25. Absurd

115 12 2
                                    

Angga dan Radit on mulmed🔥//bajunya kapel ciye//

***

Vina mendengus merasa bosan yang teramat sangat. Ia sudah selesai membaca novel yang ia beli sebelum pergi liburan.

Vina mendecak menatap ruang tengah. Hanya ada Radit dan Angga yang sedang bermain kartu. Raihan, Vano, dan Gilang sedang berada di kamar masing-masing. Sepertinya Gilang sibuk membersihkan kamarnya dan juga David yang kacau akibat ulah temannya tadi. Sementara Lisa-

Entahlah, cewek itu kembali mengurung diri di kamar. Tidur, sepertinya. Sedari tadi Vina sudah mengetuk pintu kamar Lisa berulang kali, namun tetap tidak ada jawaban.

Angga pun telah menceritakan bagaimana kronologis kandasnya hubungan Lisa dan David. Vina juga tahu, Lisa sudah putus dengan Gilang. Tadi ia menguping pembicaraan Lisa dan Gilang.

Vina menghela nafas, rasanya akhir-akhir ini banyak masalah yang menimpa dirinya dan juga Lisa. Mungkinkah ini karma akibat mereka selingkuh?

Vina pun memutuskan untuk pergi ke dermaga. Setelah mengambil jaket dan memakai sepatu, ia pergi ke luar villa. Udara dingin menyambut Vina ketika ia baru sampai di pintu. Vina menggosok kedua telapak tangannya, sesekali meniupkan tangannya untuk memberi rasa hangat.

Vina berjalan mengikuti jalan setapak. Ia memperhatikan ke arah depan. Terdapat pohon rimbun yang hampir mirip hutan kecil mengelilingi sekitar pinggir danau. Ia melewati jalan setapak di tengah hutan kecil itu. Suasana teduh membuat Vina melambatkan kecepatannya.

Vina menghentikan langkahnya kala melihat seseorang di depannya. Rizki ikut menghentikan langkahnya, menatap Vina sesaat. Kemudian ia mengalihkan pandangannya.

Vina mendesah pelan. Suasana canggung tetap tak terelakan walau mereka masih berjarak 4 meter. Setelah meyakinkan dirinya, Vina lanjut berjalan. Berbeda dengan Rizki yang masih diam di tempat. Menatap Vina yang mulai mendekatinya. Setelah beberapa langkah melewati Rizki, Vina menghela nafas lega.

Namun dalam hati Vina bertanya-tanya. Mengapa Rizki tidak memakai kacamata?

Kelegaan itu tak berlangsung lama. Rizki menahan lengan Vina sedetik kemudian. Tubuh Vina menegang, namun ia kembali menguasai dirinya.

"Kenapa?" tanya Vina datar.

"Gue mau jelasin soal-"

Vina memotong cepat, "Jelasin apa lagi Ki? Udah jelas lo nggak bisa percaya sama gue. Oke gue terima keputusan lo. Gue nggak akan nahan lo lagi. Silahkan lo pindah ke Aussie." Vina menyentak tangannya keras hingga terlepas dari genggaman Rizki. Namun Rizki menggenggam lagi tangan Vina yang lain.

"Gue sama sekali nggak menginginkan hal ini, Vin. Tapi keadaan yang memaksa."

"Bukan itu masalahnya. Masalahnya ada di diri lo yang nggak bisa naruh kepercayaan ke gue." Kata Vina spontan yang membuat Rizki bungkam.

"Udahlah, Ki. Gue udah ikhlas. Mungkin memang ini yang terbaik." Tambah Vina.

Rizki menggenggam tangan Vina, membawanya tepat di hadapan wajahnya. "Tetep jadi temen gue, Vin. Gue mohon."

Vina tersenyum simpul, "Pasti."

***

Peralatan BBQ kini sudah siap. matahari sudah tenggelam dari sejam yang lalu. Semua yang ada di sana bercakap riuh.

Radit dan Rizki yang bertugas memanggang daging. Sementara Vina dan Lisa menyiapkan minuman.

"Dagingnya lama banget sih," Angga menggerutu kesal.

DiseasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang