15. Stranger

145 22 6
                                    

Kasih bonus mulmed David Lisa leh uga kali ya...

Met satnight ea silahkan dibaca. Vote vote!

Lisa duduk dengan wajah lebih bersemangat. Dilihatnya Angga yang sudah duduk di sebelah Radit, dengan wajah berseri seperti biasanya. Sepertinya Angga dan Lisa sudah berbaikan, pikir Vina.

"Sa, lain kali kalo ngambek jangan ngurung diri di kamar. Gue akhirnya tidur di luar kan. Aku gak kuat dingin malah terpaksa tidur di luar. Lisa, apa yang kamu lakukan ke saya itu.. Jahad." Protes Vina dengan wajah yang dibuat sok sedih. Lisa mengernyit jijik, sifat alay yang dimiliki Vina belum juga hilang.

"Trus? Gue peduli?" Lisa menaikkan satu alisnya dengan cuek. Vina menendang kaki Lisa di bawah meja makan. Memang, posisi mereka bersebrangan.

"Besok lo yang nyiapin sarapan. Nggak ada penolakan." Tegas Vina.

Lisa memutar bola matanya, "Terserah kalo kalian semua mau sarapan jam 10. Gapapa."

"Lisa!" Vina menggeram layaknya seorang Ibu yang memarahi anaknya. Namun Lisa hanya memasang tampang datar seperti biasa.

"Bukannya lo tidur ditemenin Vano ya?" Celetuk Gilang yang membuat Vano nyaris tersedak. Bagaimana Gilang bisa tahu?! Wajah Vina memucat, ia melirik Rizki yang kini menatap Vina seolah meminta penjelasan.

"Bukan salah gue, Lang. Kamar gue juga dikunci jadi dimana gue tidur?" Vano melakukan pembelaan diri.

"Tapi kan semalem harusnya lo tidur di kamar gue, bertiga sama Gilang." Rizki angkat suara.

Mati lo, Van.

"Ya..ya gimana.." Vano menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kalo mau berantem jangan pake suara. Telepati aja." Ujar Lisa asal.

"Lo berantem sama Angga juga suaranya kedenger ampe bawah." Balas Vina. Lisa menatap Vina sengit, "Gue sama Angga berantem ngejauh dari kalian kali. Ya kan, Ga?" Lisa melirik Angga meminta persetujuan. Tangannya terulur dengan posisi telapak tangan menghadap ke Angga, meminta tos.

Angga menyeringai, "Yoi." Angga menyambut tangan Lisa dengan baik. Lisa tersenyum jahil pada Vina yang wajahnya tertekuk.

"Udah udah. Mending bahas yang lain aja." Ujar Raihan.

Vina menjentikkan jarinya dengan antusias, "Eh gue punya ide bagus!"

"Apaan?" Tanya Radit antusias.

"Morning!" Tiba-tiba seseorang berseru kencang. Semuanya menoleh, dan terdapatlah David dengan senyum menawannya tengah berjalan menghampiri mereka.

"Lah main masuk-masuk aje woy! Berasa punya villa sendiri gitu?" Ujar Gilang yang membuat David terkekeh. Gilang ber-toss ria dengan David. "Hey bro."

"Pintunya nggak dikunci jadi gue masuk aja. Gapapa kan ya, uhm.. Rifki?" David menunjuk Rizki dengan ragu.

"Rizki, nyet." Ralat Vina. David menyengir, "Eh iya, Rizki."

"Gapapa Vid, nyantai aja." Rizki tersenyum ramah.

"Morning, baby." Dengan cepat David mengecup pipi Lisa yang sedang menyuap makanannya. Lisa terkesiap, lalu memukul lengan David kuat-kuat.

"Aduh.." David berakting seolah kesakitan. Sementara Angga dan Gilang kompak membuang muka enggan melihat pemandangan itu. Vina menahan tawa menyadari ekspresi Angga dan Gilang.

DiseasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang