepada Bagas. Terikirim!
Bagas: Ok. Thx!
Asli cuma dua kalimat doang? Parah badmood gue.
Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya untuk membersihkan rumah. Berhubungan ini hari minggu ia punya banyak pekerjaan rumah, apabila hari libur nasional Indonesia'-'. Lima belas menit ia membersihkan rumah, ia duduk di sofa lalu membuka slide handphonenya. Ternyata ada pesan masuk dari Bagas. Sebenarnya ia tidak membukanya, karena benar-benar badmood soal tadi. Tapi dia memutuskan untuk mengeceknya takut ada hal penting yang disampaikan Bagas kepadanya. Entah soal cinta atau membuatnya semakin badmood
Bagas: Devita Nayla Ranta bsk ada PR biologi, ya? Bantuin gue dong ngerjain. Lo tau sendiri gue gmna kalo soal PR. Entar gue kerumah lo deh, biar kita sama-sama ngerjainnya,
Devita sempat syok membaca pesan dari Bagas yang sekitar 5 menit lalu. Oke fix ini alay. Dia menjadi orang setengah gila sendiri saat mengetahui seseorang yang ia cintai selama ini mau mengerjakan PR bersama dia.
Devita: Demi apa lo mau kerumah gue? Bohong lo! Udahlah pagi-pagi jangan bercanda
Tapi tidak ingin kecewakan untuk kedua kalinya ia masih meragukan pesan dari Bagas tersebut. Jadi, ia memutuskan untuk membalas pesannya seperti itu. 3 menit setelah ia membalas pesan dari Bagas muncul lah balasan pesan darinya.
Bagas: Ngapain juga gue bohong pea. Ini urusan hidup dan mati gue besok. Pokoknya jam setengah empat gue kerumah lo. Awas kalo lo sampe gak ada dirumah gue kubur hidup-hidup lo besok!
Demi lo bahagia gue rela dikubur hidup-hidup!
Setelah membaca pesan itu Devita langsung melarikan diri ke kamarnya dan meloncat-loncat gak jelas karena sanking senang, bahwa Bagas tidak main-main ingin mengerjakan tugas bersamanya. Pagi itu pun ia terlihat bersemangat. Yang tadinya benar-benar badmood parah, senyuman di wajahnya kembali terlihat lagi.
☆☆☆
02 Agustus 2016.
16:00 WIB
Mana sih tuh anak. Janjiannya jam setengah empat, kok gak dateng-dateng sih. PHP banget jadi cowok!. Devi terlihat sangat kesal menunggu Bagas sudah setengah jam, namun tidak ada tanda kehadirannya. Dia pasrah. Pada awalnya memang dia percaya bahwa semuanya tidak mungkin terjadi. It's just a dream yang gak bakalan mungkin terjadi. Sore itu pun membuat semua harapannya sirna begitu saja. Menyesal telah mempercayai semua kata-katanya. Padahal ia sudah menghubungi Bagas tapi tidak mendapat respon sedikitpun darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Waiting
Novela Juvenil[ENDLESS WAITING] -- [BELUM DIREVISI] Tentang sebuah penantian yang harus berujung dengan kesedihan. Siapa yang tau dengan takdir? Bahkan kita pernah membayangkan skenario Tuhan akan selalu berjalan dengan indah seperti yang kita inginkan. Tapi baga...